Apa yang menurut kita baik belum tentu kita mampu
Namun apa yang sudah Allah takdirkan itu pasti baik dan kita mampu~Rumah Biru~
Berita bahwa Ustadzah Fikri melamar Gus Arash memang tak menyebar dikalangan Santri karna Asatidz dan pengurus memang sangat menjaga Privasi namun sudah tersebar diseluruh kepengurusan dan Asatidz Baik Banat maupun Banin
Bahkan adik adik kyai Abdurahman pun tau entah dari mulut siapa
Ustadzah Fikri pagi ini menemui Umi Nyai, dia memilih izin tak mengajar untuk menemui gurunya itu
Sampai di Ndalem ternyata umi tengah berbincang dengan Abah diruang makan
Ustadzah Fikri tak berani mengawali pembicaraan biarlah umi sadar akan kehadirannya dan memang tak lama umi melihatnya
"Fikri, kamu Hafidzoh kan ? Kamu juga masuk ke salah satu jajaran Ustadzah terlama disini, kamu mondok disini udah mau 10 tahun dari mulai Aliyah sampai kuliah sampai jadi Ustadzah, kenapa sampai lalai Sholat ?"
"Maaf umi, kepala Fikri kemarin rada pusing"
"Karna kebanyakan menangisi Arash ?"
Fikri dibuat bungkam, umi Khadijah memang tutur katanya lembut namun juga tegas, beliau bisa membungkam lawan bicaranya jika memang beliau yang benar dan tak ragu meminta maaf jika beliau salah
"Maaf umi"
"Fikri, Cinta kamu sama Arash itu ndak salah, boleh mencintai asal jangan berlebihan, baru ditolak aja kamu udah sampai ndak sholat 4 waktu, kalau liat anak umi nikah kamu mau apa ? Umi ndak pernah marah kaya gini kalo kamunya ndak keterlaluan Fikri"
"Nggeh maaf umi"
"Fikri, abah udah denger semua dari umi semalam, hal yang kmu lakukan semalam sama sekali tak mencerminkan sosok Ustadzah apalagi Hafidzah, menangisi lelaki hingga lupa waktu malah menyalahkan umi katanya kamu kaya gini gara gara umi, bukan gara gara umi, tapi kamu sendirilah sebabnya, kamu yang gak bisa mengontrol hati kamu"
Di ruang tamu hanya ada ketiganya dengan posisi Fikri duduk dilantai bertumpu pada lututnya sedangkan Umi dan Abah dikursi
"Maaf umi, Abah apa emang Fikri benar benar ndak bisa menjadi menantu Umi dan Abah ? Maaf tapi Fikri sangat mencintai Gus Arash Abah, Umi"
"Sekarang, Kamu abah Ta'zir bersihkan kamar mandi Ustadzah 2 komplek selama 2 minggu, hafalkan 100 Hadist Riwayar Bukhari" ucap Abah tanpa menjawab pertanyaan Fikri
Fikri hanya bisa menghembuskan nafas beratnya, harapan menjadi menantu kyai pupus malah dia mendapat ta'ziran sedang
Fikri kembali ke kamarnya, ke jemuran diatas kamarnya lebih tepatnya, ada tempat jemuran khusus ustadzah komplek ini yang ada diatas kamar mereka berbentuk seperti balkon
"Wanita seperti apa yang kamu idamkan Gus ?" Monolognya disela sela lamunannya, ada seseorang yang naik ke balkon jemuran itu juga
Dia adalah Navi yang akan menjemur pakaiannya setelah mengajar 2 jam pelajaran
"Eh Ustadzah Fikri, lagi apa ?" Basa basi Navi
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Biru
Fanfiction"Apa kamu tidak punya malu melamar saya ? kamu perempuan Ustadzah Fikri" "Bukankah Sayidah Khadijah istri Pertama nabi pun melamar Nabi Gus ? apa salahnya ?"