RB ~ 11

7K 524 7
                                    


Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu pakai dan kamu lepas semaumu. Mereka terhormat dan memiliki haknya

~Rumah Biru~

















Fatimah merasa heran pada teman sekamarnya, sedari tadi dia hanya melamun, ditanya kenapa jawabannya tidak apa apa

Hingga malam, Navi pulang mengajar diniah malam, Navi masih menjadi yang pendiam

Navi memang bukan type Ustadzah yang ceriwis, bukan juga Ustadzah yang galak, standarnya Ustadzah saja namun tetap saja diamnya seakan tanda tanya besar bagi Fatimah

Navi memang belum pernah masuk ke jajaran santri berprestasi, namun dia sering dilirik Pengurus karna cara bicaranya, tindakannya itu berbeda dengan santri lain kala itu

Dan ada 1 hal dari Navi yang hanya dilihat dari keluarga Ndalem. Yaitu Tawadlu nya

Dia gak mengakui dirinya sebagai Ning bukan karna tak bersyukur namun dia tak mau semua orang menunduk saat dia melewatinya

Dia juga ingin merasakan dunia Pesantren hanya sebagai santri biasa tanpa kawannya lain tau bahwa dia cucu Kesayangan Kyai Besar dari Ponpes An Nur

"Vi, kamu kenapa sih, cerita lah kalau ada masalah, kalo diem gini akunya bingung, takut juga"

"Aku bingung mba, mba bakal percaya apa engga mba"

"Kenapa aku bisa gak percaya Vi ?"

Navi menutup pintu kamarnya, kebetulan ini sudah jam 9 jadi tak begitu mencurigakan kalau dia tutup kamar jam segini walaupun biasanya jam 10

Navi mengunci rapat kamar itu lalu mengambil hpnya yg ada didalam lemari

"Mba tolong jaga rahasia ini sampai nanti abah yai yang mengumumkan bisa ?"

"Rahasia apa Vi ?"

"Bisa aku percaya mba menjaganya ?"

"InsyaAllah Vi, aku bakal jaga rahasia kamu"

Navi memberikan hpnya yg sudah menyalakan 1 vidio dimana abahnya tengah duduk berhadapan dengan Gus Arash di ruang tamu Ndalem Annur

Fatimah menutup mulutnya saat melihat Gus Arash mengucap Ijab Qobul atas nama Navi, sahabat sekamarnya

"Jadi kamu istrinya Gus Arash sekarang ?"

"Bukan sekarang mba, tapi 2 tahun lalu, vidio ini diambil 2 tahun lalu, dan aku bakal resmi nikah pas khaul mba"

"Ya Allah Masya Allah tabarakallah aku seneng banget Navisha, ya Allah selamat yah Vi" ucap Fatimah memeluk Navi

"Terus apa yang bikin kamu diem begini ? Seneng toh harusnya mau jadi menantu kyai Abdurahman"

"Reaksi Ustadzah Fikri gimana yah mba ? Aku takut sumpah mba"

"Ya Allah kamu ngelamun dari siang mikirin perasaan orang itu ? Eh aku juga penasaran sih Vi, ngamuk apa pura pura kesurupan yah Vi"

"Ih mba jangan gitu lah, aku beneran kepikiran mba"

"Vi, takdir Gus Arash itu kamu, bukan dia jadi gak usah fikirin perasaan dia, wong dia aja udah gak punya rasa malu kok, terang terangan minta jadi menantu umi udah gitu nyalahin umi lagi, dimana coba adabnya"

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang