Febi ?
Mataku terpaku pada sebuah pesan yang menyebut namaku.
Nomor Pak Angkasa,dan itu aku ketahui dari Risa dua hari yang lalu setelah tertangkap basah keluar dari ruangan yang selalu menggerahkan perasaan.
Masih menatap tanya pesan singkat tersebut,juga bingung harus membalasnya karna pesan itu ku lihat dari luar room chat.
Sengaja ku lakukan,karna tidak ingin beliau tau aku update memegang ponsel menunggu kabar dari seseorang.
Saya di bawah
Allahu...
Apa lagi ini ?
Ku lirik jam menunjukan pukul 12:32 malam.dan apa yang di lakukan pria itu di sana ?
Gerakan kilat aku melompat dari kasur,mengintip dari balik gorden memastikan bahwa memang benar beliau ada di bawah.
Setengah tubuhnya tertangkap netraku,yang sedang memantau ponsel bersandar di bahu mobil.cahaya ponselnya mati,lalu menyala lagi.
Saat menyadari kepala itu menengadah,lekas ku tutup kembali gorden dan berlari mengunci pintu kamar.
Ini kalau Zahra dan Cisilia tau,pasti pikiran iya iya mereka menodongku.lalu,apa yang harus aku lakukan ?
Saya melapor ke lobi dulu
Aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya aku takutkan.alasan apa yang sedang aku rincikan untuk menghindari atasan sendiri ?
Harusnya tidak perlu gugup kan ?
Harusnya terima saja dan bersikap seperti biasa.Lalu,kenapa tanganku berkeringat ?
Maaf Pak...saya ketiduran 🙏
Jam tidurmu di atas pukul 2. saya di depan pintu
Ya Robb...
Segelas teh tersaji di meja ruang tamu,asapnya masih mengepul dengan aroma khas yang menyekat analogiku,Pak Angkasa tidak terlalu suka kopi.meski Risa kadang menyajikan atas permintaan beliau,jarang ku lihat gelas itu kosong saat di bersihkan OB.
Kebiasaan saat bimbang dan cemas,aksi memilin jemari tidak bisa ku halau.bahkan saat kelopak mata beliau hanya tertuju di satu titik itu,aku tetap tidak bisa memanipulasi keadaan.
Tapi logikaku mengalisa,di jam tengah malam seperti ini apa ada hal yang wajar untuk seorang petinggi perusahaan bertamu di tempat bawahan ? hingga...
"hanya di waktu seperti ini saya bisa bicara personal kepada kamu"
Dan otakku seketika berhenti menyaring niatan beliau,juga menimbang dan mencari letak posisi jiwaku yang berantakkan.
"kamu pasti bertanya-tanya kenapa saya bertamu di jam tengah malam begini,karna saya pikir ini yang lebih baik"
Tapi tidak dengan saya Pak !
Apa lagi,kalau Zahra dan Cisilia masih bangun.atau...Arion menghubungi lewat jalur Video Call.kan tidak lucu !
"Wisnu sepupu kamu ?"
Aku masih diam,menimbang kembali dengan kerja otak yang pasang surut.pertanyaan barusan mengharuskanku untuk berpikir,ada apa dengan Mas Wisnu ku itu ?
"iyah...kenapa Pak ?"
Tapi,yang bisa aku asumsikan bukan hal aneh jika Pak Angkasa ini bisa mengenal Mas Wisnu.saling berkaitan dengan satu dan lainnya di dunia bisnis itu lumrah.
"kirimkan alamatnya kepada saya"
"sekarang Pak ?"
"nanti saja kalau saya sudah tiba di rumah"
Lah,terus ngapain harus bela-belain datang kesini tengah malam kalau ujung-ujungnya minta di kirimin nanti ?
"dan satu lagi..."
"iyah Pak ?"
"trimakasih tehnya.rasanya pas di lidah saya"
Panas dingin merasuki seluruh tubuhku yang terdiam di ambang pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Bayangmu
RomanceAsal kamu tau,hari itu bagi aku bukan cuma takdir,tapi musibah dalam hidupku... Arion Anugrah