Keputusan Jeongyeon untuk melakukan perjalanan ke Jepang untuk bersama Mina dipicu oleh kekhawatiran mendalam dan keinginannya untuk memberikan dukungan selama masa sulit ini.
Dengan pemikirannya yang tertuju pada perjalanan selanjutnya, Jeongyeon membuat persiapan yang diperlukan untuk perjalanannya dari London ke Jepang. Ditemani sekretarisnya yang setia, Shin Yuna.
Mereka memulai perjalanan di Bandara Heathrow London, di mana mereka mendaftarkan bagasi dan menjalani prosedur keamanan.
Setelah menaiki pesawat, Jeongyeon duduk di kursinya, pikirannya dipenuhi dengan pemikiran tentang Mina dan bayinya yang akan lahir.
Penerbangan dari London ke Jepang biasanya memakan waktu sekitar 11 hingga 12 jam, tergantung pada rute spesifik dan persinggahan apa pun. Jeongyeon tahu jam-jam ke depan akan terasa lama, tapi dia bertekad untuk mencapai sisi Mina secepat mungkin.
Selama penerbangan, Shin Yuna menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luangnya. Dia menonton film, membaca buku, dan bermain games di ponselnya, menemukan hiburan di kebersamaan satu sama lain.
Sementara Jeongyeon hanya diam dan melamun sepanjang perjalanan mereka. Dia tidak makan atau minum selama beberapa jam meskipun dipaksa berkali-kali.
Hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran, pikirannya terus-menerus melayang memikirkan Mina dan situasi yang menantinya di Jepang.
Seiring berlalunya waktu, pesawat akhirnya mulai turun menuju Bandara Internasional Narita di Tokyo, Jepang. Jeongyeon bisa merasakan gelombang emosi mengalir dalam dirinya saat pesawat mendarat di tanah Jepang. Dia tahu bahwa perjalanannya hampir tiba, dan dia akan segera berada di sisi Mina.
Setelah turun dari pesawat, Jeongyeon dan Yuna berjalan melewati bandara, mengikuti rambu menuju area imigrasi dan bea cukai. Mereka dengan sabar menunggu dalam antrean, antisipasi mereka semakin meningkat setiap menitnya.
Akhirnya, Jeongyeon dan Yuna melewati imigrasi dan mengambil koper-koper mereka. Mereka melangkah keluar dari bandara yang keramaian, disambut oleh pemandangan dan suara Jepang. Jantung Jeongyeon berdebar kencang karena kegembiraan dan kegelisahan saat dia menyadari bahwa dia sekarang sudah berada tidak jauh dari Mina.
Tanpa membuang waktu, Jeongyeon dan Yuna berjalan menuju area transportasi, dimana mereka memanggil taksi untuk membawa mereka ke rumah sakit tempat Mina menginap. Perjalanan dari bandara menuju rumah sakit akan memakan waktu kurang lebih 1 hingga 2 jam, tergantung kondisi lalu lintas.
Saat taksi melewati jalanan Tokyo, Jeongyeon merasakan perasaan mendesak yang muncul dalam dirinya. Dia ingin berada di sisi Mina, memberikan kenyamanan dan dukungan selama masa sulit itu.
Setelah waktu yang terasa lama sekali, taksi itu tiba di rumah sakit. Jeongyeon dan Yuna segera membayar ongkosnya dan bergegas masuk ke gedung itu. Dengan setiap langkah melewati koridor rumah sakit, tekad Jeongyeon semakin kuat. Dia tahu bahwa dia telah mengambil keputusan yang tepat untuk bersama Mina, dan dia siap menghadapi apapun yang ada di depannya.
Saat Jeongyeon mendekati ruangan tempat Mina berada, dia menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya untuk bergabung bersama keluarga yang menantinya. Dia tahu bahwa perjalanan dari London ke Jepang adalah perjalanan yang panjang dan sulit, namun perjalanan itu membawanya selangkah lebih dekat untuk berada di sisi Mina, dan itulah yang terpenting.
Saat dia mendekati ruangan tempat Mina melahirkan, dia bisa mendengar suara Mina dalam kesakitan dan kepayahan.
"Appa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Rain Falls
Fanfiction"Sejujurnya kau bukan yang pertama bagiku. Orang asing yang tiba-tiba datang menyelamatkan hidupku. Aku merasa berhutang budi atas semua kebaikanmu padaku dan tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu. Pergilah.." - Mina Sharon Myoui. "Kamu juga b...