RB ~ 20

7.8K 471 10
                                    


Ketika kita mencintai, perasaan kita akan merasakan ketakuttan, Takut kehilangan, takut berbagi dan takut berpisah

~Rumah Biru~















Navi sudah bersiap pagi ini menggunakan Gamis berwarna putih sesuai dresscode keluarga Ndalem setiap Khaul dan santri maupun wali santri ataupun tamu undangan dilarang menyamakan

Sama dengan Navi, Gus Arash pun menggunakan baju koko putih dengan sarung hitam motif putih dan peci hitam

Navi menggunakan kaos kakinya di shofa kamar sembari menunggu suaminya selesai wudlu

Acara khaul digelar jam 8 kurang 30 menit

Para wali santri sudah datang dan masuk ke Gor bersama putra putri mereka

Lantai 2 Gor yang biasanya untuk perpustakaan pondok kini dirubah menjadi tempat duduk Walisantri yg tidak kebagian didalam Gor

Disediakan layar proyektor juga

Begitupun dibagian halaman Gor hingga Masjid pun dijadikan tempat duduk walisantri

Walaupun ini Acara akbar namun sebisa mungkin didalam Gor semua Wali Santri akan dipisah untuk bapak dan ibunya mengurangi dosa tak disengaja bertempelan tubuh yg bukan mahram

Navi dan Arash keluar dari kamar, Arash pamit untuk langsung ke Gor mengecek kesiapan nanti sementara Navi duduk diruang tamu

Dia diperkenalkan oleh umi Khadijah sebagai mantu terakhinya, banyak yang memuji Navisha dan banyak pula yang menganggap Navi adalah gadis yang beruntung

Arash berjalan dengan gagahnya menuju Gor, banyak wali santri yang sudah datang memujinya, karna dia adalah putra satu satunya Abah Kyai Abdurahman jadilah semua mata tertuju padanya

Sampai di Gor ternyata semuanya sudah siap, Grub Hadrah pun sudah duduk ditempatnya masing masing untuk ceksound dan pembukaan menyandungkan beberapa syair

Tepat jam setengah 8 semua Tamu undangan lelaki sudah naik ke atas panggung dan ada pula yang duduk dibarisan lelaki paling depan

Begitupun tamu perempuan, Dzuriyah yg memakai serba putih duduk dibarisan paling depan, dilanjut tamu undangan baru Wali santri

Meskipun panggung cukup besar namun tetap disediakan layar proyektor dikanan kiri panggung untuk yang duduk dibelakang agar bisa melihat penceramah dengan jelas

Acara dimulai dengan membaca Yasin dan tahlil sebagai pembukaan lalu dilanjut dengan pembacaan Maulid Simthuduror

Maulid yang selalu di baca setiap malam Jum'at Kliwon di Pondok Asrama Banat maupun Banin

Jika bisa dikupas tuntas tentang Maulid ini mungkin gak akan pernah ada habisnya karna memang begitu banyak keistimewaannya

Salah satunya yang pernah disampaikkan oleh Al Habib Syeh BSA Tegal, beliau mengatakan bahwa Penulis Simthuduror Al Habib Ali Habsyi saat menulis kitab ini tidak sendirian namun didampingi langsung oleh Rosulullah

Abah Abdurahman duduk dipaling tengah sebagai Shohibul Bait, disampingnya ada Kyai Hasyim, Gus Ahmad sementara di samping kirinya ada Kyai Zaid dan Kyai Ahmad Al Munawar yang tak lain adalah ayah dan kakek Fatimah

Banyak Asatidz yang tak menyangka bahwa kedua ustadzah itu adalah keturunan Kyai besar yang Barokah pada Santrinya tak main main

Begitu tawadlu nya kedua putri Kyai itu

Namun walaupun Abahnya ada diatas panggung, Fatimah tak ikut dalam jajaran Dzuriyah, dia tetap membantu Asatidz lain menyiapkan suguhan karna kasihan jika kekurangan orang

Awalnya Navi juga ingin membantu namun Umi Khadijah melarang karna dia Menantu baru, lucu bukan jika ditanya "Menantunya mana Bu Nyai ?"

Lalu Umi Khadijah menjawab "itu lagi masak Nasi Mandhi" 😂😂

Seperti biasa, Maulid Simthuduror memang dibacakan tidak sampai akhir namun sampai Fashol Mahalul Qiyam saja itupun diakhir acara nanti karna kalau dibacakan sekarang akan semrawut

Santri akan berusaha kedepan meraih melati yang dilempar para kyai dan akan sulit untuk duduk kembali jadi diputuskan dari tahun ke tahun untuk mahalul Qiyam pasti diakhir acara

Setiap selesai membaca Fashol pun akan di beri jeda 1 syair yang dibawakan grub Hadrah

Selepas membaca Fashol ke 6 yaitu fashol Wa Mudzu, acara dilanjut dengan sambutan dan mauidzo Khasanah

Sambutan yg pertama dibawakan oleh ketua panitia Khaul yang diwakili oleh Gus Arash

Navi diam diam memotret suaminya yang dengan gagah mengucapkan terimakasih kepada pengunjung yang sudah hadir, beliau juga menyampaikan tentang maksud mengapa diadakan Khaul ini, tujuan dari Khaul ini itu untuk apa dan lain lain

10 menit Gus Arash menyampaikkan penyambutannya, beliau lalu mengucapkan salam lalu kembali duduk

Selanjutnya Sambutan dari Shohibul Bait dari Abah Kh. Abdurrahman bin Kh. Aminudin

Bukan hanya penyambutan, abah juga memberikan sedikit nasehat untuk para orang tua santri, pentingnya RELA saat melepas putra putrinya tuk mondok

Karna selain kemantappan hari si Santri sendiri, Keikhlasan orang tua melepas putra putrinya pun sangat penting

Kadang banyak santri yang tak betah karna orang tuanya dirumah pun masih sering keinget

Misal pagi pagi buka kamar mau membangunkan putra putrinya shalat subuh dan baru teringat bahwa anak anaknya sudah ada diPesantren lalu merindukannya

Hal itu akan nyalur ke anak anaknya dan membuat anak anaknya pun merasakan rindu yang sama

Selesai menyampaikkan amanah selama 45 menit dilanjut penyampaian nasehat oleh sang penceramah utama yang diundang dari luar kota.

Lalu terakhir membaca Fashol Simthuduror ke 7 dan Mahalul Qiyam

Navi ikut melemparkan Melati kebelakang para wali santri, banyak yang berebut berusaha menangkapnya sebagai oleh oleh semata

Selesai mahalul Qiyam dilanjut makan bersama di nampan, yang sudah disediakan 1000 nampan

Dan ada 4000 sajian untuk dibawa pulang yang dibungkus rapi dan dibagikan secara urut perkamar anak anaknya nanti di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan ada 4000 sajian untuk dibawa pulang yang dibungkus rapi dan dibagikan secara urut perkamar anak anaknya nanti di kamar

Selagi wali santri meminta Nasi Mandhi, para Dzuriyah dan tamu undangan pulang ke Ndalem untuk makan disana

Navi menggandeng Umi Shofia yang merasa agak  pusing karna banyak orang

"Umi langsung ke kamar aja yah mi, takut umi dan adek kenapa napa" khawatir Navi dan langsung diangguki Umi Shofia

Sampai di Ndalem, Navi izin ke umi Khadijah untuk mengantar umi Shofia ke kamarnya di lantai 2
































***********************

Dapet feel khaulnya gak ?

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang