Pagi itu Mina bangun dan dia mendapati seseorang tidur di sampingnya sambil memegang tangannya. Mina kaget dan berteriak sekuat tenaga.
"Aaahhhhhhh!! Siapa kau? Keluar dari sini!" Mina melepaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman orang itu. Orang itu malah ikut kaget dan terbangun dari tidurnya.
"Wae? Wae? Nona Myoui. Ini aku, Jeongyeon."
"Kenapa tuan ada di kamarku? Anda pasti mencoba melakukan sesuatu padaku, iyakan?"
"Tunggu! Kamu hanya salah paham. Tadi malam kamu berjalan di dalam tidur, jadi aku khawatir untuk membiarkanmu sendirian. Bagaimana jika kamu keluar dari kamar hotel ini? Atau kamu melompat keluar jendela?"
Mendengar penjelasan Jeongyeon, Mina terdiam. Dia menundukkan kepalanya karena malu.
"Sepertinya kamu sangat stres melalui semua ini sendirian. Jangan khawatir, Mina. Kamu aman bersamaku. Aku tidak akan menyakitimu." Lanjut Jeongyeon.
"Terima kasih, tuan Yoo."
"Panggil saja aku Jeongyeon. Bukankah aku sudah mengatakan itu sebelumnya? Maafkan aku karena membuatmu kaget dan ketakutan."
Mina mengangguk.
"Maaf juga jika saya mengusir anda tadi, tuan.. Maksud saya Jeongyeon." Mina memberanikan diri untuk menatap Jeongyeon.
"Tidak apa-apa. Aku ingin turun sebentar untuk mencari sarapan buat kita berdua. Kamu bisa mandi sekarang."
Jeongyeon keluar dari kamar Mina sambil meregangkan tubuhnya yang pegal. Kedengaran tulangnya seperti mahu patah. Mina turun dari ranjang dan menata selimut seperti posisi semula. Dia pergi ke kamar mandi untuk mandi dan melakukan rutinitas hariannya di pagi hari.
Tanpa mandi dan hanya menggunakan topi dan masker untuk menutupi wajahnya, Jeongyeon mengambil tasnya dan langsung turun menuju restoran tempat mereka makan malam tadi malam.
.
.
.
.Baru selesai mandi, ponsel Mina tiba-tiba berbunyi menandakan ada yang meneleponnya. Melihat ID panggilan di layar ponselnya, dengan perasaan takut, dia perlahan mengangkat panggilan itu.
"H-halo, mama?"
"Halo, Mina-chan. Kamu ada di mana sekarang? Bukankah kamu mengatakan ingin kembali ke Jepang?"
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu yang tidak terlalu keras berhasil mengagetkan Mina. Dia bahkan tidak menyadari ketika Jeongyeon sudah kembali dari membeli sarapan, karena dia sama sekali tidak mendengar bel pintu berbunyi.
Mina membuka pintu kamarnya dan melihat Jeongyeon sedang berdiri sambil tersenyum di depannya. Dia segera menutup ruang dengar di ponselnya agar mamanya tidak mendengar suara Jeongyeon.
"Aku sudah pulang. Ayo, kita sarapan bersama."
"Baiklah. Saya akan datang ke ruang makan sebentar lagi. Terima kasih, Jeongyeon." Mina mengangguk dan membalas senyuman Jeongyeon.
"Apakah itu suamimu?"
Tanya mama Mina saat mendengar suara Jeongyeon dari seberang sana. Ternyata mamanya masih bisa mendengar suara Jeongyeon meskipun samar-samar.
'Ya Tuhan, apa yang harus aku katakan ini? Masa aku harus berbohong dan menggunakan pria tampan di depanku ini sebagai suami palsuku? Padahal kami baru saja bertemu kemarin, tidak mungkin aku harus melibatkannya dalam masalahku.' Ucap Mina dalam hati. Ia dan Jeongyeon masih saling berpandangan dan Jeongyeon masih tersenyum manis padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Rain Falls
Fanfic"Sejujurnya kau bukan yang pertama bagiku. Orang asing yang tiba-tiba datang menyelamatkan hidupku. Aku merasa berhutang budi atas semua kebaikanmu padaku dan tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu. Pergilah.." - Mina Sharon Myoui. "Kamu juga b...