26

5 0 0
                                    

"Pak Angkasa ud-...BEBBBB ?!"

Mataku memutar malas.biasa aja kali !

"gila lo cantik bangeeeeetttt"

Tuh kan ?
Dia selebay itu,dan aku sudah tau apa yang akan mau dia katakan.Pak Angkasa udah nunggu di luar.

Dengan langkah malas ku sambar mini bag juga ponsel dan melenggak keluar kamar.ku banting keras pintu akibat emosi yang meluap-luap.

"FEBRIANTIIIIII !!!"

Bodo amat !

Tanpa mengucap satu kalimatpun aku mendahului atasanku melewati pintu dan keluar berjalan cepat.

Sengaja ku lakukan agar dia tau,meskipun aku kacung di perusahaannya dia tidak cukup berhak untuk mengatur jadwal istrahatku.

Tanpa menunggunya,ku buka pintu mobil dan melesat masuk,di susul dengan dia yang membanting bokong di kursi kemudi.

Aku tidak perduli dengan wahah datarnya meski terkesan bingung dengan sikapku.harusnya dia tau,aku kurang nyaman dengan pakaian seperti ini.

Sepuluh menit kami tiba di Apartemennya.di Basement tadi mataku melihat ada satu mobil mewah yang terparkir di samping deretan koleksi mobil-mobil mahalnya,ku taksir itu pasti mobil Ibunya.

"Ibu udah nunggu"

Aku tahu !

"udah cantik gitu kenapa mukanya di tekuk ?"

Sori yah Mas,aku tidak tersipu dengan gombalanmu.

Dan benar saja,ketika ketukan heels ku memasuki area ruang tamu itu,Ibunya berdiri menyambut kedatangan kami dengan wajah berbinar.

Tapi Pak Angkasa,melewati kami menuju tangga.mungkin ke kamarnya.

Aku pun duduk setelah di persilahkan dan di suguhi beberapa gelas minuman manis dan kue-kue yang di hiasi beberapa toping coklat juga buah Cerry.

"Ibu senang kamu mau mmenuhi undangan Ibu.trimakasih yaah..."

Suaranya lembut,dan juga menenangkan.

"sama-sama Bu..."

"Tunggu Angkasa sebentar yah,ada seseorang yang ingin dia kenalkan kepada kamu"

Siapa ?

Lalu,turunlah beliau dengan seorang anak perempuan yang begitu cantik menggunakan baju kembang mirip Sinderella.

Apa ini,yang di ceritakan Risa kepadaku di hari pertama bekerja,soal Pak Angkasa duda satu anak ?

Jujur,hatiku tersentuh.jiwa yang susah payah ku kumpulkan setelah berantakan sejak di mobil tadi,seketika luruh kala jemari kecil anak itu mengurai kepadaku.

"kenalan dulu,dia udah lama pengen ketemu kamu"

Logikaku tidak bisa berpikir jernih,apa yang sudah pria ini ceritakan kepada si kecil ini ?

Ronanya begitu jelas tercetak di pipinya,juga binar matanya yang bening menyentuh sudut hatiku.

"Tante Febi..."

"hai tante Febi ? nama aku Hanum Purtisyah.panggil aja Hanum..."

Hanum ?
Nama yang cantik...

Apa Ibunya juga secantik dia ?

"Pah,Hanum boleh duduk di samping Tante Febi ?"

Lagi-lagi aku terpukau dengan prilaku anak kecil ini.memoriku berputar ke hari pertama aku melamar kerja di perusahaan Pak Angkasa.

Waktu itu Risa menceritakan soal status beliau yang sudah duda satu anak,tapi susah move on dari mantan kekasihnya.padahal,sudah menikah dan punya anak,kata Risa beliau masih memiliki perasaan kepada wanita yang entah siapa namanya itu.

Lalu,fungsiku di sini sebagai apa ?

Di kenalkan kepada Ibunya ?

Aku bukan wanita polos yang kurang paham dengan situasi seperti ini,karna akupun sudah pernah di kenalkan kepada keluarga mantan suamiku sebelum menikah.

Jangan bilang...

"pamit dulu ke Tante Febi nya sayang..."

Tatapan Hanum beralih kepadaku,seolah meminta izin dariku.

"i-iyaah boleh kok cantik.sini,duduk sama Tante"

Gurat wajahnya bertambah ceria,dan Ibu Pak Angkasa melempar senyum kepadaku.

Aroma minyak telon menusuk hidungku,tapi aku suka.

Pak Angkasa duduk di samping Ibunya,berhadapan denganku di sekat meja segi empat terbuat dari kaca.

Lututnya menyanggah siku,sambil mengait jemarinya.Pak Angkasa mengulum senyum,dan dari hampir empat bulan aku bekerja dengannya,ini pertama kali aku melihat beliau tersenyum.

Senyumnya,seperti tidak asing di mataku.ada sesuatu yang menggetarkan hatiku.bahkan aku gak bisa mengontrol detak jantung yang bertalu-talu di dada.

Susah rasanya,mendeskripsikan yang menyerang perasaanku.Pak Angkasa,mengingatkanku kepada seseorang.tapi,hanya beberapa kali pintas garis rautnya nyata.

Arion...

Kamu udah di Bandung,atau...

tengnong ?

Memeluk BayangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang