Chapter Seven

78 11 2
                                    

(Myoui's Mansion)

Dua hari kemudian..

Tidak ada yang dilakukan Jeongyeon selain duduk di kamar setelah semua orang melakukan pekerjaan mereka masing-masing. Mertuanya sudah pergi bekerja, begitu juga Myoui Kai.

"Ternyata aku sudah seminggu di sini. Aku bahkan lupa dengan pekerjaan yang harus kuselesaikan. Untung saja Jihyo sering mengingatkanku. Merasa malas untuk memulainya lagi, karena jika aku sudah sibuk, aku pasti tidak akan punya waktu untuk menemani Mina." Ucap Jeongyeon pada dirinya sendiri.

Saat ia membuka ponselnya untuk melihat data yang telah diupdate oleh Jihyo, tanpa sengaja ia melihat foto Irene. Jeongyeon berpikir sendiri. Jeongyeon mencari nomor pacarnya itu dan segera menghubunginya, namun panggilannya tidak dijawab seperti sebelumnya.

"Mungkin dia sedang sibuk dengan syutingnya dan tidak mahu diganggu. Lebih baik aku turun ke bawah untuk mengambil minuman."

.
.
.
.

Ckit! Ckit!

"Oke, yang terakhir. Senyum.." Ucap Seulgi yang sedang mengambil foto Irene.

Sadari tadi, Irene terlihat kurang sehat dan wajahnya sangat pucat. Dia menahan rasa mual di tenggorokannya yang mengganggu tidurnya sejak tadi malam. Seulgi memfokuskan lensa kameranya ke arah wajah Irene. Dia melihat Irene semakin lemas di hadapannya.

"Kau baik-baik saja, Irene?" Tegur salah satu model yang juga bekerjasama dengan Irene saat berada di Jepang.

"Ya.. Aku baik-baik saja. Aku hanya pusing.." Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Irene akhirnya rebah ke lantai. Untungnya, Seulgi sempat menyambutnya.

"Hei, Irene? Kau kenapa?" Tanya Seulgi lagi.

"Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku hanya pusing?"

"Seulgi oppa, aku akan ke belakang sebentar untuk mengambil air buat Irene. Bisakah oppa menjaganya sebentar?"

"Ne.. Aku bisa."

Setelah gadis itu pergi, Seulgi yang berpura-pura seperti tidak memiliki hubungan apapun dengan Irene langsung mendekati Irene. Ia menyentuh dahi Irene yang berkeringat meski kini mereka berada di dalam AC.

"Ish! Jangan sentuh. Beri aku asam itu. Tenggorokanku masih terasa mual."

Mahu tidak mahu, Seulgi meraih sebungkus asam yang ada di atas meja, lalu memberikannya kepada Irene.

"Ayo, ke klinik. Siapa tahu kau menjadi seperti ini karena kau terlalu lelah."

"Aku tidak mahu. Aku masih bisa menahannya dengan asam ini. Aku akan baik-baik saja setelah aku minum air."

"Benar ini? Kau membuatku khawatir."

"Ini Irene, air untukmu. Maaf, aku tidak menemukan air dingin di belakang, jadi aku mengambil air mineral ini saja. Tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa. Terima kasih, Solar."

Seulgi tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Jika dia menunjukkan kekhawatirannya yang berlebihan, orang-orang akan mengetahui hubungannya dengan Irene. Jadi dia membiarkan Solar menemani Irene istirahat dan mereka menghentikan sesi syuting hari itu.

.
.
.
.

Ceklek!

Mina baru saja keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual mandinya. Ia yang hanya mengenakan bra dan celana dalam hitam namun terbungkus handuk, hanya keluar begitu saja. Karena dia sudah memastikan kalau Jeongyeon tidak ada di kamar tersebut, makanya dia berani keluar seperti itu.

When The Rain Falls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang