RB ~ 28

6.6K 437 14
                                    

Cinta terbaik adalah saat kau mencintai seseorang yang membuat Akhlaqmu semakin indah, Jiwamu semakin damai dan hatimu semakin bijak

~Rumah Biru~


















Sesuai perkiraan cuaca tadi siang yg walaupun agak meleset namun tetap tepat karna malam ini Ponpes Darul Jannah dan beberapa desa di sekitarnya diguyur hujan yg sangat lebat membuat hawa dingin begitu menusuk tulang

Madin malam ini diliburkan, Hujan turun bersamaan dengan Adzan Isya dan hal itu membuat pengurus meminta Santri untuk belajar dikamar lalu istirahat karna hawa dingin bisa saja bagi santri yg tak kuat nanti akan drop

Semua santri juga saat baru mendaftar diberikan 2 selimut karna hawa dingin di Pesantren jika masuk musim dingin memang diluar nalar

Untung saja sebelum hujan, Gus Arash dan Ning Navi sudah ada dirumah, benar kata Umi Shofia, Nurut sama suami karna semua ucapannya kadang ada sebab akibatnya

Ning Navi awalnya meminta ikut sholat Maghrib dan Isya berjamaah di masjid namun Gus Arash memintanya agar pulang saja karna mau hujan dan akhirnya Ning Navi menyetujuinya

Kini keduanya tengah duduk setengah rebahan dengan jarak yang sangat rapat sembari menonton Film berlatar Pesantren yg sangat Navi kepo jalan ceritanya

Navi menyandarkan kepalanya di Dada suaminya dan memeluk pinggang juga kaki suaminya di shofa yg bisa dilebarkan itu

Keduanya pun ada dalam 1 selimut yang sama, menutupi badannya mencegah dingin yg masuk lewat lobang angin dirumahnya


Ditengah Film Navi teringat sesuatu yang membuatnya antusias membahas dg suami dari pada kekepoannya ttg film itu

"Mas, masih kenal Gus Manaf ndak ? Yg dulu kuliah bareng mas di Madinah"

"Putranya Kyai Hasan ?"

"Nggeh, inget kan ?"

"Kenapa memangnya Suraya ?"

"Beliau katanya dijodohkan dg Mba Fatimah, tapi mba Fatimah bingung mau nerima apa ndak, soalnya orangnya kan dingin banget"

"Kapan ? Kok ndak ada kabar kabar yah Ray ?"

"Katanya pas kita nikah itu mba Fat di kabarin sama Abahnya mau dijodohin sama Gus Manaf, kan kebetulan masih kerabat juga sama Mbahkung mas"

"Iyah, sama Mbah Aminudin pun masih kerabat Ray"

"Mba Fat katanya bingung mas karna istikharoh dan amalan amalannya belum ada jawaban"

"Kenapa NingFat masih ragu sama Gus Manaf Ray ?"

"Karna beliau orangnya kan dingin mas sementara mba Fat kan ceriwis banget, Liat Kucing tidur mangap aja ketawanya gak selesai selesai"

"Hahahaha persis seperti kakaknya berarti, Gus Farid"

"Enaknya gimana yah mas, Navi kasian sama mba Fat di tanyain mulu sama abahnya katanya apa jawabannya, karna gak enak sama keluarga kyai Hasannya"

"Coba suruh Fatimah menghadap umi, umi lebih faham tentang ini Ray"

"Iya aku juga udah ngomong gitu mas, karna aku juga ndak berani menyimpulkan walaupun aku sama Gus Manaf ada kerabat dan aku faham keluarga Gus Manaf"

"Mau tau satu fakta yg Abah Ahmad dan mas sembunyikan ndak ?"

"Hah ? Apa mas ?"

"2 tahun lalu sebelum Mas Akad Sirih buat kamu, ada orang diwaktu yang sama ingin mengkhitbah kamu lewat Mbahkung, persis dimana Mas juga kesana, dijam yg sama"

"Hah ? Siapa mas ?"

"Gus Manaf Ray, beliau mengutarakan rasa sukanya ke kamu pada Mbahkung dan Abah Ahmad tapi mbahkung meminta waktu, mbahkung akan istikharoh siapa yg pantas mendapatkan kamu. Mas atau Gus Manaf ataupun Gus dari Pesantren lain"

"Terus ?"

"Seminggu apa 10 hari yah mas agak lupa Mbahkung memanggil mas dan Abah Abdurrahman ke Pesantren lagi dan Mbahkung langsung nyuruh mas akad, kalo kamu tau gimana kagetnya mas, gemeternya mas Ray, mas ndak bawa uang kecuali uang 850 ribu itu, mas kira mas dipanggil mbahkung mau dibilang bahwa mbahkung milik Gus Manaf karna lebih dekat kerabatnya ketimbang mas, dan ya Alhamdulillah mbahkung milihnya mas"

"Oalah, kok Abah ndak cerita yah mas ?"

"Lupa mungkin Ray, kalau aja yah Ray mas telat 1 menit aja masuk ndalem, mas milih mundur ray, ya siapa yang ndak tau keistimewaan Gus Manaf"

"Mas bawa uang waktu itu 850 kenapa buat mahar 800 mas ? Kenapa ndak setengahnya, kan akhirnya mas pulang ndak bawa uang toh"

"Tapi bawa status suami hahahahha"

"Suami yg harus nunggu istrinya 2 tahun yah mas hahahaha"

"Nunggu kamu 2 tahun Itu syarat dari Mbahkung Ray, awalnya Abah nego biar ndak lama lama tapi kata mbahkung kalo ndak mau ya sudah, wong cucunya ini banyak yg naksir"

"Hahahaha mbahkung posesif yah mas"

"Jawab pertanyaan kamu tadi yah Ray, kenapa mas ngasih maharnya 800 ribu sebenarnya mau semua aja 850 tapi kata mbahkung, yakin ? Soalnya itu bener bener sisa uang mas, ya masih ada di ATM cuma mbahkung pengin liatnya yg didompet, Abah Ahmad awalnya cuma ngomong 500 aja buat mahar gapapa tapi mas mau nggambarin buat mbahkung dan abah kalau mas itu rela semuanya buat perempuan kesayangan mereka, akhirnya diputusin buat mahar 800 ribu yg 50 buat beli cilok hahahaha"

"MasyaAllah Alhamdulillah, makasih yah mas"

"Sama sama Suraya"

Keduanya kembali terdiam menikmati film yang masih berjalan, lebih menikmati hujan sih

Suara hujan sangat kencang hampir melebihi suara Volume TV

Terdengar suara petir, Navi langsung mengeratkan pelukannya di pinggang suaminya lalu bersembunyi di ketiak Gus Arash

"Takut petir Ray ?"

"Cuma kaget mas"

Keduanya memilih tak membahas apapun tentang Fikri dan kejadian tadi pagi meskipun kekhawatiran Navi pasti ada tentang hal yg akan terjadi kedepannya mengingat kawan ustadzahnya itu sangat terobsesi dg suaminnya





























*********************

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang