Chapter Two

99 11 4
                                    

(Japan Airlines, Incheon International Airport, Korea Selatan)

Mina duduk di kursi dekat jendela. Dia melihat pemandangan pagi hari di Korea untuk terakhir kalinya sambil menahan airmatanya. Dia telah meninggalkan teman-temannya dan segalanya untuk kembali ke Jepang.

Tiba-tiba, entah dari mana, seorang pria datang dan duduk di sebelahnya. Mina berbalik sejenak ke arah pria itu dan melihat kembali ke luar jendela.

"Halo, honey. Tebak aku ada dimana sekarang? Aku akan ke Jepang untuk menemuimu! Jika kamu mendapatkan voice ini, tolong dibalas, oke? Sampai jumpa. Aku mencintaimu. Aku merindukanmu." Pria itu berbisik ke ponselnya, namun bisikannya bisa didengar oleh Mina yang sedang bersandar di kursinya sambil memejamkan mata.

Pria itu mematikan ponselnya dan menyimpannya di saku celana. Mina merasa pria itu terlalu dekat dengannya, dia pun membuka matanya dan melihat ke arah pria itu. Pria itu tersenyum pada Mina. Setelah itu, dia memasang sabuk pengamannya.

"Kau terlihat tidak nyaman. Apakah ini pertama kalinya kau naik pesawat? Jangan gugup, nanti bisa jadi fobia lorh. Untuk menghilangkan fobiamu, namaku Bambam." Ucap Bambam sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Mina. Tiba-tiba Mina muntah di baju Bambam.

"Oh, shit! You are so rude, girl." Bambam meninggikan suaranya, menyebabkan seorang stewardess mendatangi mereka.

"Maaf, tuan. Ada apa, ya? Nona, apakah anda baik-baik saja?" Stewardess itu bertanya pada Mina.

"Tentu saja, dia baik-baik saja! Kenapa anda bertanya padanya? Kenapa anda tidak bertanya padaku? Akulah yang sial di sini." Bambam meninggikan suaranya lagi, kesal pada stewardess itu.

"S-saya minta maaf." kata Mina. Dia merasa sangat bersalah atas kecelakaan kecil yang tidak sengaja dia lakukan.

Bambam bangkit dari tempat duduknya mengabaikan permohonan maaf Mina.

"Thank you so much!" Ucap Bambam. Dia langsung pergi ke toilet sambil membawa ranselnya untuk berganti pakaian.

Beberapa saat kemudian, datang pria lain duduk di kursi di sebelah Mina tadi. Dia sedang memasang sabuk pengaman ketika Mina secara tiba-tiba menegurnya.

"Tuan? Anda bisa duduk di sini. Saya akan.." Ucap Mina sambil bangkit dari tempat duduknya tetapi kata-katanya dipotong oleh lelaki itu.

"It's okay, kamu duduk saja di situ."

"Maaf soal tadi. Saya akan membelikan tuan baju yang baru nanti."

"Baju?" Pria itu mengerutkan keningnya.

"Saya rasa ada banyak baju yang sama seperti yang tuan pakai barusan."

Lelaki itu masih dengan ekspresi kebingungan. Sepertinya Mina masih belum bisa mengecam pria di sebelahnya itu adalah orang lain.

"Pak, ini tempat dudukku. Mengapa anda duduk di sini?"

Pria yang kini berusia 32 tahun itu merasa dirinya dipanggil, menoleh ke arah suara itu. Dia telah memperhatikan Bambam sejak pria asing itu mengganggu gadis di sebelahnya. Bambam juga tanpa merasa bersalah telah mengambil tempat duduknya.

"Saya pikir anda yang telah duduk ditempat duduk saya sedari tadi. Jika anda tidak percaya, anda bisa melihat tiket anda dan mari kita menyelesaikannya dengan baik. Bagaimana?"

"Tapi gadis ini adalah istriku." Jawab Bambam.

Mina yang mendengarkan kata-kata Bambam tersontak kaget.

When The Rain Falls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang