Chapter 25

2.6K 181 24
                                    

Rine tidak bisa berhenti tersenyum melihat binar bahagia di mata ibu mertuanya, kala melihat potret pernikahan dirinya dengan Ashraf melalui album pernikahan yang Rine bawa. Jari-jarinya yang kurus dan keriput mengelus foto-foto tersebut, tatapannya kemudian beralih pada Rine. Ia memandang Rine sejenak, lalu tangannya berpindah diletakkan di atas tangan Rine.

"Rine ...."

"Iya, Mah?"

"Ada banyak sekali penyesalan, yang mamah miliki selama ini ...."

"...."

"Mamah bukan ibu yang baik untuk Ashraf ... dia sudah terluka sejak kecil ... hanya saja Ashraf tidak pernah mengatakannya ...."

Rine menundukkan pandangannya menatap tangannya yang dipegang oleh ibu mertuanya.

"Mamah titip Ashraf, ya Rine?"

Pandangan Rine kembali pada ibu mertuanya. Matanya pun langsung berkaca-kaca, rasa sedih yang sedari tadi ia tahan makin menjadi-jadi.

"Ashraf hanya punya kamu di sisinya ... mamah harap, kamu bisa selalu menemaninya ... apapun yang terjadi."

Rine mengangguk-angguk seraya menahan air matanya agar tidak menetes. "Iya, Rine janji mah ... Rine akan selalu ada di sisi Ashraf, apapun yang terjadi."

***

Dari luar Ashraf melihat Rine yang masih duduk di sebelah ibunya. Ia memegang handle pintu dan terdiam sejenak, sampai akhirnya Ashraf pun memutuskan untuk masuk. Suasana di kamar itu begitu hening.

"Rine?"

Rine langsung menoleh dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir sebagai isyarat agar Ashraf tidak berbicara terlalu kencang.

"Mamah baru aja tidur, setelah tadi suster periksa keadaannya."

Ashraf melirik ibunya yang sudah terlelap, ia kembali menatap Rine. "Aku mau bicara sebentar."

Rine pun mengangguk, sebelum ia pergi, ia memastikan terlebih dahulu kondisi ibu mertuanya dan merapihkan selimut yang menutupinya.

"Kenapa, Ash?" Kini dirinya dengan Ashraf sudah berada di taman, duduk di bangku dengan pohon rindang di sampingnya, semilir angin dan udara sejuk begitu terasa.

Ashraf pun menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan berita tentang Rine dan Calvin. Seketika Rine terdiam, usai membaca berita itu ia pun menggelengkan kepalanya.

"Nggak, itu nggak benar. Aku nggak pernah selingkuh dengan Calvin." Rine menatap Ashraf. "Aku memang pernah pacaran sama dia. Tapi itu sebelum aku menikah sama kamu. Kalo kamu nggak percaya, kamu bisa tanya sama daddy."

"Aku tau." Ashraf mengangguk mengerti. "Aku tau, Rine ...."

Rine menundukkan pandangannya seraya menghela napas. Ia tidak pernah mengira pada akhirnya hubungan dia dan Calvin dulu akan terendus oleh media dengan cara seperti ini. Apalagi saat ini Calvin sedang berada di puncak karirnya, berita seperti itu pasti menjadi santapan lezat untuk media.

"Aku udah minta Frans untuk menyelidiki sumber berita itu. Kamu nggak perlu khawatir, semuanya pasti akan baik-baik aja."

Tatapan Rine kembali pada Ashraf, ia pun tersenyum tipis lalu mengangguk.

***

Di lokasi syuting saat sedang break, Jessica duduk seraya melihat ponselnya. Isi media sosialnya sedang diramaikan dengan berita yang muncul baru-baru ini. Bahkan beberapa staf di lokasi syutingnya juga terdengar membicarakan berita tersebut. Jessica pun diam-diam mendengar dua staf wanita yang sedang membereskan peralatan di ruang make-up.

Hot and Cold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang