Ashraf sampai di rumahnya saat tengah malam. Tidak bisa dibohongi bahwa harinya begitu melelahkan, dan itu terukir jelas di wajahnya. Ia pun langsung menuju kamar, namun baru saja masuk, Ashraf tak mendapati Rine di dalam sana. Perhatiannya beralih menuju balkon, terlihat silhouette seorang wanita yang berdiri dengan rambut terurai.
"Rine?" Ashraf menghampirinya, kemudian Rine menoleh seraya tersenyum tipis.
"Kenapa kamu belum tidur?"
"Aku nggak bisa tidur."
Ashraf menghela napas panjang. Situasi ini pasti tidak mudah untuk Rine, apalagi sudah dua hari ini ia menjadi pembicaraan banyak orang di luar sana. Hati Ashraf juga ikut tidak tenang memikirkannya, ia tidak bisa membiarkan begitu saja, oleh sebab itu, upaya apapun Ashraf lakukan untuk mengendalikan situasi dan menghentikan pemberitaan buruk mengenai Rine.
Ashraf memeluk Rine dari belakang, rasanya seketika menjadi tenang dan begitu nyaman, letihnya pun hilang begitu saja. Ia meletakkan dagunya di bahu Rine.
"Jangan khawatir, Rine. Semunya pasti akan baik-baik aja."
Rine yang merasakan pelukan hangat Ashraf pun tersenyum, tatapannya yang mengarah ke depan menjadi berkaca-kaca. Segala kegundahan dalam dadanya sirna dan digantikan dengan perasaan bahagia. Rine benar-benar sangat beruntung memiliki Ashraf. Sepertinya, ia tidak akan pernah bisa berhenti mencintainya. Justru, perasaan Rine kepada Ashraf kian besar.
Rine pun memutar tubuhnya untuk menghadap Ashraf. Ia menyentuh pipi lelaki itu dan mengelusnya. Mata Rine menatapnya lekat, memperhatikan setiap detail wajah Ashraf.
"Terima kasih ya, Ash. Terima kasih banyak ...." Rine mendekap tubuh Ashraf sangat erat. Sementara itu, Ashraf hanya tersenyum tipis seraya membalas pelukan Rine, satu tangannya mengelus rambut panjang Rine.
"Tadi kamu di TV keliatan ganteng banget. Aku jadi takut, nanti banyak yang naksir sama kamu."
Perkataan Rine berhasil membuat Ashraf tertawa. Di tengah situasi seperti ini, sempat-sempatnya Rine berpikir seperti itu. Ashraf pun makin memeluknya erat.
"Yang terpenting, semua orang tau kalo aku suami kamu."
Rine tidak bisa menahan senyumnya yang semakin lebar. Hanya mendengar Ashraf berkata seperti itu saja, hatinya langsung berdebar-debar. Apakah jangan-jangan Ashraf sudah mulai mencintainya?
Rine memejamkan matanya, ia memilih untuk menyimpan pertanyaan itu dalam benaknya. Rine tidak ingin merusak momen romantis mereka saat ini, dan membuat Ashraf kembali menarik jarak dengannya. Untuk sekarang, seperti ini saja sudah cukup untuk Rine.
***
Esok paginya, ketika Rine memeriksa internet, ia terperangah melihat berita perselingkuhan tentang dirinya sudah tidak ada. Hanya ada berita mengenai dirinya dengan Ashraf. Judul beritanya pun sudah berubah seperti:
Florine Salim, Sosok Istri Ashraf Danujaya yang Berasal dari Keluarga Konglomerat.Bak Selebritis, Potret Istri Ashraf Danujaya Mencuri Perhatian Warganet.
Disebut Pasangan Visual, Berikut Potret Mesra Florine Salim dan Ashraf Danujaya. Dan sebagainya.
Rine kemudian membuka media sosialnya, disana pun komentar negatif tentang dirinya sudah sangat berkurang. Kolom komentarnya saat ini dipenuhi dengan dukungan dan pujian. Rine benar-benar tidak menyangka, secepat itu bisa berubah.
"Rine. Makan." Rine mendongak, menatap Ashraf yang duduk di hadapannya. Ia pun meletakkan ponselnya lalu mengambil sarapannya.
"Orang-orang tuh aneh banget ya? Padahal kemarin mereka masih banyak yang hujat aku loh, Ash. Tapi tiba-tiba hari ini berubah jadi banyak yang muji aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot and Cold ✔
Любовные романы18+ He's so cold and i'm burning. He's ice and i'm fire. ****** Florine Salim (called: Rine) Ashraf Danujaya (called: Ash) Keduanya memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Jika Ashraf adalah es maka Florine merupakan api. Ashraf sangat dingin...