16

5 0 0
                                    

"silahkan masuk Pak"

Zahra mempersilahkan atasanku masuk.aku yang sudah hampir sepuluh menitan menunggunya dengan gaun yang di kirimnya lewat Zahra tadi sore,cukup membuatku dongkol.

Di tambah lagi,heels yang ku pakai ini menambah betisku semakin kebas.

"trimakasih"

"Febi udah siap kok Pak.kiriman anda juga udah di pakai,dan cocok banget sama Febinya.apa lagi warnaya juga masuk sama kulit Febi"

Harus banget yah di jelasin sedatail itu !

Menyebalkan !

"syukurlah"

"sebentar,saya panggil dulu Febinya"

Aku yang berdiri di balik tembok ruang tamu itu memutar bola mata malas.sikap Zahra terlalu berlebihan dan aku ingin menjambak rambut kusutnya.

"sana keluar.gak baik atasan di buat nunggu lama"

"bisa nggak sih lo aja yang gantiin gue ?"

"sayangnya beliau maunya lo"

Tanganku di tarik sampai ke ruang tamu.

"sudah siap ?"

"su-sudah Pak..."

Ku ikuti tubuh tegak itu berjalan menuju lobi.selain kaki yang agak susah berjalan,aku ingin melempar jantungku ke sungai amazon karena Pak Angkasa sudah membukakan pintu mobilnya untukku.

Aku seperti seorang istri yang baru saja mencecap indahnya pernikahan.sikap Pak Angkasa ini terbilang aneh,aku hanyalah karyawan biasa dan kurang pantas di perlakukan seperti ini.

Tanpa banyak membantah akupun masuk,hingga suara mobil yang di nyalakan tidak bisa ku dengar.

Riuh kendaraan dari luar jalanan serta lampu-lampu tiang jalanan mengiringi tujuan kami sampai di sebuah hotel ternama di kota Bandung ini,acara ulang tahun pak Dito 40 tahunnya.

Namun,di usianya yang sudah lanjut itu,beliau belum memiliki pendamping hidup.alias,masih bujang.begitu kata atasanku.

Apa hubungannya denganku ?

Lagian,meski beliau terbilang mapan,masih tampan di usianya,dan juga masih bujang,aku tidak perduli akan semua itu.

Pikiranku hanya tertuju pada Arion yang hampir dua minggu belakangan tidak ada kabar.

Harusnya aku bersyukur akan sikap Ario yang barangkali sengaja menghindar atau memang sudah melupakanku.

Kedatangan kami di sambut gembira Pak Dito.setelan jas mewahnya melekat pas di tubuh kekarnya.tidak di pungkiri,penampilan Pak Dito malam ini cukup maskulin.hingga,di dalam bayanganku bagaimana tampannya Arion mengenakan setelan berjenis itu saat duduk di pelaminan denganku ?

"Nona Febi are you okey ?"

Aku tersadar,saat sapaan Pak Dito yang entah menyadari rautku yang melamun.

"oh,yes...im okey..."

Febiiiiiii ?!
Apa sih di otak lo ?!

Dan,merubah mimik menyesal saat Pak Angkasa menatapku sepersekian detik.

"maaf Pak..."

Pak Angkasa mengangguk sekali,lalu berjalan menuju meja yang sudah di sediakan khusu tamu VIP.

"silahkan duduk"

Ucapan antusias Pak Dito lagi-lagi tak di gubris Pak Angkasa,beliau hanya duduk dan menolehkan wajah saat Pak Dito menggerek bangku untuk ku.

Bodo amat !

"Nona Febi,semoga suka dengan suguhan hidangannya"

Ku paksakan senyum walau lirikan sinis dari orang di hadapanku mecanggungkan perasaan.

"trimakasih Pak Dito.saya dan Pak Angkasa pasti suka kok"

Kekehan Pak Dito terurai mengiringi gerakkannya yang duduk di samping kananku.

Beliau bergabung dengan kami dan mengabaikan tamu-tamu yang berdatangan.

"Pak Angkasa,trimakasih karna anda telah memenuhi undangan saya malam ini.sebuah kehormatan besar bagi saya karna anda mau meluangkan waktu di tengah kesibukkan yang luar biasa.tapi...yang lebih special lagi..."

Kalimat Pak Dito menggangtung,tapi tatapannya mengarah kepadaku.lalu...

"Nona Febi hadir di acara ini"

Tenggorakanku tercekat,juga jantung yang rasanya berhenti di detak terakhir saat menerima tatapan tajam dari atasanku.

Aku langsung duduk.

Memeluk BayangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang