Tengah malam, Rine membuka pintu ruang kerja Ashraf, ternyata lelaki itu tak ada di dalam sana. Ia melihat ada banyak kepalan sampah kertas yang tercecer di lantai hingga meja kerjanya. Padahal Ashraf adalah tipe orang yang sangat rapih dan bersih, tumben sekali dia membiarkan kertas-kertas itu mengotori ruang kerjanya. Rine pun dengan inisitif mengambil kepalan kertas tersebut, hingga di meja kerja, ia melihat lacinya masih terbuka. Saat Rine akan menutupnya, ia tiba-tiba terdiam melihat bingkai foto yang berisi potret mesra Ashraf dan Jessica.
Oh tidak.
***
Di sebuah pesta pernikahan salah satu rekan Ashraf, siang itu Rine turut hadir untuk mendampingi Ashraf. Pesta tersebut berlatar di taman dengan konsep garden party. Rine melirik Ashraf yang berjalan di sampingnya, ia menggandeng lengan lelaki itu. Tanpa sadar Rine tersenyum melihat penampilannya, kini Ashraf tidak rewel lagi mengenai pakaian yang Rine siapkan untuknya, apapun pilihan Rine, Ashraf akan mengenakannya tanpa berkomentar.
"Kamu tau nggak tema pernikahannya apa?" Rine menunjukkan undangan di depan wajah Ashraf. "Garden Party. So please, Mr. Ashraf Danujaya ... take off your suit, and wear this. Okay?" Rine menunjukkan kemeja putih gading yang ia ambil dari closet Ashraf.
Tanpa banyak bicara, Ashraf pun hanya manut ketika Rine melepaskan jas yang ia kenakan, dan mengganti kemejanya dengan kemeja putih pilihan Rine. Usai merapihkan kerah kemeja Ashraf, Rine lalu memutar tubuh Ashraf untuk menghadap cermin.
"See? Simple but you still so sexy."
Ungkapan itu membuat Ashraf melirik Rine, sudut bibirnya sedikit tertarik, sementara alisnya mengerut. Sungguh, ia masih belum terbiasa mendengar seorang wanita yang secara gamblang mengomentarinya dengan ungkapan seperti itu. Rine memang berbeda.
"Look, how well-suited we are."
Rine menggandeng lengan Ashraf seraya mematut penampilannya di depan cermin. Ia tersenyum puas melihat dress yang dikenakannya serasi dengan warna kemeja Ashraf.
Bayangan Rine beberapa saat lalu ketika ia dan Ashraf sedang bersiap, seketika buyar. Sekarang di hadapannya sudah ada kedua mempelai, Rine kemudian memberikan selamat kepada keduanya.
"Thanks ya Raf, udah dateng," ucap mempelai pria yang merupakan rekan bisnis Ashraf.
"Sama-sama. Selamat, sekali lagi."
Usai memberikan selamat, tentu saja selanjutnya adalah menikmati hidangan. Tapi, karena lelaki yang duduk di samping Rine ini banyak dikenal oleh orang-orang, akhirnya datanglah dua orang yang merupakan kenalan Ashraf, mereka menyapa Ashraf dan Rine lalu bergabung dan berbincang-bincang.
"Aku ke tolilet dulu." Rine berbisik dan langsung diangguki oleh Ashraf.
Tidak lama kemudian Rine kembali, dan saat ia melihat ke arah mejanya, tiba-tiba saja di sana sudah ada Jessica, ia juga terlihat sedang berbicang dengan yang lainnya sambil sesekali tertawa. Langkah Rine semakin cepat, kedua tangannya mengepal dan tatapannya fokus pada Jessica. Akibatnya, Rine pun tidak sengaja menabrak waitress yang membawa nampan berisi minuman. Sebuah insiden gelas pecah pun tak terelakkan, hal itu membuat banyak mata tertuju pada sumber suara. Rine mematung, ia langsung panik dan membantu waitress itu membereskan pecahan gelas.
"So-sorry saya nggak sengaja." Pikiran Rine langsung blank.
Ashraf yang melihat kejadian itu dari kursinya lantas menghampiri Rine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot and Cold ✔
Romance18+ He's so cold and i'm burning. He's ice and i'm fire. ****** Florine Salim (called: Rine) Ashraf Danujaya (called: Ash) Keduanya memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Jika Ashraf adalah es maka Florine merupakan api. Ashraf sangat dingin...