Chapter Thirty Three

134 22 35
                                    

Jihyo dan Jeongyeon duduk berhadapan di ruangan kebesaran Jeongyeon yang nyaman di kantornya. Tidak terlupakan secangkir kopi panas saat mereka memandangi pemandangan ibu kota Tokyo yang sibuk.

Pria bernama Yoo Jeongyeon itu hanya berdiam tidak mengatakan apapun sedari awal Jihyo tiba di sana. Dia yang sekarang lebih banyak berada di dunianya sendiri dibanding sebelumnya.

Jika sebelumnya dia akan melepaskan semua stresnya pada pekerjaannya di kantor. Namun sekarang, dia tidak tahu mengapa dia tidak bisa melakukan itu lagi.

"Jeongyeon-ah.."

"Hmm?"

"Kau sudah memikirkan semasaknya keputusanmu itu untuk pergi ke London?"

"Iya.. Wae? Kau ingin ikut denganku?"

"Aniyo.. Jika aku pergi, siapa yang akan menjaga Nayeon? Dan siapa juga yang akan memantau butik kami nanti."

"Lalu kenapa kau menanyakan soalan itu?"

"Aku hanya berpikir kalau sekarang ini bukanlah waktu yang tepat bagimu untuk pergi."

Jeongyeon mengalihkan pandangannya dari pemandangan kota untuk menatap mata Jihyo, campuran rasa ingin tahu dan ketakutan dalam ekspresinya. 

"Memangnya kenapa?"

"Itu karena pernikahan Michaeng sudah dekat, dan ini adalah momen yang sangat special bagi kita semua. Kehadiranmu sangat berarti bagi Mina dan Chaeyoung, bahkan keluarga kalian dan aku tahu mereka akan sangat terpukul jika kau tidak berada di sana lagi untuk berbagi kegembiraan mereka." Ucap Jihyo mencondongkan tubuh ke depan, suaranya lembut namun tegas. 

Jeongyeon menghela nafas, jari-jarinya menelusuri tepi cangkir kopinya. 

"Aku mengerti itu, Jihyo, tapi kau juga tahu pekerjaanku di London masih belum selesai dan seperti yang telah aku katakan sebelumnya, kita akan membangun satu lagi anak perusahaan kita di sana. Makanya setelah ini aku berencana untuk tinggal di London.."

"Untuk selamanya, iyakan? Chaeyoung sudah memberitahu itu padaku." Potong Jihyo.

"Tapi aku akan kembali ke Korea sesekali. Jadi menurutku tidak ada masalah di situ."

"Aku tahu itu sama sekali tidak ada masalahnya bagimu, tapi aku juga tidak menyangka bahwa kau benar-benar nekad dengan keputusanmu itu, Jeongyeon-ah. Secepat ini.."

"Karena ini adalah kesempatan kita yang tidak ingin aku lewatkan, Jihyo. Bukankah ini juga salah satu dari impian kita sejak lama?"

Jihyo mengangguk, mengakui keinginan Jeongyeon untuk mewujudkan mimpinya. 

"Iya.. Tapi terkadang, kita harus memprioritaskan orang-orang yang kita sayangi dan paling dekat dengan kita yaitu keluarga kita sendiri."

Mata Jeongyeon melembut, secercah kesadaran melintas di wajahnya.

"Apa maksudmu, bro?"

"Maksudku adalah pernikahan Michaeng adalah acara sekali seumur hidup, dan akan lebih bagus jika kau juga bisa bergabung dengan acara tersebut bersama kami. Itu akan menciptakan kenangan indah yang akan kita hargai selamanya." Ucap Jihyo tersenyum kecil, hatinya dipenuhi harapan. 

When The Rain Falls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang