Sudah bisa ku tebak,kejadian semalam adalah tuduhan terkejam dari dua sahabatku.
Aku di sangka jahat karna tidak memikirkan perasaan-dia.
Di maki-maki dan di marahi seperti anak kecil.
"jadi cewek kok brengsek amat anjing ! lo pikir mudah bagi dia ngejalanin semua ini setelah lo sok berlaga jadi obat di hidup dia ?"
Iya,aku salah...
"tau nih anak ! kek setan aja kelakuan lo !"
Lagi,mereka melonglong.
Sementara aku,hanya bisa menangis dalam diam.meratapi nasib tanpa-dia,tanpa ucapan 'good morning,ada cerita apa hari ini,udah makan,kamu kenapa sini cerita' dan sebagainya.
Di hati kecilku,banyak penyesalan yang bersarang.tak perlu aku dedikasikan bagaimana peperangan di dalam kepalaku,karna itu tidak akan menuntaskan masalah.
"lo maunya apa sih Bi ? sumpah gue heran sama jalan pikiran lo ! maunya cowok yang kek gimana lagi hah ? kurang feedback apa lagi coba dia ke lo ? effort dia udah luar biasa banget selama ini.dan lo,masih aja kek bocil !"
Tentu saja aku memilih diam.menyelah omelan Zahra sama saja menjedotkan kepala ke tembok.
Belum lagi desisan demi desisan dari Cisilia.
"emang dasar cewek gak tau diri lo ! di kasi yang tulus malah serakah !"
Aku,rasanya ingin gila.
"ketaker kan sekarang sama ngibulnya elu ? event dia udah gak nahan lo sama sekali.that's because of what,karna dia udah jenuh sama sikap lo jalang !"
Tapi,jauh lebih jalang lagi kalau aku memaksakkan keinginan hatiku untuk tetap bertahan.
Belum ada yang tau,apa sebenarnya konflik hubunganku dan-dia.tidak Zahra,tidak juga dengan Cisilia.
Aku menyimpannya sendiri,selagi bisa ku simpan. dan aku,tidak ingin orang-orang mengasihani nasib percintaanku.
Selesai menggonggong,Cisilia menutup kasar Alkitabnya dan melongos masuk ke kamar mandi.
"pasti dapat bangku paling belakang nih !"
Gerutunya lagi.
Pagi ini dia akan pergi ibadah,dan jam sudah menunjukkan pukul 07:10 menit.waktunya banyak terkuras percuma akibat menceramaiku.
Selesai dari Gereja,dia akan berkunjung ke rumah orang tuanya di Ciputat.karna sudah hampir sebulan tidak bertemu,itu kata dia semalam.
Cisilia termasuk anak Tuhan yang patuh meski kadang kala sikapnya menjelma sesat.tapi dia sahabat yang penuh jiwa toleransi.
Juga,penuh perhatian.
Aku iri padanya,bukan karna dia cantik atau lebih kaya dari pada aku.tapi hari minggunya selalu bermanfaat di isi dengan tugas dan kewajiban menuju surga.
Sementara aku,setiap minggu hanya sekali-sekali saja bisa menghabiskan waktu dengan-dia.kadang juga,berdiam diri di dalam kamar kalau-dia sedang sibuk.
Sibuk dalam sesuatu hal...
Gemericik air dari kamar mandi terdengar,artinya Cisilia sudah memulai ritualnya membersihkan tubuh.
Dan aku,masih saja larut dengan kegalauanku.
"hhh ! lo yang bikin masalah,lo juga yang ke siksa.setan !"
Zahra,masih saja menodongku dengan lirikkan sinisnya.
Aku bergerak mengambil posisi berbaring.duduk lama di atas kasur cukup membuat pinggangku pegal.apa lagi menerima umpatan serapah mereka menambah energiku semakin terkuras.
Aku berbaring memunggungi Zahra,dan dia lagi-lagi menghela nafas kasar.
Di dalam diam pembaringanku,aku berusaha menganalisa masalah yang ku racik sendiri hingga kekecawaan itu mengapung dengan sendirinya.
Saat ini aku berusaha memilih menjadi daun yang tidak membenci angin.kali ini perasaan sedih, takut, marah,ku konfrensi menjadi doa.memohon takdir terbaik kepada Tuhan.
Karena apa ?
Hanya Tuhan yang dapat menyembunyikan apa yang di patahkan oleh dunia.
Seharian suntuk,aku belum keluar kamar.ku lirik nampan yang berisikan nasi goreng juga telur dadar di pasangkan dengan segelas teh tadi telah mendingin di atas nakas ranjang.
Itu suguhan dari Zahra sebelum dia berangkat weekand bersama Satrio.
Tidak ada gairah sedikitpun aku menyentuh makanan itu,meski perutku sudah kosong melompong.
Asik menapat makanan itu sambil melamun,ada suara bel di depan.
Ku harap yang menekan tombol itu bukan-dia.
Semoga...
Ku ayunkan langkah denga energi yang malas menuju pintu depan.debaran dada mulai berdentum lagi,karna sungguh...aku belum siap bertemu dengan-Nya.
Saat pintu itu perlahan ku buka,rasa tegang seketika surut kala melihat siapa yang datang.
Seorang kurir,membawakan pesanan goofod. katanya,dari Nona Cisilia.
Benar kan ?
Sudah ku katakan tadi,Cisilia orangnya penuh perhatian.
"makasih Mas..."
"sama-sama Mba.saya permisi dulu"
"iyaah..."
Sekotak Pizza,juga segelas mug Pepssi yang di kirim Cisilia untukku.senyumku terulas,karna memang dia tau apa yang ku suka.
Lebih tepatnya,makanan kesukaanku.
Tepat pintu itu kembali ku tutup,bel kembali berbunyi.
"bentar !"
Dan...
Deg...
"aku mau ngomong sama kamu..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Bayangmu
RomanceAsal kamu tau,hari itu bagi aku bukan cuma takdir,tapi musibah dalam hidupku... Arion Anugrah