Cincin dan gaun sudah siap,semua pilihan Arion.tidak ku pungkiri,kedua benda itu sama-sama cantik dan anggun.tapi sayangnya,itu ku pakai bukan dengan orang pilihanku.
Miris...
Sepulang fitting,Arion langsung pulang.tak ada percakapan apa-apa lagi selain dia melaporkan ke Angkasa sudah menyelesaikan tugas dari sang Kakak.
Langsung tidur,gak boleh begadang.makanannya jgn lupa di abisin.
Sudah di tikam kepercayaan,pria itu masih saja memberiku perhatian.hatinya yang luas itulah membuatku jatuh cinta,sekaligus merasa orang paling jahat baginya.
Satu tanya dalam diriku,kenapa harus aku orang yang menyakitinya ?
Kalau ada sesuatu yang bisa di tukar untuk itu,aku lebih memilih mati ketimbang menusuknya dari belakang.
Pesannya masih ku tatap,dengan deraian air mata hingga pukul menuju subuh.mataku sembab,dan tak bisa tidur.
Namun,tak sedikitkitpun jemariku bergerak untuk membalas pesannya.yang ku lakukan meringkuk di kasur menangis dalam diam saat ku dengar suara gagang pintu di buka.
Elaan nafas seseorang bisa ku dengar,yang ku tau itu pasti Zahra.ku bungkam suara sebisaku,dan yang kurasakan selimut di angkat sampai ke bahuku.
Setelah suara pintu di tutup kembali terdengar,memastikan Zahra sudah benar-benar keluar,barulah aku memberanikan diri menangis terisak-isak.
Pagi ini aku bangun agak siang,karna hari ini aku di liburkan sepihak dan itu atas perintah sang atasan.
Beliau datang membawa beberapa makanan,juga contoh undangan yang akan segera di cetak.
Tapi aku masih di kamar,belum berani menampakkan diri karna pasti menimbulkan pertanyaan kenapa mataku sembab dan keadaanku saat ini benar-benar berantakan.
Selain tidak nafsu makan,aku juga masih menunggu balasan pesan dari Arion yang ku kirim tadi subuh setelah shalat.
Namun,yang ku lihat hanyalah centang dua yang masih berwarna abu.
Bahkan ini sudah hampir jam 10 pagi,pria itu belum juga membuka bahkan membalasnya.apakah Arion ingin menghindariku ?
"masih belum bangun lo ? tuh si doi nunggu lo di luar"
Aku mendesah dalam hati,bangkit dengan malas dari pembaringan menuju kamar mandi,mengabaikan tatapan Zahra setajam srigala.
"jangan lama !"
Dan setelah itu hening...
Aku tidak bisa pastikan apakah Pak Angkasa bisa di ku kelabui dengan makeup setebal dosaku,tapi setidaknya lumayanlah mentupi wajah zombiku ini.
"kalau ada yang kurang atau salah,kamu boleh koreksi"
Ku analisi baik-baik contoh undangan tersebut,nama papa dan mama tercantum jelas di sana.dengan dalam kurung almarhum dan almarhumah.
Lihatlah,pria ini bahkan sudah menyiapkan semuanya dengan baik.
Aku tidak tahu apa yang sedang kurasakan saat ini.tidak senang,tidak juga sedih.rasanya...kosong.
"gak ada,udah cukup"
Kepalanya mengangguk.
"hari ini sampai lusa saya harus berangkat ke Kalimantan.kamu di temani Arion dulu sampai saya kembali nanti"
Cukup kaget,tapi sebisa mungkin reaksi keterkejutanku ku tepis segera.Pak Angkasa tidak suka basa-basi,apa lagi di tolak.
Tujuannya ke Kalimantan tidak lain tidak bukan,dia ingin mengecek langsung produk yang sudah di pesan bulan lalu.tidak ingin memakai produk palsu,katanya.
"iyah..."
"saya pamit.kalau ada apa-apa,langsung kabari saya"
Aku kembali mengangguk,sembari mengantarnya keluar.saat tubuhnya di ambang pintu,dia kembali berbalik.
"buat ini menjadi mudah..."
Rendah nada suaranya,juga tatapannya begitu dalam.dan aku,terpaku di tempat saat organ kenyalnya mengecup lembut keningku.
"saya dan Hanum butuh kamu..."
Ya Allah ya Robb....
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Bayangmu
RomanceAsal kamu tau,hari itu bagi aku bukan cuma takdir,tapi musibah dalam hidupku... Arion Anugrah