25

5 0 0
                                    

Mas di Bandung skrg

Serius Mas ?

Iyah...
Ada janji mau ketemu sama kolega

Oh...
Tapi Febi masih di kantor Mas.paling sorean baru kelarnya

Gpp,Mas juga udah chek in di hotel kok.besok pagi Mas balik Semarang

Bareng Mba ?

Nggak,sendirian.Mba mu gak tega ninggalin anak-anak

Kalau Febi udah kelar,nanti Febi kabarin😊

Iyaa😉

"Febi ?"

Astaga !

Hampir saja ponsel di tanganku terjungkal ke lantai.kenapa sih nih orang suka banget ngagetin ?!

Tau aja anak-anak udah pada keluar makan siang,nongol aja kek makhluk halus.

"iyah Pak ?"

"jangan lupa nanti malam"

Waullahuuuuu !

Harus banget yah di ingetin ?
Kek gue udah amnesia aja !

"in syaa allah"

"janji harus di tepati.itu termasuk hutang"

Allahuakbaaaaarrr !

Perasaan yang buat janji ini Ibunya,buka aku.tapi kenapa kesannya aku seperti di teror ?

Setelah mengatakan sepenggal kalimat menyebalkan itu,beliau berbalik badan meninggalkan bekasnya berdiri.dan aku,merasa tertekan.

"Pak tunggu"

Langkahnya terhenti,tepat di depan ruangannya.

"kenapa ?"

"sa-..."

"maaf Febi,saya tidak menerima penolakkan.dan saya bukan tipikal orang yang mudah memohon.tapi kalau soal orang tua,kali ini saya memohon dengan sangat kepada kamu,please jangan menolakknya"

Mulutku mengatup,tidak bisa berkata-kata apa lagi.

"ambil tas sama ponselmu,saya tunggu di mobil"

Nafasku memburu kecil,antara ingin mencakarnya juga memakinya.kedua tanganku mengepal di sisi tubuh,Febi...kau harus bangun di pagi hari dengan nafas baru,memastikan dadamu cukup tangguh menampung gemuruh yang merengsek dari segala arah.lalu,menikmatinya sendiri...

Belum sempat ku seret kaki dari teras ruangannya,kesadaranku berubah fokus pada nada notif yang barusan masuk di ponsel.

ting...

Hari ini aku ke Bandung...

Aku memilih rasa suka berlebih terhadap kabut.

Entahlah...

Aku menyukai cuaca yang justru tak di senangi banyak orang.menurut mereka,kabut selalu mengutus hawa dingin berlebih serta membatasi pandangan.

Ada sisi lain dalam kabut yang ku suka,ku uraikan dengan caraku sendiri.bagiku,kabut mengandung jutaan partikel warna memancar dari rasa kecewa,hingga rasa kehilangan.

Dan apapun,yang menyeret jiwa bertemankan pilu.

Meskipun semuanya bernada sendu,justru di situlah letak aku menyukainya.Tuhan mengutus kabut untuk menutupi semua luka di muka bumi,termasuk...luka ku.

Luka abadi,yang tidak di takdirkan berjodoh dengan penawar apapun...

Hati-hati...

Hanya itu kata-kata yang tertinggal dalam kepala ku membalas pesan Arion.otak ku buntu,padahal rasa rindu yang teramat sangat ini,jujur...tak bisa ku bendung.

Harusnya aku bahagia kan ?
Harusnya aku senang kan ?
Dan harusnya,ku tolak saja kedatangannya kali ini ke kota Bandung.

Sebab,empat menit lagi aku akan di tawan oleh pria yang entah bagaimana alurnya aku bisa se sering ini bersamanya.dan tujuh jam kedepan,aku tidak bisa menemui priaku...

Arion...

Aku memiliki firasat buruk,entahlah ini benar-benar buruk atau hanya aku saja yang menobatkan ini akan menjadi semakin sulit.

Arion sudah di perjalanan,dan aku tak bisa menentukan gaun yang mana lagi musti aku kenakkan pilihan dari seorang Angkasa.

Isi kepalaku berantakan.saat ini aku tak bisa berpikir walau hanya perihal warna dan model gaun di tangan sang penguasa.

Sudah cocok Ibunya memberikan nama Angkasa,karna orangnya luas kepribadiannya juga tinggi egonya.

"Febi ?"

"Febi ?"

"hah ?"

"yang mana ?"

"menurut anda saja Pak..."

"saya ambil semua Mba"

ANGKASAAAAAAAA !!!

Memeluk BayangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang