RB ~ 10

7.9K 516 4
                                    


Tugas kita hanya menyampaikan kebaikkan
Adapun mereka yang membenci kita, gak perlu dendam
Biarlah Allah yang membalas

~Rumah Biru~













Navi langsung duduk disamping Mbah kungnya, tangannya langsung di genggam oleh Mbahkung sementara Kitabnya sudah ada ditangan Mbah Uti yanh ada disampingnya

"Mau ngajar ?" Lirih mbah kung yang dibalas anggukan oleh Navi

Gadis itu menyandarkan kepalanya ke pundah mbahkung nya yang tubuhnya lebih tinggi dari Dirinya

"Kenapa kok malah sama Gus Arash ?"

"Maaf Mbah"

Navi akan sangat manja dan lemah dengan kata kata lembut mbahkungnya, lihatlah sekarang dia merasa bersalah pada mbahkungnya

"Kenapa kok nangis ?"

Arash diperintahkan untuk duduk di samping umi Khadijah setelah menyalami yang mahrom disana

"Tadi Navi salah, Navi kepo kenapa Mbahkung kesini gak ngasih tau Navi, Navi nguping pembicaraan Abah yai dan Mbah kung, maaf Mbah kung"

"Bener gak perbuatan itu ?"

"Ndak mbahkung"

Semua yg ada disana hanya memperhatikan interaksi antara kakek dan cucu kesayangannya itu karna Navi adalah Cucu perempuan satu satunya

Semua Cucu Kyai Hasyim itu lelaki termasuk kaka dari Navi yang sudah menikah

"Maaf mbahkung, maaf"

"Iya ndak papa lain kali jangan yah"

"Nggeh mbah kung"

Kyai Hasyim menegakkan badan cucunya lalu menghapus air matanya dengan sorbannya

"Udah jangan nangis, udah gede malu sama abah dan umi yai nya itu loh, hiii masa ustadzah nangis di kelek' e (ketiak)  mbah kung nya" ledek kyai Hasyim dan langsung di tepuk pelan tangannya oleh Navi

Navi yang sudah selesai langsung menyalami Mbah Uti, Ummi dan Abahnya

Lalu kembali duduk disamping mbahkungnya

Entah apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sedang direncanakan dia tak tau

"Navisha, Mbah kung mau minta sesuatu boleh ?"

Navi langsung mengangguk

"Navisha tau kan semua kakak sepupu bahkan kakak kandungmu itu di jodohkan sama Mbahkung"

Navi kembali mengangguk

"Sekarang giliran Navisha yang mbahkung jodohkan, mau kan ?"

Navi tak menjawab, dia justru terdiam sembari memilin ujung sorban mbahkungnya yang ada dipaha mbahkungnya

"Mbahkung pengin liat cucu kesayangan mbahkung ada yang menjaga selain Mbahkung dan Abah, mbahkung juga yakin Navisha sudah besar, sudah tau mana yg benar mana yang ndak, Navisha sudah siap jadi istri lebih tepatnya, mau yah ?"

Rumah Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang