Seandainya ucapan itu memiliki wangi
Maka bersholawat adalah Wewangian yang paling wangi~Rumah Biru~
Navi memilih menemani suaminya duduk di shofa kamar, meluruskan kakinya yang juga sangat pegal karna 5 jam kebanyakan berdiri
Dia menyandarkan kepalanya di kepala Shofa namun langsung dipindahkan ke rangkulan suaminya
Otomatis Navi merapatkan duduknya persis disamping Gus Arash tanpa ada jeda
Jujur Navi degdeggan ada diposisi ini, dia sering duduk berdekatan seperti ini dengan Abah, Mbahkung dan Mas nya namun ini rasanya beda karna dia baru pertama kali berdekatan dengan Arash
Lelaki ke 4nya yang bisa memeluknya
Gus Arash sibuk membalas pesan yang mengucapkan selamat dari teman temannya diberbagai kota dan negara setelah dia memosting foto dengan istrinya
Sementara Navi ikut melihat itu atas izin dari suaminya sebelumnya
Kebanyakan kontak Gus Arash adalah lelaki kecuali para Asatidz banat di pondok ini dan saudari yang dia save
"Oh iya, Suraya belum save nomor saya kan ?" Tanya Gus Arash dan langsung di balas gelengan oleh Navi
Navi langsung mengambil hpnya di kantong gamisnya lalu menyerahkannya pada suaminya
Gus Arash menuliskan nomornya di hp Navi, lalu memberikan kembali pada Navi untuk dinamai terserah Navi
"Gus namain nomor hp Navi apa ?"
Gus Arash memberikan hpnya dan tertera 1 nomor yang disematkan bernama
Humairah Suraya ♡
Pipi Navi langsung terlihat semburat merah melihat nama itu
"Eh makeupnya belum dihapus yah ?" Tanya Gus Arash
"Udah tadi sama mba Farah"
"Kok merah ?"
Navi tak menjawab, dia malah menutup wajahnya yang terasa hangat dibagian pipi
"Cantiknya jangan ditutupin dong, kan suamimu ini ndak bisa lihat"
"Gus udah dong, dirangkul aja aku deg deggan jangan kaya gini lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Biru
Fanfiction"Apa kamu tidak punya malu melamar saya ? kamu perempuan Ustadzah Fikri" "Bukankah Sayidah Khadijah istri Pertama nabi pun melamar Nabi Gus ? apa salahnya ?"