RB ~ 25

6.6K 466 13
                                    

Rasa takut kehilangan itu kadang muncul disaat kita tak biasa melihat dia seperti biasanya atau dia telah hilang dari pandangan mata

~Rumah Biru~























Navi bangun terlebih dahulu dari suaminya, dia melihat jam ternyata sudah jam 11 siang dan dia mungkin sampai dirumah jam 9 siang tadi

Navi memandang wajah tenang suaminya yang masih tertidur disampingnya, wajah tampan yang suaminya miliki benar benar dia amati, dia lihat baik baik

Pantas saja banyak kyai dari Pesantren lain ingin menjadikannya menantu, selain wajahnya yg rupawan, Akhlaqnya pun menawan

Navi merasa beruntung bisa menjadi pilihannya.

Navi merapatkan diri ke suaminya, tangan suaminya masih bertengger di pinggangnya

Dia memegang pipi suaminya yang halus, ada beberapa bekas jerawat dan cacar namun sama sekali tak mengganggu ketampanannya

Hidung suaminya memang tak mancung namun setidaknya ada tenggernya atau ada tulang yang menjulangnya dari pada hidungnya yang benar benar mendelep alias pesek

Jidad suaminya yg lebar kalau kata orang jawa tandanya akan menjadi anak pintar, Navi benar benar tak bisa berkata selain MasyaAllah melihat wajah suaminya yang tampan itu

Wajahnya yg putih juga menjadi salah satu daya tarik kaum hawa

Tanpa Navi sadari ternyata lelaki didepannya ini sudah bagun saat Navi mulai merapatkan badannya

Gus Arash langsung mengeratkan pelukannya membuat Navi yang tengah asyik menatap eajah suaminya terjingkak hingga tak sadar spontan menggeplak lengan suaminya

"Mas udah bangun ?" Tanya Navi memincingkan matanya

"Udah, mas biarin kamu natap wajah mas dengan puas karna kalau mas udah bangun pasti gak berani kan ?" Jawab Arash membuka matanya

Navi hanya nyengir saja lalu menaruh tangan kirinya ke pipi suaminya karna dia menghadap suaminya atau menghadap kanan sekarang

Gus Arash semakin erat mendekap Navi bahkan sekarang kakinya ikut melilit kaki Navi

"YaAllah mas iki istrimu bukan guling" ucap Navi karna kaki Navi terasa berat

"Kalo kata abah, Bantal guling yang bisa kentut"

"Hahahahaha"

"Udah puas belum mandangin wajah mas ?"

"Gak akan pernah puas hahahaha"

"Ganteng yah suamimu ?"

"Ya iyalah, fans nya aja sampai dari luar pondok"

Gus Arash terkekeh mendengarnya lalu mencium pipi istrinya yang gembul itu

Dia bersyukur istrinya sudah bisa ceria lagi meskipun masih butuh proses

"Mas mau makan siang apa ? Navi belum masak"

"Terserah, apa yang Suraya masak pasti mas makan"

"Kalo yang dimasak rumput atau batu ?"

"Gak masalah asal yang masak Suraya"

"Halah Gombal"

"Hahahahhahahaa"

Ditengah kemesraan keduanya suara dering telfon terdengar milik Gus Arash

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang