Di cafe yang berada di lantai satu kantor, Rine duduk menunggu sementara Calvin sibuk memesan ini itu. Beberapa karyawan yang melihat Rine tak sungkan menyapanya, meski hanya dengan senyum dan anggukan singkat. Kini hampir semua orang yang bekerja dalam bangunan itu sudah mengetahui siapa Rine. Namun ketika Calvin duduk di hadapannya, perhatin pun beralih pada lelaki itu, yaa siapapun pasti secara alami pasti akan melakukannya. Calvin itu bagaikan magnet, selain tampan dia juga aktor terkenal. Maka tidak heran kalau banyak yang diam-diam mencuri pandang. Walau mereka sering melihat artis yang hilir mudik keluar masuk kantor, tapi pemandangan Calvin yang duduk di Cafe kantor mereka adalah hal yang mengejutkan.
"Tadi, apa maksud perkataan kamu waktu di ruangan Ashraf?" Rine bertanya saat Calvin baru saja menempati kursinya.
Dahi Calvin mengerut. "Yang mana?"
"Kamu bilang 'masih aja begitu' itu maksudnya apa? Aku nggak ngerti."
"Ooh ...." Calvin terkekeh. "Ashraf. Dia belum berubah."
"I ... really don't get it." Rine menyipit benar-benar tak paham. Minuman mereka datang lebih dulu, Rine yang memesan milkshake dan Calvin memesan iced latte.
"Dari dulu, Ashraf itu selalu bersikap seolah dia baik-baik aja, padahal sebenarnya itu cuma kamuflase doang. You saw it right? Padahal dia masih dalam masa berkabung, tapi malah memaksakan diri buat kerja."
"Kamu kayaknya kenal banget sama Ashraf."
Calvin menunduk menyembunyikan seringai miringnya. Ia mengaduk minumannya lalu menyedotnya. "Aku dan Ashraf sudah sangat lama jadi saudara tiri. Dulu kami cukup akrab. Tapi, saat Ashraf memutuskan untuk meninggalkan rumah, hubungan kami jadi jauh."
Awalnya Rine mengira hubungan Ashraf dan Calvin memang selalu buruk, terlebih kerap kali keduanya bersikap seolah tidak kenal. Contohnya saja saat di pernikahan Rine, meski Calvin hadir, lelaki itu hanya memberi selamat kepadanya secara terpisah, ia kemudian meninggalkan pesta begitu saja. Well, jika di posisi Calvin hal itu pasti tidaklah mudah. Bagaimana pun Rine pernah berhubungan dengannya.
Usai makan siang Rine kembali ke ruangannya, ternyata tidak ada siapa-siapa. Itu artinya Ashraf belum kembali sejak satu jam tadi. Merasa khawatir, Rine memutuskan untuk menghubungi Ashraf, tapi beberapa kali panggilannya tidak terjawab, begitu juga dengan pesannya. Harapan terakir adalah Frans.
***Kegelisahan Rine berlanjut hingga ia sampai di rumah dan tak melihat Ashraf di sana. Memang selama Rine ikut bekerja, Ashraf tidak pernah pulang mendahuluinya bahkan ketika lelaki itu memiliki urusan di luar. Tapi kali ini, Rine berharap setidaknya Ashraf sampai di rumah lebih dulu apalagi lelaki itu tak bisa dihubungi.
Rine menarik kursi bar dan duduk di sana, ia menuang air putih lalu diteguknya.
"Mbak Rine mau dibuatkan makan malam apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot and Cold ✔
Romance18+ He's so cold and i'm burning. He's ice and i'm fire. ****** Florine Salim (called: Rine) Ashraf Danujaya (called: Ash) Keduanya memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Jika Ashraf adalah es maka Florine merupakan api. Ashraf sangat dingin...