14

5 0 0
                                    

Mobil Pak Angkasa memasuki area parkir restoran. tempatnya mewah,nyaman dan terkesan romantis.

Aku mengikutinya dari belakang,layaknya bodyguard.di jam seperti ini,pengujung tidak terlalu banyak.

Dari arah jam 12,seseorang sudah menunggu dan melambai ke arah kami.bisa ku tebak,dialah klien yang di maksud Pak Angkasa.karna,Pak Angkasa membalas lambaiannya.

Tiba di mejanya,sebelum kami duduk langsung di sambut hangat dengan jabatan tangan mereka.

"nice to met you Pak Angkasa"

"kembali"

"Nona Risa ?"

Aku terkesiap.

"bukan.dia karyawan baru saya"

Pak Angkasa lekas membenarkan.

"maaf"

"tidak masalah"

Tangan pria itu,terulur kepadaku.dan aku,lekas menyambutnya dengan senyum yang di paksa.

"Dito Hendrawan"

Suaranya,berubah halus.

"Febi"

Jawabku,tapi tanganku terasa di remas pelan.

"ekhem"

Deheman atasanku,membuat Pak Dito terkekeh dan menguraikan jabatan tangannya.

"ayok,silahkan"

Ku tarik bangku,dan aku lekas duduk mengikuti Pak Angkasa yang juga sudah duduk.entah kenapa, perasaanku sedikit tidak enak karna Pak Dito sedari tadi menatapku.

"bisa kita langsung mulai saja Pak Hendrawan ? karena setelah ini saya ada janji yang tidak bisa di tunda"

Kalimat Pak Angkasa,menambah kecanggungan suasana.

"Oh,tentu saja"

Ini pertama kalinya aku ikut meeting selama aku bekerja.andai Risa tidak di liburkan,mungkin hari ini akan ku habiskan waktu di tempat tidur.

Ku perhatikan dengan seksama wajah klien ini,sama auranya denga atasanku.mereka berwibawa dan sangat profesional.

Tapi,selama meeting berlangsung,Pak Dito masih saja mencuri lirikan kepadaku.bukannya aku menuduh Pak Dito ini genit,tapi tatapannya itu loh.

Hingga lima belas menit berlalu,akhirnya meeting selesai.

Pak Dito menawari kami makan dulu setelah di suguhi kopi latte tadi.

Sejujurnya,aku memang lapar.karena tadi tidak sempat sarapan bersama Zahra.

Perkiraanku,waktu sepuluh menit untuk makan yang di tentukan Pak Angkasa terlalu cepat.dan Pak Dito,lagi-lagi mengajak kami ngobrol membahas saham dan proyeknya di Medan.

"mungkin kalau ada waktu,Pak Angkasa bisa mengajak Nona Febi melihat proyek kita yang baru"

Loh ? kenapa jadi saya ?

"saya senang sekali bisa bekerja sama dengan
A-Corp ini.dan harapan saya,kita bisa meraih hasil yang maksimal"

"Febi tidak bisa"

Lagi,itu suara Pak Angkasa.dan aku,merasa bersyukur dengan jawabannya.karena,aku lebih nyaman kerja seharian di dalam ruangan kantor dari pada di lapangan.

Itu tugas Risa,yang lebih pantas mendampingi atasannya sebagai sekretaris.

Kening Pak Dito,melipat bingung.

"saya mengerti.tapi tidak ada salahnya jika Nona Febi di ajak.setidaknya,bisa menambah pengalamannya"

Nafas Pak Angkasa,bisa ku rasakan sedikit mendengus.

"kamu sudah selesai ?"

Pertanyaan itu,di tujukan padaku.lekas aku mengangguk.

"O-sudah Pak"

"maaf,kami harus kembali"

Pak Dito berdiri,menyambut kembali jabatan pamit kami bergantian.

"trimakasih atas waktunya Pak Anugrah,dan...juga anda Nona Febi"

Aku mengangguk.tersenyum kecil melirik atasanku yang hanya memasang wajah acuh.

"sama-sama Pak..."

Sejak meninggalkan restoran tadi,Pak Angkasa tidak mengeluarkan kalimat apapun.aku ingin memulai obrolan,tapi rasanya terlalu canggung.

Sejenak aku berpikir,mungkin Pak Angkasa sedang menyelam di dalam isi kepalanya yang entah apa itu. intinya aku tidak mau ikut tenggalam.

"kita langsung pulang Pak ?"

Meski ragu,aku berhak untuk bertanya.ini hari liburku,dan aku juga ingin mengumpulkan tenaga untuk besok kembali bekerja.

Juga...

Meladeni sikap Arion yang mendiamiku.

Memeluk BayangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang