23

5 0 0
                                    

"rtljkqZxipJnVrhy"

Dari arah belakangnya kaki ku terhenti,tubuhnya yang sudah di depan pintu itu sedikit berbalik,menghadapku.

"kamu ngedumelin saya ?"

"Bapak terlalu peka,gak nyadar itu suara makhluk halus ?"

Bodo amat dia memecat saya.yang jelas kobaran api di kepalaku sudah ingin membakarnya.

Apa maksudnya dia membawaku ke Apartemennya ? memangnya saya wanita panggilan ?

Gila aja !

"Oh"

Ini tidak bisa di biarkan,lekas ku cekal lengannya yang hampir menekan pin pintunya.

"Pak,tolong jelaskan ke saya kenapa anda membawa karyawan ke sini di jam yang sudah tidak wajar ?"

"jangan suka suuzon"

Tuh kan denger ?
Dia masih saja berkilah !

Lengannya kembali bergerak,jemarinya menekan tombol-tombol bernada itu,dan pintupun terbuka.

"kalau gak mau di burukin sangka,kan punya mulut tuh buat ngomong"

Geramku.namun kadar ketololanku malah mengikutinya masuk.

"duduk dulu"

"gak !"

Mataku membidik matanya,ku dengar hembusan nafasnya berat.

Aku berdiri sambil melingkar lengan di dada,memasang tampang seganas singa.

"Febi-..."

"selain meeting,saya anggap ini kriminal !"

Sengaja ku acungi kalimat mengancam,barangkali dengan cara itu manusia berkuasa ini bisa sadar.

Sadar dari kegilaan pekerjaan !

"anggap saja begitu"

Lalu aku di tinggalkan begitu saja di ruang tamu nan mewah dan wangi ini.

Beberapa saat dia kembali dengan dua cangkir kosong yang di atas nampan,di letakkan di meja.

Aku mengernyit,cangkir kosong doang yang di suguhin ? Waahhh,kebangetan ini namanya !

"bikinin saya teh lagi..."

Nadanya rendah,seperti memohon.

Logikaku tidak bisa fokus,berhamburan yang entah akan mendarat di mana.ini Pak Angkasa lagi galau atau sakit jiwa sih ?

"seperti malam itu..."

Sambungnya,tanpa memindai matanya dariku.

Ku kepal kewarasan kali ini,Pak Angkasa hanya meminta di buatkan teh,bukan di telanjangi.lalu,apa yang sulit ?

Huuufff...

"Feb ?"

"oke...dapurnya mana ?"

"sebelah kanan"

Mini Pantry Pak Angkasa mewah,bersih,rapih juga peralatannya lengkap.tapi sayang,tidak ada yang menggunakannya setiap hari.

Padahal,isi lemari es nya cukup full.mulai dari buah-buahan,susu,daging,sayuran dan beberapa roti juga minuman non-alkohol tersedia.

Ini sengaja di setok sesuai kebutuhan atau cuma sekedar formalitas ? dia kan seringnya makan di luar.

Hadeuuuhh.

Mulai ku racik teh sesuai permintaannya.meski bagiku mudah,tetap saja keadaannya sulit.

Sulit di tebak.

Tidak mau berlama-lama di dapur,segera ku bawakan pesanannya yang membuatku sudah seperti seorang pelayan Caffe.

"sesuai permintaan Bapak"

"trimakasih"

"so...? saya boleh pulang kan ?"

Ku perhatikan,alisnya naik sebelah sambil menyeruput cairan merah itu.

"teh mu belum di sentuh Febi"

"Bapak mencurigai saya ?"

Gila yah ?

Mau semarah apapun,tidak pernah terlintas di otak kecilku ini mau meracuni dia.kalaupun aku mau,sudah dari kemarin teh nya ku campurkan sianida.

"emang ada niat jahat ?"

"maksud Bapak ?"

"asumsi kamu ke saya apa ?"

Tidak ada guna berdebat dengan orang yang jiwanya terlalu serius.yang ada kita makan hati dan dia merasa menang.

Per-cu-ma !!!

"saya hanya menawarkan,minum teh mu dulu sebelum pulang"

Bola mataku memutar malas.waktuku banyak terbuang cuma-cuma hanya gara-gara menemaninya meminum teh.

Mending ngajak party dengan isi gelas Absinth kadar alkohol paling tinggi,iyeee ! lah ini ? berlaga so cupu tapi isi dompet mengalahkan banyaknya rencana hidupku.

"sebernya apa sih maksud dan tujuan Bapak ngajak saya kesini ? otak saya gak nyampe mikirnya kalau cuma karna pengen di buatin teh.lagian,Bapak atasan saya,bukankah sunggu ti-..."

"Angkasa ?"

Jiwaku yang tadinya di gelitiki luapan emosi seketika sirnah...oleh,suara seorang wanita yang mengenakan kerudung panjang,serta gamis yang membalut tubuh gemuknya.

Wanita yang di tangkap kerja otakku adalah...

Ibunya Pak Angkasa...

Mati lo Feb !

Memeluk BayangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang