19

5 0 0
                                    

Ting

Sebuah notif masuk.aku yang sudah berjalan keluar mendekati lobi,membaca kembali pesan dari pria yang memporak-porandakan pertahananku.

Aku di depan

Tidak perlu ku balas,karna aku sudah hampir dekat dengan mobilnya.kaca di turunkan,lalu dia turun memutari mobil lekas membukakan pintunya.

Tidak munafik,aku tersipu dengan perlakuannya.

Sejenak ku tatap,penampilannya cukup rapi dan menambah ketampanannya.

Dia dari mana ?

Tapi pertanyaan itu malah tertahan di tenggorakanku.sebab aku langsung masuk setelah mengucapkan terima kasih.

"maaf gak sempet ngabarin kalau aku di Bandung..."

Kebangetan !
Kamu pikir aku gak marah hah ?!

Dan lagi-lagi,hanya ku jawab dengan anggukan meski ingin sekali melontarkan makian dan mencakar mukanya.

"tadi ada ketemu abang.ada hal penting yang mau di bahas..."

Iyah,dia pernah bilang kalau dia memiliki seorang kakak laki-laki yang sedang stay di Bandung karna kerjanya di kota ini.

"oh..."

Dia kembali diam,sampai mobil memasuki area parkir Caffe and resto yang pernah kami sambangi.

"kamu nggak mau nanya hal penting apa yang lagi aku urus ?"

Ingin sekali sebenarnya,tapi di sini aku lebih tau diri karna pasti itu bersifat personal.namun,inilah Arion,pria baik yang aku kenal hampir dua tahun lamanya.dia akan selalu berbagi kepadaku apa yang di alaminya meski itu bersifat prifasi ataupun tidak.

"aku nunggu kamu ngomong aja Ar..."

Jawabku duduk setelah priaku memilih meja paling sudut.

"sebelum aku cerita,kita pesen makanan dulu"

Seorang pelayan pria menghampiri kami.dan aku tidak ingin neko-neko,hanya memesan menu yang sama dengan pilihannya.

Dua mangkuk mie ayam berisikan potongan sayur sawi lengkap dengan bihun putihnya.juga,teh hangat melengkapi.

"tumben gak mesen nasi goreng ?"

Lihatlah dia,akan selalu memulai obrolan dengan basa-basi yang meskipun sudah tau jawabannya apa.inilah hal yang sulit aku dapatkan dari orang lain.selain selalu ceria dan tertawa,Arion selalu bisa mencairkan suasana dengan caranya sendiri.

Senyumku terkulum...

"kangen aja sama makanan yang berkuah.oh iya,tadi katanya ada yang mau di omogin ?"

"iyah...yang pertama aku mau nanya...kamu kerja ?"

"iyah..."

"sebagai ?"

"Supervisor Produksi"

Kepalanya mengangguk,artinya dia cukup mengerti.laku kemudian...

"yang kedua...ini soal abangku Bi..."

Keningku saling tertarik,menunggu kalimat selanjutnya yang akan dia ucapkan.

"dia pengen nikah..."

"okeyyy...terus ?"

"masalahnya,si cewek ini gak tau kalau abangku suka sama dia"

Lah kok ?

Runguku menyimak sebaik mungkin penjelasan Arion,artinya ini masih cidaha atau cinta dalam hati dong ?

"tapi,mereka saling kenal kan ?"

"kata dia sih gitu Bi.kenal,karna kebetulan si cewek ini kerja bareng dia"

Bibirku membentuk hiruf O,sedik paham tapi maknanya cukup rumit.dan tak serumit hubunganku dengan pria di hadapanku ini.

"dan apa lagi,abangku ini duda.dia traumanya gagal lagi untuk kedua kalinya"

Udah pernah nikah toh.

"eum...menurut aku sih gak ada problemnya sama status.yang penting itu niat nikah karna ibadah dan masa depan"

"dan yang aku denger tadi,si cewek ini...maaf Bi,dia juga janda..."

Dadaku bergemuruh.

Teringat kembali kejadian yang menimpaku tiga minggu yang lalu.kalau ibu mereka tidak setuju Arion nikah dengan seorang janda sepertiku,apa kabar dengan abangnya ?

Kesimpulan pradugaku yang bermasalah di sini bukan soal abangnya yang belum mengungkapkan perasaan,tapi tidak yakin dengan restu dari sang ibu.

Apakah janda sehina itu ?

Mie ayam yang tadinya begitu lezat di mataku,berakhir terasa gambar kala kejadian itu teringat lagi di memoriku.

Akupun,janda.

Kita,sama Mba...

Memeluk BayangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang