11

5 0 0
                                    

Risa menyeruput jus jeruknya.makan siang di minggu ke dua aku bekerja di perusahaan ini.

"Ris,itu yang lo bahas di group semalam bener nggak sih,kalau cinta pertama Bos dateng kesini ?"

Putri mengawali obrolan.

"sejak kapan info yang gue sodorin di group palsu ?"

"bukan gak percaya Ris,soalnya di jam lembur kek gitu ngapain coba nyamperin mantan ?"

"kamu nenyeeee ?"

"Kampret lo !"

Ucapan Risa tempo hari memang benar.tentang karyawan berdesas-desus soal kisah asmara atasan kami.dan soal mantan pacar beliau,aku belum pernah mengenal wajahnya.

Dan kemarin,saat lembur aku sempat melihat seorang wanita datang berjalan menuju ruangan Pak Angkasa.

Di dalam lift tadi pagi,aku juga mendengar kasak-kasuk panas itu.soal mereka bertemu,aku kurang tau.karna aku,sungguh tidak tertarik dengan urusan orang lain.

"lo liat juga kan Feb ?"

Aku melihat Risa,ketika bertanya dan menyebut namaku.dan,pura-pura bingung mendengar pertanyaan itu.

"liat apa ?"

Karena setelah hari pertama di kantor,tidak pernah lagi melihat beliau.dan,aku juga tidak berharap bertemu dengan orang nomor satu di perusahaan ini.

"ya atasan lo itu lah.siapa lagi coba ?"

"gue cuma kacung di sini Ris.apa lagi gue juga masih baru,jadi mana berani gue kepo"

"bener tuh Feb.masa belum sebulan kerja,udah kena skors"

Aku tersenyum,saat Mba Wiwik mengatakan itu.
dan mendengar itu,aku membayangkan kengerian dalam hidupku.

Makananku sudah habis,tapi isi piring Risa dan yang lain masih tersisa.

"udah mau jam dua,gue deluan yah"

"oke ! kita masih mau lanjutin gibahan nih"

Ucapan Risa tidak ku tanggapi lagi.bergegas aku mengambil ponsel dan juga dompet,meninggalkan mereka karna harus kembali ke ruangan.

"lama-lama nih otak bukannya cair malah beku !"

Perhatianku teralihkan pada sosok Putri yang baru masuk.

"kenapa ?"

Mba Wiwik bertanya,dengan lipatan di keningnya.

"malam ini jadwal dating-ku Mba.kenapa lemburnya harus dadakan sih ? biasanya juga info dulu jauh-jauh hari !"

Mataku kembali fokus pada objek dalam layar. sesekali menyimak keluhan Putri serta kekehan Dona si perempuan palsu juga celetukan Lusi.

"dating tanpa ujung ! gak bosen lo hem ?"

Dona menyusup dalam obrolan.

"bosen pantat lo ! gue lebih bosen nyandang status perawan"

"lidah lo,beneran lulusan UI !"

Suara Lusi,terdengar sinis.

"ngobrol aja di situ kalau mau lemburnya di tambah jadi satu minggu !"

Pedas dan menusuk,kalimat Mba Wiwik mengakhiri obrolan mereka.

Aku sendiri tidak berani melihat wajah Mba Wiwik. selain ucapannya benar,dia juga yang paling tua di antara kami.

Ketika layar ponsel menyala karena notice pesan,aku sempat melirik angka jam.ku mundurkan bangku, agar memiliki akses untuk merenggangkan otot tangan juga leher yang terasa kaku,karena hampir empat jam berada di depan layar.

"capek Feb ?"

Senyumku terulas,membalas pertanyaan Lusi.

"lumayan"

Sepertinya,dia sudah lama memutar kursi ke arahku.melihat bagaimana posisinya yang santai.

"sorri Feb,lo kerja seharian gini...anak-anak siapa yang jagain ?"

Kegiatanku yang sedang membuat segelas kopi latte instan,terhenti.hanya sebentar,karna selanjutnya aku mengaduk minuman panas ini setelah ku masukkan gula takar,dan kembali ke meja dengan cup.

"gue nggak ada anak"

"WHAT ?!"

Pekikkan Lusi,menarik perhatian teman yang sedang fokus pada pekerjaan masing-masing.

Lusi berdehem,sambil memamerkan giginya.

"serius lo ?"

"iya"

Mataku sempat melirik pada teman-teman yang lain,karena terganggu oleh suara Lusi.

Teman-teman devisiku welcome dengan statusku.tidak ada yang menanyakan kelanjutan status yang ku sandang.

"lo nggak niat nikah lagi ?"

Pertanyaan Lusi di tertawakan oleh Dona.

"lo yang ngebet,kenapa limpahin ke Febi ?"

Dan Dona,mendapatkan tatapan tajam Lusi.

"heh laki ! terang ya kuping lo denger obrolan cewek ?!"

Dan tawa Dona,seketika pecah.

Dari tim devisiku,separuhnya sudah berkeluarga. sisanya jomblo termasuk Lusi.

"kuping gue masih bagus wak.jadi wajar kalau gue bisa denger"

Aku tersenyum mendengar pembelaan Dona.salah satu jomblo yang kurang akur dengan Lusi.

"menurut gue yee,mending betah ngejomblo dari pada nikah sama orang yang gak tepat.ntar malah nyambungin rantai gak bisa move on dari cinta pertama lagi !"

Akhirnya,aku mendengar kabar itu lagi,dari lidah Putri.

"sumpah Put,gue baru ngeh,kalau lo sama Lusi itu kembar !"

"bacot cunguk !"

Putri melempar pulpennya ke arah Dona yang duduk tidak jauh darinya.

"Putri,departemen kita bersih dari area gosip. seletingan apapun,gak boleh di bicarain di sini.apa lagi,tentang atasan kita.dia,orang yang ngasih tunjangan hidup ke kita !"

"ko telan itu !"

Setiap ucapan Mba Wiwik,selalu bijak dan menimbulkan keseganan yang luar biasa pada diriku.

Semprotan Dona di tanggapi tatapan tajam oleh Putri,tidak pada Mba Wiwik.meski tidak sesegan diriku,Putri cukup menghargai wanita itu.

Dan aku,memilih diam.

Memeluk BayangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang