Chapter Four

85 9 1
                                    

Usai makan malam, Jeongyeon meminta izin Mina untuk bertemu dengan 'ayah mertuanya'. Dia menuju ke ruang bacaan seperti yang diminta ayah Mina. Setelah menemukan kamar tersebut setelah ditunjukkan oleh pembantu rumah keluarga Myoui, Jeongyeon dengan tenang mengetuk pintu.

"Selamat malam, tuan Myoui, onii-san." Ucap Jeongyeon sambil menundukkan sedikit badannya.

"Oh, Jeongyeon-chan. Masuklah." Sambut kakak Mina, Myoui Kai.

Jeongyeon berjalan ke arah mereka dan duduk di sofa di sebelah Kai. Ia terlihat masih takut untuk menghadapi ayah Mina yang terlihat bengis dan tegas.

"Mina sudah memasuki kamar kalian dan beristirahat?" Tanya ayah Mina.

"Sudah, tuan Myoui. Mina sudah masuk ke kamar setelah makan malam tadi."

"Panggil saja aku papa, tidak perlu memanggilku tuan karena kamu sudah menjadi menantuku."

Mendengarkan kata-kata ayah Mina membuat Jeongyeon merasa sedikit lega.

"H-hai, papa."

"Kau tidak perlu merasa sungkan di sini, anggap saja ini sebagai rumahmu sendiri. Hiroshi, tolong bawa gelas kosong lagi ke sini." Perintah Kai.

"Bagaimana kamu dan Mina bisa bertemu? Kamu terlihat jauh lebih tua darinya. Perbedaan usia kalian juga terpaut 10 tahun." Ayah Mina dengan santai  langsung menanyakan pertanyaan itu kepada Jeongyeon. Pria itu berusaha menenangkan dirinya. Dia dan Mina sudah tahu pertanyaan itu pasti akan keluar juga.

.
.
.
.

Flashback..

"Bagaimana jika orang tuamu bertanyakan bagaimana kita bisa bertemu?" Tanya Jeongyeon saat mereka masih dalam perjalanan ke rumah keluarga Mina.

"Katakan saja kita bertemu saat anda membantu saya diganggu oleh seorang pria asing. Seperti anda membantu saya di pesawat waktu itu."

"Hanya itu? Bukankah ceritanya terlalu singkat? Apa orang tuamu tidak akan curiga? Semua orang bisa mengarang cerita seperti itu."

"Kalau begitu, anda saja yang mengarang ceritanya. Setelah itu anda ceritakan kepada saya, karena saya merasa sangat mengantuk sekarang dan saya ingin tidur sebentar."

"Mwo?" Bingung Jeongyeon.

Mina tidak mahu mendengarkan Jeongyeon lalu menutup matanya yang kantuk.

'Belum apa-apa, aku yang harus memikirkan semua ini. Ya Tuhan! Apa yang harus aku katakan kepada orang tuanya nanti?'

End of flashback..

"Saya dan Mina ketemu di halte bus. Saat itu Mina hampir dilecehkan oleh seorang pria mabuk dan kebetulan saya baru saja selesai membeli barang-barang rumah di toko terdekat situ. Begitu saya mendengar suara minta tolong, saya langsung bergegas ke sana dan ternyata itu suara Mina. Setelah itu, saya terus mengantarnya pulang ke rumah. Dari situlah perkenalan kami."

"Wah.. Kau sangat hebat, Jeongyeon-chan. Ceritanya seperti di drama saja. Iyakan, papa? Tapi bagaimanapun juga, untungnya kau ada disana dan menyelamatkan adikku. Terima kasih, bro."

"H-hahaha.. Iya."

Jeongyeon tersenyum kecut saat mendengar pujian dari 'kakak iparnya'. Masakan tidak, sepanjang jalan, cuman dia yang memikirkan semua itu. Meski hanya rekayasa semata untuk menutupi kisah yang sebenarnya. Dia menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

When The Rain Falls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang