Chapter 5

4.3K 191 17
                                    

Mata Rine menatap langit-langit kamar hotel, gemercik air terdengar dari kamar mandi. Tapi, yang ada di pikirannya pagi ini adalah kejadian semalam. Dirinya dan Ashraf sudah tidur bersama!

Pupil mata Rine melebar, membayangkan bagaimana semalam ia dan Ashraf saling mencium. Sentuhan lelaki itu di tubuhnya bahkan masih dapat Rine rasakan dengan jelas. Tatapan mata tajamnya yang begitu intens berhasil menusuk dada Rine dan membuatnya berdesir hebat.

Rine menelan salivanya, memegang erat selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Sungguh itu adalah pengalaman paling luar biasa yang pernah Rine rasakan.

Begitu mendengar langkah kaki Ashraf, Rine buru-buru memejamkan matanya. Ia tidak siap berhadapan dengan lelaki itu, pagi ini, di saat dirinya masih dengan kondisi tak memakai apapun dan hanya tertutup selimut.

"Pagi, Rine."

Rupanya lelaki itu tahu bahwa Rine sedang pura-pura tidur. Sungguh akting Rine memang sangat buruk dan Ashraf memiliki mata yang jeli. Akhirnya, karena sudah nanggung, Rine melanjutkan aktingnya dengan menguap seraya meregangkan tubuhnya. Ia perlahan membuka mata sipitnya kemudian merubah posisi berbaringnya menyamping dengan tangan kanan sebagai bantalan kepalanya.

"Pagi ...." Rine melihat Ashraf sedang mengancingi kemejanya. Ia jadi kembali teringat, bagaimana dirinya semalam membuka satu per satu kancing baju tidur Ashraf. Rine menelan salivanya, membayangkan dirinya yang akhirnya bisa menyentuh perut kekar Ashraf, merasakan kulit hangat nan lembutnya, lalu—

"Kamu baik-baik aja?"

Mata Rine mengerjap cepat, bayangannya langsung buyar saat mendengar pertanyaan Ashraf. Ia lantas tersenyum hingga matanya menyipit. Lelaki itu sedang berdiri di hadapannya, menatap Rine yang masih berbaring.

"I'm good," ucap Rine lalu beranjak masih menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia hendak melesat ke kamar mandi, tapi tiba-tiba Ashraf menahan lengannya. Rine pun menoleh.

"You're missing something."

Dahi Rine mengerut. Hingga Ashraf menariknya untuk mendekat kemudian mencium bibir Rine cukup lama.

"Morning kiss," ucap lelaki itu berhasil membuat kupu-kupu Rine berterbangan di saat pagi buta seperti ini. Rine tidak berkutik sama sekali, ia benar-benar terkejut sekaligus salah tingkah, bahkan Rine yakin pipinya kini sudah memerah.

Rine berdehem samar, ia berusaha menahan senyumnya. Begitu Ashraf melepaskan lengannya, ia lantas pergi menuju kamar mandi. Berjingkrak-jingkrak tidak jelas di dalam sana, berusaha meredam perasaannya yang membuncah dan mengembalikan kewarasannya.

Rine. Sadar dan ingat rencana kamu.

***

Rine bukanlah wanita polos yang tidak tahu apa-apa, dia juga terkadang memiliki pemikiran nakal. Rine juga sudah beberapa kali tidur dengan mantan kekasihnya. Apalagi circle pertemanannya memiliki pergaulan yang bebas, rasanya melakukan dosa seperti itu sudah jadi hal lumrah untuk mereka. Namun, meski demikian Rine masih memiliki batasan. Ia tidak tidur dengan sembarang orang, Rine hanya tidur dengan pria yang saat itu jadi pacarnya serta sudah berhubungan cukup lama. Sebelum melakukan hal seperti itu, tentu saja Rine harus percaya dan yakin terlebih dulu terhadap pasangannya. Tapi ... entah mengapa kali ini berbeda. Baru sebentar Rine mengenal Ashraf, tapi dirinya sudah takluk dengan godaannya. Lelaki itu memang sangat berbahaya, tiap kali berada di dekatnya Rine seolah ingin memasrahkan diri saja.

Gila. Benar-benar gila. Rine tidak bisa membiarkan Ashraf menang di atasnya. Ingat, dia harus membuat lelaki itu kesal dan tak tahan dengan dirinya.

Hot and Cold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang