(Mansion Keluarga Chou)
"Kamu sudah memikirkan semasaknya untuk membatalkan pernikahan kalian ini, huh? Tinggal beberapa hari saja lagi, Jeongyeon-ah. Jangan mempermalukan keluarga kita."
"Aku benar-benar minta maaf appa, paman dan semuanya. Aku tahu bahwa keputusanku ini telah membuat semua orang marah dan kesal. Tapi aku benar-benar tidak bisa melanjutkan pernikahan ini lagi."
"Tapi kenapa?"
Jeongyeon tidak menjawab pertanyaan appanya, dia menatap sekilas ke arah Irene yang sedang menahan air matanya. Apakah dia benar-benar bersedih akan perpisahan itu atau hanya ingin menutupi kebenaran yang telah mereka janjikan.
"Itu karena aku sudah jatuh cinta pada seseorang, appa."
Hati Jeongyeon terasa sedikit lega setelah mengungkapkan itu di depan keluarganya.
"APA?! Bagaimana kamu bisa mencintai orang lain ketika kamu sudah bertunangan dengan Irene dan kalian juga akan segera menikah?"
"Maafkan aku, appa. Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa jatuh cinta padanya. Tapi yang jelas Irene dan gadis itu sama sekali tidak bersalah dalam masalah ini. Hanya hatiku yang sudah tidak ada lagi rasa cinta buat Irene. Gadis itu juga sedang hamil anakku. Maafkan aku, Irene."
"Mwo?!" Semua yang ada disana kaget dengan pengakuan Jeongyeon. Begitu juga Irene. Reaksinya seakan tidak percaya atau Jeongyeon hanya ingin mengarang cerita.
Jeongyeon sudah menundukkan kepalanya. Dia tahu pasti kalau kedua orangtuanya dan Irene akan memarahinya. Tidak ada jalan lain, hanya itu yang tiba-tiba terlintas di kepalanya.
Untuk menyelamatkan Irene dari ketahuan keluarganya, Jeongyeon harus membohongi mereka semua. Di sini dialah yang harus menjadi sang pelaku yang paling bersalah.
Mengingat nasib wanita yang dicintainya juga sama, ia pun menginginkan yang terbaik untuk Irene agar nasib anak dalam kandungannya kini terlindungi.
Irene dan kekasih gelapnya itu harus bertanggungjawab dengan apa yang telah mereka lakukan.
"Kandungannya sudah berapa bulan sekarang?" Tanya appa Jeongyeon.
"Sudah enam bulan sekarang."
"Apakah orangtuanya sudah tahu?"
"Sudah, appa. Aku ke Jepang baru-baru ini karena aku pergi menemui keluarganya untuk membicarakan soal pernikahan kami."
"Cukup! Semua ini tidak bisa diterima lagi, nak Jeongyeon. Berani sekali kau mempermainkan perasaan putriku di belakangnya selama ini. Tidakkah kau memikirkan perasaannya ketika kau melakukan hal buruk seperti itu?" Berang appa Tzuyu.
Sekali lagi Jeongyeon terdiam dan semakin menundukkan kepalanya di depan semua orang.
Tzuyu yang ada disana saat itu juga merasa ingin meninju Jeongyeon seperti yang dia lakukan pada Chaeyoung karena Jeongyeon berlaku curang pada kakaknya. Namun dia menahan diri karena orangtuanya ada bersama.
"Jadi kamu berbohong pada appa dan eomma dengan mengatakan kamu ke sana karena urusan kerja? Tapi kamu malah melakukan ini di belakang kami?"
"Aku tidak bermaksud untuk berbohong pada appa dan eomma tapi aku juga harus bagaimana. Aku juga bingung untuk mengakuinya. Aku benar-benar ingin meminta maaf pada semuanya."
"Jeongyeon-ah, kami semua tahu kalau kamu sudah terlalu dewasa untuk bertingkah seperti anak kecil. Appa tidak pernah mengajari anak-anak appa untuk menyakiti hati wanita tapi lihat saja apa yang telah kamu lakukan. Kamu benar-benar mempermalukan keluarga kita di depan keluarganya Irene."

KAMU SEDANG MEMBACA
When The Rain Falls
Fanfiction"Sejujurnya kau bukan yang pertama bagiku. Orang asing yang tiba-tiba datang menyelamatkan hidupku. Aku merasa berhutang budi atas semua kebaikanmu padaku dan tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu. Pergilah.." - Mina Sharon Myoui. "Kamu juga b...