(ASAN Medical Center, Seoul, Korea Selatan)
Di saat Chaeyoung dan Dahyun sedang mengobrol, seorang wanita paruh baya tiba-tiba masuk dan tidak lama kemudian diikuti oleh seorang pria yang terlihat hampir seumuran dengan wanita tersebut.
"Yah, Yoo Chaeyoung, anak kecilku. Bagaimana kamu bisa jadi begini, nak?"
"E-eomma! A-appa!" Kaget Chaeyoung.
"Eomeonim.. Abeonim.." Sapa Dahyun sambil membungkukkan tubuhnya.
"Kenapa kamu kaget melihat eommamu seperti itu, hmm? Kamu sudah melakukan kesalahan, iyakan? Ada apa dengan hidungmu? Kamu benar-benar jatuh atau berkelahi dengan seseorang? Katakan pada eomma, siapa yang membuatmu seperti ini?"
"Bukankah Dahyun hyung sudah memberitahu eomma dan appa, kenapa aku bisa seperti ini."
"Ya, memang benar Dahyun sudah memberitahu kami bahwa kamu jatuh, tetapi bagaimana hidungmu bisa terluka? Itu sangat tidak mungkin, kan? Apakah ini terluka biasa atau apa?"
"Dokter bilang hidungku patah."
"Nah.. Benarkan tebakan eomma bahwa kamu tidak jatuh tapi kamu pasti berkelahi dengan seseorang. Bagaimana bisa hidungmu patah seperti ini kalau jatuh, Chaeng?"
"Aku benar-benar jatuh, eomma. Eomma tidak perlu khawatir seperti itu. Aku baik-baik saja."
"Bagaimana eomma tidak khawatir ketika appa tiba-tiba menelpon eomma, mengatakan bahwa kamu masuk ke rumah sakit."
"Aku masih belum mati, eomma."
"Ish! Itu mulutnya mahu eomma jahit?"
"Sudahlah kalian berdua. Inikan rumah sakit. Sangat memalukan jika orang lain melihatnya. Oh, Dahyun-ah? Kamu datang ke sini sendirian? Tzuyu mana? Apa dia tahu kalau Chaeyoung masuk ke rumah sakit?" Tanya Yoo Chang-joon.
"A-anu.. Abeonim.. Ya, saya datang ke sini sendirian. Soal Tzuyu.. Dia tahu kalau Chaeyoung masuk ke rumah sakit tapi dia tidak bisa menjenguk Chaeyoung sekarang karena ada urusan yang harus diurus."
"Ohh.. Baguslah kalau begitu. Hari ini dia juga tidak bisa datang ke restoran. Yeobo? Kamu sudah memberitahu Jeongyeon kalau Chaeyoung masuk ke rumah sakit? Bisa-bisanya kita akan dimarahi jika kita tidak memberitahunya."
"Huh, appa! Jangan beritahu Jeongyeon hyung. Aku baik-baik saja, hanya hidungku yang patah, tidak ada yang lain."
"Kamu lupa, iyakan? Kalau kamu itu adalah yang paling penting bagi kakakmu. Bahkan, dia menyayangimu lebih dari dia menyayangi appa dan eomma."
"Tidak usah, appa. Aku tidak mahu dimarahi Jeongyeon hyung. Nanti bukan hanya hidungku yang sakit, tapi telingaku juga akan sakit."
"Dasar ini anak. Eomma sudah menyuruhmu untuk belajar di bidang yang sama dengan kakakmu tapi kamu tidak mahu mendengarkannya. Lihat apa yang terjadi sekarang?"
"Eomma, bukankah sudah kukatakan berkali-kali bahwa aku tidak suka bidang bisnis, aku suka bidang seni. Aku suka menggambar, menari dan bernyanyi. Aku ingin menjadi idol Kpop. Jeongyeon hyung juga tidak menghalangi ambisiku sama sekali."
"Lihat ini, yeobo. Anak kesayanganmu." Ucap nyonya Yoo yang sudah lelah bertengkar dengan putra bungsunya dan kini mengajak suaminya untuk bertengkar juga.
"Eh? Kok anak kesayangan aku sih? Bagiku keduanya adalah anak kesayanganku. Tapi bukankah Chaeyoung sering menjadi anak kesayanganmu?"
"Tidak.. Anak kesayanganku adalah putra sulung kita."
![](https://img.wattpad.com/cover/344059987-288-k976487.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Rain Falls
Fanfiction"Sejujurnya kau bukan yang pertama bagiku. Orang asing yang tiba-tiba datang menyelamatkan hidupku. Aku merasa berhutang budi atas semua kebaikanmu padaku dan tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu. Pergilah.." - Mina Sharon Myoui. "Kamu juga b...