Chapter 4

5K 243 16
                                    

Beberapa jam sebelumnya ...

"Frans, nggak jadi deh ketemu Aleandro."

Perkataan Ashraf membuat Frans mengurungkan niatnya saat akan menginjak pedal gas. Ia kembali menoleh, bos-nya itu terlihat sedang memeriksa iPhone XS miliknya. Terkadang Frans heran, padahal bos-nya itu sangat kaya raya tapi dia masih setia menggunakan ponsel keluaran lama yang sudah digunakannya selama hampir 6 tahun itu. Dirinya saja yang hanya sekretaris sudah berganti iPhone keluaran paling terbaru. Yaa, orang kaya seperti Ashraf Danujaya memang berbeda, dia tidak akan memedulikan hal seperti itu selagi masih layak pakai untuknya.

"Terus kita kemana Pak?"

"Ke Paris."

Hah?!

Tidak, tidak. Pak Ashraf itu tidak bukan tipikal orang yang impulsif, ia sangat teratur, apa yang sudah menjadi schedule-nya maka itu yang akan dia lakukan. Tapi kali ini, secara tiba-tiba? Dia minta ke Paris?

Oh, tentu saja. Rine adalah alasannya. Tapi, Ashraf pasti tak akan bilang bahwa ia kesana untuk Rine. Dalam hati Frans merasa bersalah, apakah ini semua karena foto yang diunggah oleh Rine?

Sekedar informasi saja, Ashraf itu tipe pasangan yang posesif dan protektif. Tapi, karena sikap dingin dan gengsinya itu terkadang sikapnya malah terkesan nggak jelas. Seperti sekarang contohnya.

"Tolong cari penerbangan terdekat ya. Aleandro biar saya yang urus."

"O-oke Pak." Frans buru-buru mengambil ponselnya.

***

Paris,
Saat ini ....

Ashraf sampai di Hotel tempat Rine dan Moni menginap saat pukul 11 malam. Begitu sampai sana, ia justru melihat Moni yang sedang berdiri gelisah di Lobi hotel, ia mondar-mandir seraya mengecek ponselnya. Saat melihat kemunculan Ashraf dan Frans, perempuan 24 tahun itu langsung panik dan berlari menghampiri mereka.

"Ada apa Mon?" Tanya Frans melihat ekspresi kalut Moni.

"I-ini Pak ... aduh ... Mbak Rine ...."

"Rine kenapa?" Ashraf menyelak.

"Mbak Rine nggak bisa dihubungin Pak ...."

"Loh? Memangnya Ibu Rine kemana?" Frans jadi ikut panik tapi berusaha untuk tetap tenang.

"Itu ... dia ke ...." Tadinya Moni ingin berbohong, berkata bahwa Rine pergi ke Cafe dekat Hotel—seperti yang Rine katakan tadi siang. Tapi melihat tatapan tajam Ashraf ia justru menciut dan akhirnya terpaksa jujur. "Jadi, tadi siang setelah keliling sama saya, Mbak Rine bilang dia mau me time sendiri, dan nyuruh saya buat pulang ke Hotel duluan. Terus saya lupa tanya Mbak Rine pergi kemana karena begitu sampe Hotel saya ketiduran, dan baru bangun pas udah malem. Saya langsung coba hubungin tapi Mbak Rine gak bales-bales ... waktu saya telfon nomornya nggak aktif." Moni menunduk penuh rasa bersalah. "Maaf Pak Ashraf, saya bener-bener minta maaf karena teledor dan nggak bisa jagain Mbak Rine sesuai perintah Bapak. Saya minta maaf Pak ...."

Ashraf membuang napasnya. "Frans, ayo ikut saya," katanya lalu dengan langkah lebar ia berjalan cepat bahkan membuat Frans berlari untuk menyusul Ashraf.

Hot and Cold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang