Cobaan demi cobaan datang silih berganti, seolah tak memberi Ashraf waktu untuk tenang barangkali sebentar. Kepergian Setyo yang mendadak karena serangan jantung membuat Ashraf bahkan tak sempat mencerna situasi yang terjadi. Lagi-lagi, tak ada setetes pun air mata yang keluar darinya, melainkan hanya tatapan kosong ke pusara ayahnya.
Ashraf seperti merasa déjà vu—bukan, lebih tepatnya ini adalah kejadian yang serupa dan ia alami kedua kalinya. Semua mata penatapnya penuh empati, orang-orang seperti mengasihani nasib Ashraf yang begitu tragis. Belum lama ia ditinggal oleh ibunya, kini ayahnya pun menyusul.
Ashraf menatap lekat-lekat makam ayahnya yang sudah dipenuhi taburan bunga, tangannya mengepal kuat dan ketika matanya mulai memanas Ashraf membuang napas keras. Ia lantas segera pergi saat prosesi pemakaman sudah selesai.
Melihat Ashraf yang berjalan lebih dulu di depannya, Rine begitu takut sekaligus khawatir. Ashraf pasti sangat terguncang dengan situasi ini. Ia tidak tahu apa yang ada dalam benak lelaki itu, tapi yang pasti, Rine tidak akan membiarkan Ashraf terpuruk sendiri lagi.
Di tengah malam ketika semua orang sudah terlelap, Ashraf melangkah keluar dari kamarnya menuju ruang kerja. Ia mengambil dua gelas whiskey, dan diletakkannya di atas meja. Ashraf menuang whiskey ke masing-masing gelas lalu ia duduk di sofa. Seraya meneguk whiskey-nya, pandangan Ashraf tertuju pada sofa di hadapannya.
Dalam bayangan Ashraf, ia melihat Setyo duduk di sana. Meneguk whiskey yang ia tuangkan. Ekspresi wajahnya dingin dan tegas seperti biasa. Tatapan mereka lalu bertemu dan ketika itu Setyo tersenyum samar.
"Karena kamu sudah dewasa, kini papah tidak kesepian lagi kalau ingin minum whiskey." Itu adalah perkataan Setyo ketika pertama kalinya Ashraf mencoba alkohol di usia 21 tahun.
Dalam bayangan Ashraf, tatapan Setyo perlahan berubah menjadi lembut memandangnya. Seakan itu adalah tatapan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.
"Raf ... papah harap kamu tidak terlalu membenci papah."
"Maaf ... papah belum sempat mengatakan permintaan maaf kepada kamu secara langsung."
"Harusnya dulu papah memperlakukan kamu lebih baik."
"Semoga kebencian di hati kamu terhadap papah bisa perlahan menghilang, agar kamu bisa hidup dengan lebih tenang ...." Setyo mengulas senyum tipis.
Air mata Ashraf yang sudah menumpuk pun menetes, menyapu bayangan Setyo yang perlahan hilang dari hadapannya. Menyadari bahwa itu hanya ilusinya belaka, Ashraf menunduk dalam-dalam menyembunyikan tangisnya. Tangan kanan Ashraf masih memegang gelas, ia meremasnya sangat kuat hingga tangannya gemetar. Ashraf menahan dirinya sekuat tenaga untuk tidak membanting gelas tersebut.
Ashraf kembali ke kamarnya dengan langkah terhuyung-huyung. Tangannya seraya meraba-raba dinding sebagai pegangan. Dirinya sudah benar-benar mabuk. Ia membuka pintu kamar dan melihat Rine masih tertidur lelap. Nafas Ashraf menghembus panjang. Ia pun beranjak naik ke ranjang, menatap Rine sejenak. Tangannya perlahan hendak menyentuh wajah Rine, namun saat jari tangan Ashraf hampir menyentuh kulitnya, ia mengurungkan niat dan lantas membaringkan tubuhnya di samping Rine. Ia memejamkan mata dan menutup wajahnya dengan lengan tangan.
***
Pagi hari, Rine terbangun dengan posisi Ashraf yang memeluk dirinya. Aroma alkohol menyeruak masuk ke hidungnya. Ternyata itu berasal dari Ashraf. Rine lantas menatap Ashraf lekat-lekat, lelaki itu tertidur sangat pulas, bibirnya sedikit terbuka membuat hembusan napasnya terdengar jelas.
Perlahan Rine mengelus kepala Ashraf. Betapa Rine sangat mencintai Ashraf, lelaki yang sudah memberikan berbagai warna di hidupnya. Mungkin, ini adalah titik terendah untuk Ashraf. Tapi Rine berjanji, dia akan selalu berada di sisi lelaki itu sekali pun dunia menentangnya. Tidak akan ada yang bisa memisahkan dirinya dengan Ashraf, kecuali kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot and Cold ✔
Romance18+ He's so cold and i'm burning. He's ice and i'm fire. ****** Florine Salim (called: Rine) Ashraf Danujaya (called: Ash) Keduanya memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Jika Ashraf adalah es maka Florine merupakan api. Ashraf sangat dingin...