Hari pertama kehidupan pernikahan bagi Jeongyeon dan Mina adalah pengalaman baru yang luar biasa. Saat matahari terbit, memancarkan cahaya hangat ke dalam kamar mereka, Jeongyeon terbangun dari tidur nyenyaknya,
Saat dia ingin berbalik ke arah yang berlawanan dari posisi tidurnya, dia menemukan seorang gadis sedang tertidur pulas di sebelahnya.
Dia sangat terkejut dan ingin berteriak, Tapi tidak jadi. Karena apa? Karena kecantikan gadis itu yang tak tertandingi dengan kecantikan apapun yang ada di dunia ini, yang membuat dunia Jeongyeon juga seakan berhenti untuk seketika.
Itu adalah impiannya di setiap awal hari barunya, hal pertama yang ingin dia lihat ketika dia bangun dari tidurnya adalah wajah cantik gadis itu.
"Yeppeuda.." Gumam Jeongyeon.
Namun suara rengekan lembut menariknya kembali ke dunia nyata. Butuh beberapa saat baginya untuk menyadari bahwa itu adalah suara tangisan chingu-yah.
Jeongyeon baru menyadari kenyataan statusnya saat ini. Ternyata di sebelahnya itu adalah istrinya, Mina. Kenyataan akan status barunya sebagai seorang suami mulai meresap. Mereka sekarang adalah satu keluarga, dan mereka siap menghadapi apapun yang menghadang mereka, bersama-sama.
Berhati-hati agar tidak membangunkan Mina, dia diam-diam turun dari kasur dan berjingkat menuju kasur bayi yang ditempatkan di ujung lain ruangan. Pemandangan si kecil yang menggeliat dan merintih menarik hatinya. Dia adalah orangtua baru dan segalanya terasa begitu baru dan sedikit canggung.
"Annyeong, chingu-yah. Kamu sudah bangun? Tidak apa-apa. Jangan menangis, ya? Appa di sini.." Ucap Jeongyeon lembut kepada bayinya.
Dia dengan lembut mengangkat chingu-yah, menggendongnya dekat ke dadanya, senyuman lembut bermain di bibirnya sambil memandangnya dengan penuh kasih dan sayang. Tangisan bayi kecil itu melunak karena sentuhannya, wajah mungilnya mengerut ketika ia mencoba untuk kembali tidur.
Jeongyeon mendapati dirinya menahan napas, jantungnya berdebar kencang. Dia takut kalau dia melakukan kesalahan dan membuat chingu-yah menangis. Dan itu akan membuat Mina terbangun dari tidurnya juga. Jeongyeon tidak menginginkan itu, mengingat Mina pasti sangat lelah dengan resepsi mereka kemarin.
"Sstt.. Tidak apa-apa. Kamu bisa tidur kembali, chingu-yah. Appa akan menemanimu di sini. Atau sebelum itu kamu ingin appa menggantikan popokmu?" Bisik Jeongyeon lagi.
.
.
.
."Baiklah, semuanya sudah bersih dan nyaman. Kamu seorang anak yang pintar, chingu-yah. Nah, sekarang pejamkan kedua matamu dan mimpikan mimpi indah, ya? Appa ada di sini." Ucap Jeongyeon dengan lembut memuji putrinya.
Walau bagaimanapun, walaupun selesai menukar popoknya, Heejin-ah masih terus cemberut, wajah mungilnya berkerut-kerut sambil meraung perlahan. Jeongyeon cuba menenangkannya dengan tepukan lembut dan lagu pengantar tidur lembut.
Tapi bujukan Jeongyeon tidak berhasil membuat chingu-yah tidur lagi. Jeongyeon menemui jalan buntu. Itu adalah kedua kalinya dia menggendong bayi yang begitu kecil di lengannya dan tangisan yang dilemparkan chingu-yah tidak dapat diidentifikasi karena apa.
Tangisannya semakin kuat. Akhirnya Mina terbangun karena suara tangisan bayinya yang menggema di seluruh ruangan. Saat dia membuka matanya, dia melihat Jeongyeon berdiri di dekat kasur bayi sambil menggendong si kecil. Pemandangan itu memenuhi hatinya dengan kehangatan.
"Jeongyeon..?"
"Oh! Kamu sudah bangun? Aku minta maaf, Mina. Jika aku membuatmu terjaga dari tidurmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/344059987-288-k976487.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Rain Falls
Fanfiction"Sejujurnya kau bukan yang pertama bagiku. Orang asing yang tiba-tiba datang menyelamatkan hidupku. Aku merasa berhutang budi atas semua kebaikanmu padaku dan tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu. Pergilah.." - Mina Sharon Myoui. "Kamu juga b...