RB ~ 24

6.6K 448 15
                                    


Ucapan adalah doa
Dia seperti tumbuhan hidup dan suatu saat akan ada buahnya

~Rumah Biru~

















5 hari setelah kepergian mbahkung Navi menjadi lebih pendiam, apalagi saat di Ndalem, dia lembuh sering dikamar Umi Aisyah, memeluk mbah utinya yg tengah sakit karna kehilangan suaminya

Dan di hari ke 5 ini, Arash mengajak Navi untuk pulang, mau bagaimanapun Navi ada tanggungan mengajar di Pesantren, dirinya pun ada tanggungan disana

Navi terpaksa mengiyakan dan pamit pada Mbah Utinya dan Mbahkungnya di Makam, Navi mencium lama Nisan berbahan kayu yang tertulis nama lelaki yang dia cintai itu

"Navi Ikhlas mbah, Mbah bahagia yah disana, tunggu Navi yah mbah, Jaga Navi yah Mbah"

Selesai Navi mencium nisan mbahnya disambung Gus Arash yang juga mencium nisan mbahnya itu

Keduanya juga sebelumnya sudah Izin ke Umi Shofia dan Abah Ahmad yg akan pulang juga di hari ke 7 nanti 

Selama 40 hari ini rencananya setiap Maghrib akan dilaksanakan Tahlil di Ponpes Annur

Sementara di Ponpes Darul Jannah akan dibacakan sampai 7 hari, juga beberapa Pesantren yang lain

Selesai itu, Arash menggandeng Navi menuju mobilnya, menggenggam tangan dari wanita ke 3 yang dia cintai setelah umi dan kakaknya itu

"Mas Rindu sama senyumnya Suraya" ucap Arash setelah masuk kedalam mobil

"Mas, apa Ikhlas itu sesulit itu yah mas ?"

"Sebensrnya bukan sulit Suraya, namun kamu yang belum terbiasa, kamu sudah terbiasa kalau ke tempat ini ada beliau, apalagi selama 5 hari Ponpes ini penuh duka, banyak ucapan duka cita dari Walisantri dan tamu bikin kamu rasanya sulit untuk ikhlas karna harus terus mengungkitnya, makanya di hari ke 5 ini mas ajak kamu pulang agar kamu tak berlarut Suraya"

Arash mulai menjalankan mobilnya keluar dari Pesantren yang lebih besar dari milik Abahnya itu

"Maaf nggeh mas kalau Navi 5 hari ini kurang perhatiin mas, berat mas melepas mbahkung"

Arash menggenggam tangan Navisha, menciumnya sejenak

"Gak masalah Suraya, Mas pernah ada diposisi kamu, dulu waktu Mbah Aminudin meninggal bahkan mas yang mengurusnya sendiri di Madinah, Mbah meninggal saat mas kuliah, dan mbah meninggal dikala Haji, mas hanya dikuatkan oleh Ami Habib yang kala itu ikut Haji juga, ya mau bagaimana pun mas harus ikhlas karna kapanpun itu mas, dan kamu pasti akan mengalaminya juga"

"Nggeh mas, matursuwun nggeh atas pengertiannya"

"Nggeh Suraya, Mas gak masalah kamu sedih kepergian mbahkung tapi mas akan melarang kalau Suraya meratapinya, terus mengingatnya dan membuat Mbahkung gak tenang"

"InsyaAllah mas"


*********************

Sampai di pondok, Arash langsung menjalankan mobilnya menuju rumahnya yang jaraknya 600 meter dari Ndalem utama

Sampai di rumah ternyata Navi sudah terlelap, memang selama 5 hari ini gadis itu susah tidur, dipeluk suaminya pun dia hanya pura pura tidur agar suaminya tak ikut begadang

Arash membuka pintu samping garasi lalu menggendong Navi menuju kamar, walaupun agak sulit dia membuka pintu kamar namun berhasil membuka sebelum Navi terbangun

Arash juga langsung merebahkan badan disamping istrinya, 2 jam perjalanan cukup membuat badannya agak ngilu Arash membuka hpnya dan ada beberapa pesan yang masuk dari nomor tak dikenal

Assalamualaikum Gus, Gus sudah pulang ke Pondok ? Ayah saya mau ngomong sama Gus

Arash tak mengenal siapa nomor itu, lalu ada masalah apa sampai orangtuanya ingin bertemu

Namun saat melihat foto profilnya ternyata foto Fikri menggunakan jilbab merah

Arash tak membalas pesan itu, dia menghargai istrinya, toh dia merasa tak punya masalah apapun dengan Fikri

Nomor Fikri pun dia hapus setelah Navi melihat beberapa Chat masuk dari Fikri yang minta dijenguk, Navi sedikit cemburu dan sempat mendiamkannya untung saja dia mengendalikan mood istrinya itu dan hanya 1 jam saja didiamkan

Alhasil Arash langsung menghapus semua nomor asatidz di hpnga

Navi memang bukan type wanita pencemburu / cemburu buta, dia bisa cemburu kalau ada hal yg keterlaluan namun jika hal itu masih diambang wajar dia masih bisa memaklumi

Hpnya kembali berbunyi 1 Notif masuk lagi dari nomor yang sama

Saya tadi liat mobilnya Gus di pondok, apa ayah saya bisa bertemu Gus ? Tolong jawab Gus

Arash merenyitkan dahinya, sepenting itu ? Kenapa tidak dengan Abah

Ada hal penting apa ?

Terlihat pesannya langsung terbaca dan disebrang sana orangnya tengah mengetikkan pesan balasan

Penting intinya penting Gus, bisa kami sowan sekarang Gus ? Sebelum ayah saya pulang

Arash tak mungkin menemuinya tanpa dampingan dari istrinya, bisa tidur diluar nanti

Saya dan istri saya baru sampai, mau istirahat dulu

Arash langsung mematikan hpnya lalu menutup matanya sembari memeluk istrinya

5 hari yang cukup melelahkan baginya karna selama 5 hari itu dia ikut semua kegiatan An Nur yang lebih padat daripada Darul Jannah
































**********************

Ustadzah Fikri mau apa ?

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang