Chapter 19

2.5K 195 35
                                    

Dua tahun lalu ...

Tinggal menghitung hari, saat itu akan tiba, dimana Jessica akan resmi menjadi istri dari Ashraf Danujaya. Memikirkannya saja sudah membuatnya berdebar-debar. Akhirnya, setelah enam tahun bersama menjalin hubungan, kehidupan yang sebenarnya dengan Ashraf akan dimulai. Betapa beruntung dirinya dicintai lelaki seperti Ashraf.

Lamunan Jessica buyar saat melihat ponselnya berdenting, ia dengan perasaan senang lantas mengeceknya, berharap bahwa itu adalah balasan pesan dari Ashraf. Namun, perlahan senyum Jessica luntur. Di tengah-tengah kebahagiannya yang akan menikah dengan Ashraf, ia lupa pada satu hal, bahwa masih ada seseorang yang kurang senang dan tidak dapat menerima dirinya menjadi istri Ashraf. Dengan tekad yang bulat, akhirnya Jessica pun memutuskan untuk menemui orang tersebut.

***

Tanpa minat Jessica menatap minumannya yang baru saja datang. Di hadapannya kini sudah duduk Setyo Danujaya atau ayah Ashraf. Melihat pria itu memilih ruang private di restoran ini, Jessica yakin Setyo pasti akan membicarakan hal yang serius dengannya.

Setyo meletakkan garpu dan pisau makannya begitu ia selesai menghabiskan makananannya. Ia pun meneguk air minum dan mengusap bibirnya dengan lap putih. Sejak Jessica baru sampai, belum ada satu pun dari keduanya yang membuka suara. Sampai akhirnya Setyo menatap Jessica lekat.

"Kamu tahu, Jessica. Sampai saat ini saya bahkan masih belum bisa menerima kamu sebagai istri Ashraf."

Tubuh Jessica lantas menegang. Ia menelan salivanya dan berusaha untuk tetap terlihat tenang.

"Saya sudah peringatkan kamu, bukan? Tapi sepertinya kamu tidak menganggap serius perkataan saya."

"Saya sangat mencintai Ashraf, Pak."

"Cinta? Semua orang pada awalnya pasti akan seperti itu. Tapi bagaimana jika saya meminta kamu untuk meninggalkan dunia kamu, melepaskan pekerjaan kamu sebagai artis, dan hanya berfokus pada Ashraf, apakah kamu bisa melakukannya?"

Pertanyaan itu sontak membuat Jessica terdiam, tatapannya menjadi nanar. Kecintaannya terhadap pekerjaannya sebagai aktris sama besarnya seperti ia mencintai Ashraf. Sudah banyak hal yang Jessica lewati dan korbankan untuk sampai di titik ini, dan meninggalkan itu semua tentunya bukanlah hal yang mudah. Bahkan Ashraf pernah mengatakan, setelah menikah nanti ia akan mendukung Jessica untuk tetap berkarir.

"Saya tahu, kenapa Ashraf begitu mencintai kamu Jessica. Karena kamu begitu mirip dengan mamahnya." Setyo menggeleng-geleng. "Dan saya tidak ingin, anak saya satu-satunya disakiti oleh wanita yang sama seperti mamahnya."

Kedua tangan Jessica yang berada di atas lututnya pun mengepal erat. Bibirnya membentuk garis tegas berusaha menahan emosinya.

"Saya hanya akan memberikan satu perintah untuk kamu. Tinggalkan Ashraf dan pergi ke Amerika. Sebagai gantinya, saya akan mengenalkan kamu kepada produser ternama di Hollywood, dan membuat karir kamu lebih melejit dari ini." Setyo beranjak berdiri. "Saya tidak menerima penolakan," ucapnya lalu meninggalkan Jessica yang masih duduk mematung dengan tatapan lurus berkaca-kaca.

Begitu Setyo pergi, tak terasa air mata Jessica pun menetes. Ia menunduk semakin dalam dan tangisnya langsung pecah.

***

"Padahal tinggal satu hari lagi, tapi kamu udah kangen banget ya sama aku?" Ashraf memeluk Jessica erat seraya mengecup keningnya beberapa kali. Ia pun memberikan sedikit jarak dengan kedua tangan yang masih melingkar di pinggang Jessica. "Ada apa sayang?"

Jessica menatap Ashraf lekat, bibirnya yang membentuk garis lurus sedikit bergetar. Sekuat hati ia berusaha mengatakan apa yang ada di benaknya. Ia pun menelan salivanya, lalu melepaskan tangan Ashraf yang masih memeluknya. Jessica merubah posisi duduknya menghadap lurus ke depan, ia kemudian melepas cincin yang Ashraf berikan dari jari manisnya.

Hot and Cold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang