RB ~ 17

7.4K 498 12
                                    


Dia, gadis yang selalu menundukkan pandangannya, aku suka caranya berbicara, caranya bersikap, dan apapun yang dilakukan olehnya, aku menyukainya.

From : Gus Arash Hilman Al Naqib

~Rumah Biru~
























Acara selesai pas di adzan dzuhur, semua santri diminta untuk kembali ke Asrama untuk sholat dzuhur begitupun tamu undangan yang memang tak terlalu banyak karna Navi dan Arash ingin acara ini itu untuk santri jadi hanya ada beberapa ratus tamu undangan dan kerabat

Navi dan Arash digandeng lagi menuju ndalem untuk ganti baju

Bagi Navi Rasanya ingin rebahan sampai sore, padahal baru setengah hari tapi capeknya masyaAllah banget.

Sampai di Ndalem Navi diantar Fatimah mau naik ke lantai 2 namun Umi Khadijah melarang karna semua barang barang Navi sudah dipindahkan ke kamarnya Gus Arash

Fatimah tak berani ikut masuk jadi dia hanya membantunya sampai pintu dan pamit kembali ke kamarnya

Fatimah kaget sampai diasrama, Kompleknya sangat berantakan, ember baju kotor yang seharusnya di latar / tempat cuci di dekat kolam ini kenapa didepan kamar dan sudah tidak di ember

Untung saja kamar kamar semuanya terkunci jadi aman jika ini perbuatan maling

Tapi maling apa yang hambur hamburin cucian kotor ?

Semua Ustadzah komplek itupun kaget melihatnya namun tidak dengan Ivani, dia sudah tau siapa pelakunya

Ivani langsung menendang kamar 3 yaitu kamar Fikri dan kamarnya dulu sebelum pindah ke kamar satu

"Mau kau beresin, apa hidupmu yang aku beresin" ancam Ivani

Bayangkan panas panas ada hal yang bikin hati tambah panas, cucian yang kebanyakan tinggal jemur kini sudah kotor lagi

"BERESIN" bentak Ivani sembari menggebrak Pintu

Helma langsung menengahi, Ivani itu orang nekat, dia bisa saja main tangan dengan Fikri dan dijadikan alat oleh Fikri untuk membela diri

"Fik, mending beresin deh, ini cucian udah pada bersih loh jadi kotor gini, kamu kenapa jadi gini sih" ucap Ustadzah Helma

"Hiksss hiksss Gus Arasshhhhh" tangisnnya didepan pintu lemari sembari menekuk lututnya

"Oh gara gara Gus Arash nikah sama Ning Navi ? Ya bener deh gus Arash masih tau mana orang yang Waras dan mana yang udah koslet" hardik Ivani

"UsVan, jangan gegabah, dia itu bisa membolak balikkan fakta kalau kita gegabah dan lalai" bisik Raisa

"Orang kaya gini tuh emang pantesnya dikasarin, gak pantes dikasihanin, gak ada malunya, gak ada adabnya, heran kenapa gak abah keluarin aja sih kemarin"

"Van Hiksss tolong kalau mau marah besok aja hiksss aku lagi sedih banget hiksss"

"Gak peduli. Sekarang, beresin cucian ini, atau ku tarik rambut kau sampe lepas kulit kepala kau" ancamnya sembari menunjuk kearah Fikri

Fikri tak menghiraukan ucapan Ivani dia terus menangis hingga isakannya terasa memilukan

Gagal menjadi menantu kyai sekarang dihina teman temannya begitulah isi hati Fikri

"Oh, menantang rupanya kau yah" ucap Ivani hendak menghampiri Fikri namun di cegah oleh kawannya dan langsung dibawa ke kamar 1

Ivani diberi minum air putih untuk lebih menenangkan dirinya

"UsVan, inget si UsFik itu orangnya suka menggunakan kesempatan jangan sampai UsVan kasih dia kesempatan buat dia menutupi kesalahannya" nasehat Fatimah

"Kita kumpulin aja bukti bukti kesalahannya kita setorin ke abah setelah acara ini benar benar kelar, jangan sampe abah dan umi denger masalah ini, besok acara besar pondok, jangan sampe rusak hanya karna 1 orang" ucap Raisa yg dianggukki semuanya

Kita beralih ke sepasang pengantin baru yang sudah di kamar yang sama

Navi dibantu kakak iparnya melepas semua jarum pentul di jilbabnya, siang ini acara sedikit longgar hanya menyapa bebeerapa tamu saja

Tamu kebanyakan akan hadir besok karna sekalian Khaul namun tak sedikit juga yg hadir hari ini

Selesai membuka jilbabnya, Farah membantu Navi membuka gaunnya yg punya rok mengembang dan berat, dibantu juga oleh Adzam dan Arash

Kini Navi hanya menggunakan gamis mangset berwarna hitam

Dia langsung mengambil gamis brukat berwarna biru Dongker di kasur lalu ke kamar mandi untuk mandi dan berganti baju

Sementara Naya dan suaminya keluar kamar membiarkan kedua adiknya didalam kamar

Berbeda dengan Navi yang berganti pakaian dikamar mandi, Arash langsung mengganti pakaiannya dikamar, dia melepas semua pakaian pengantinnya lalu mengambil baju koko couple dengan Navi begitupun Sarungnya

Dia langsung duduk di Shofa kamar meluruskan kakinya

Tak lama Navi pun keluar dengan wajah yang sudah segar karna habis mandi, Arash yang sudah batal Wudlu langsung kembali mengambil air wudlu lalu sholat Dzuhur berjamaah dg istrinya

Sholat berjamaah pertama keduanya setelah sah menjadi suami istri

Keduanya sholat dengan Khusyu sampai shokat selesai, Arash menbalikkan badannya menghadap Navi lalu disalimi tangannya oleh Navi

"Capek gak ?"

"Banget Gus, pengin istirahat tapi gak enak sama umi pasti beliau juga lebih capek"

"Gapapa istirahat sebentar, tadi umi pun bilang begitu istirahat sebentar nanti jam 2 baru keluar kamar"

"Beneran gus ?"

"Iya, umi Shofia malah yang ngomong gitu"











































********************

Pada faham gak sama urutan acaranya ?
Menurutku masih masuk akal lah untuk acara pernikahan 5 jam dengan para undangan dan santri

Sementara undangan pesantren lain akan datang pas khaul

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang