Pagi itu, Irene duduk dengan gelisah di atas mangkuk toilet sambil menunggu keputusan yang dia harap tidak akan pernah terjadi. Sudah beberapa hari dia muntah, tenggorokannya terasa mual dan tidak enak badan.
Sementara di luar toilet, Seulgi dengan sabar menunggunya sambil memainkan jemarinya. Tidak lama kemudian, hasil yang ditunggu-tunggu menunjukkan hasil yang positif. Irene menggeram frustasi. Dia menekan flush mangkuk toilet sebelum keluar dari situ.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Kang Seulgi.
Irene hanya menatapnya tajam. Seulgi yang melihat itu masih ingin mendengar jawaban keluar dari mulut Irene sendiri.
"Irene?"
"Aku mahu menggugurkannya."
"Tidak! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku ini ayahnya dan anak ini tidak bersalah."
"Tapi aku tidak menginginkan anak ini dan itu semua salahmu! Sudah aku katakan berkali-kali, setiap kali kita melakukan itu tolong gunakan protection. Kenapa kau begitu bodoh?! Aku tetap mahu menggugurkannya. Aku tidak peduli."
"Aniyo! Tidak untuk kali ini. Aku mohon. Aku tidak ingin dihantui rasa bersalah atas apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Kali ini aku bertekad, aku ingin kita menjaga anak ini. Aku akan bertanggungjawab."
"Aku tidak mahu! Apa yang harus aku katakan kepada Jeongyeon nanti jika ini terungkap?"
"Kita beritahu saja yang sebenarnya kepada Jeongyeon dan setelah itu kita menikah. Aku sudah lama memikirkannya, Irene. Aku juga tidak mahu kita terus menerus membohongi tunanganmu itu."
.
.
.
.(Yogiyo Co., Ltd., Tokyo, Jepang)
Jeongyeon dan Amber sekarang berada di ruang kebesaran Jeongyeon. Mereka sedang memeriksa CCTV yang ada di dalam ruangan wakil presiden HR cabang perusahaannya di Jepang.
"Bagaimana kau bisa berpikir untuk meletakkan kamera kecil di ruangannya? Bukankah itu membutuhkan banyak pekerjaan?" Tanya Amber yang sedang memeriksa setiap bukti CCTV yang disimpan di laptop pada Jeongyeon.
"Aku tidak mahu pisang berbuah dua kali. Sebelumnya, aku dan Jihyo terlalu percaya padanya, tapi kali ini tidak. Meskipun kami sudah memecatnya dan menggantinya dengan pegawai yang baru. Bisa jadi mereka bersekongkol di belakang kita."
"Kau orang yang sangat teliti, Jeongyeon-ah. Jika aku jadi kau, aku akan meminta ganti rugi padanya lalu aku akan memecatnya."
"Aku tidak mahu orang seperti itu masih terlepas di luar sana, Amber. Bagaimana jika dia melakukan itu pada orang lain? Bahkan pada perusahaan yang lebih kecil dari Yogiyo ini? Tapi kita juga tidak bisa menuduhnya tanpa bukti yang kuat."
"Hahaha.. Perusahaannya terlilit banyak hutang tapi kau masih memikirkan orang lain. Kau juga ternyata orang yang aneh."
"Yah! Itu namanya kemanusiaan. Dan sifat itu juga yang membuat Yoo Jeongyeon hanya ada satu dari jutaan orang di dunia ini. Lagi pula, hutang perusahaanku hanya ini. Tidak ada yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Rain Falls
Fanfiction"Sejujurnya kau bukan yang pertama bagiku. Orang asing yang tiba-tiba datang menyelamatkan hidupku. Aku merasa berhutang budi atas semua kebaikanmu padaku dan tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu. Pergilah.." - Mina Sharon Myoui. "Kamu juga b...