Chapter 7

3.6K 171 8
                                    

Di ruang gantinya, Ashraf yang masih mengenakan bathrobe, berkacak pinggang menatap pakaian yang Rine siapkan. Celana chinos putih dan sweater navy berkerah. Di depan cermin panjang, Ashraf mematut penampilannya usai mengenakan pakaian tersebut. Dahinya mengerut, ia malah terlihat seperti tidak akan bekerja, apalagi di usianya yang hampir menyentuh kepala 4. Sangat tidak cocok.

"See? You look better with that fit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"See? You look better with that fit."

Ashraf menoleh ketika mendengar suara Rine, ia melihat wanita itu masih mengenakan kimono satinnya. Bahkan dadanya tercetak jelas membuat Ashraf segera mengalihkan pandangannya sebelum ia berubah pikiran. Ashraf lalu mengambil salah satu jam dari lemari kaca. Penampilannya memang lebih stylish dan membuatnya lebih muda, tapi tetap saja, Ashraf tidak nyaman karena itu seperti bukan dirinya. Namun, karena menghargai usaha Rine, Ashraf pun terpaksa memakainya.

"Aku sebenarnya nggak nyaman," ucap Ashraf seraya memakai jam tangan.

"Why??" Rine melangkah menghampiri Ashraf, merapihkan kerah lelaki itu sedikit, lalu menatap penampilannya dari atas ke bawah. "Ini namanya smart-casual, Ash. Kamu keliatan lebih trendy dan muda. Sangat berbeda dengan sebelumnya, pakaian formal kamu itu bosenin, tau nggak?"

Ashraf tak ingin berdebat di saat pagi seperti ini, akhirnya ia hanya menghela napas dan terdiam.

"Aku akan singkirin semua pakaian kamu yang udah lama-lama itu. You need an upgrade."

"Up to you," ucapnya sudah pasrah. "Aku tunggu di meja makan." Ashraf lalu keluar lebih dulu meninggalkan Rine yang kini menyunggingkan senyum puas. Dalam hati Rine sangat yakin, lelaki itu pasti sangat kesal.

***

Di rumah besar nan mewah ini, tidak banyak kegiatan yang dapat Rine lakukan. Ketika semua orang sibuk bekerja, dirinya hanya mondar-mandir dan bermalas-malasan, mengunjungi perpustakaan pribadi, kamar, lalu taman belakang. Rine juga tidak memiliki teman untuk keluar, semuanya pasti sedang sibuk. Nampaknya Rine butuh kegiatan agar dirinya tak mati kutu seperti ini.

Rine langsung bangun saat sedang berbaring di sofa dan menikmati tontonan series di ruang TV. Ia mendengar ponselnya berdering, melihat ternyata itu merupakan panggilan video dari sahabatnya, Rine buru-buru membersihkan tangan dari sisa cemilan dan mengangkat panggilan tersebut.

"Ellenn!!!"

"Rine!!!"

"Aaa miss you so much!!!"

"Miss you too Rine!!!"

"How's Berlin???"

"Yaaa gitu dehh. Lo sendiri gimana? Kehidupan setelah menjadi Mrs. Danujaya?"

Sontak Rine tergelak. "Very boring and nothing to do."

Hot and Cold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang