Chapter 33

2.7K 194 29
                                    

Memasuki lorong rumahnya, Ashraf berhenti sejenak untuk menghirup napas dalam-dalam seraya memejamkan matanya. Setiap hembusan napasnya saat ini terasa begitu perih, seakan hatinya kian tersayat-sayat tiada henti. Ashraf menatap loafers hitamnya sejenak dan memantapkan langkah kakinya untuk berjalan. Saat di ruang tengah, ia melihat Rine yang sedang membentangkan pakaian. Perhatian wanita itu beralih kepada Ashraf, ia tersenyum hangat dan Ashraf pun menghampirinya lalu duduk di samping Rine.

"Bagus nggak?" Rine menunjukkan sweater rajut berwarna cokelat mocha.

Ashraf mengangguk seraya menyunggingkan senyumnya. "Bagus."

"Tadi siang waktu aku lagi shopping, aku liat ini. Terus aku beli deh. Cocok kan buat mamah?"

Ashraf berusaha melebarkan senyumnya sampai mata dan ia mengangguk. "Mamah pasti suka."

Rine tersenyum bangga. Ia melipat sweater tersebut dan meletakkan ke dalam kotaknya. Sementara Ashraf hanya menatapnya dengan pedih, tangan kanannya memegang tepian sofa begitu erat berusaha menyalurkan rasa sesak di dadanya. Kenapa harus Rine? Batinnya bertanya-tanya, tak ingin percaya bahwa dia adalah anak dari lelaki yang membuat ibunya pergi meninggalkan dirinya.

Pikiran Ashraf buyar ketika mendengar ponselnya berdering. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.

Melihat Ashraf yang terdiam kaku, perhatian Rine pun beralih padanya. Tatapan keduanya berserobok. Sorot mata Ashraf terlihat nanar, matanya melebar seolah ia sangat shock, meski bibirnya sedikit terbuka namun tak ada satu pun kalimat yang lolos dari sana. Rine memegang tangan Ashraf dan menatapnya penuh khawatir.

"Ada apa?"

***

Kabar duka datang dari dunia perfilman. Aktris kawakan Lidya Paramitha dikabarkan meninggal dunia pada kemarin malam. Mendiang tutup usia di umur 63 tahun.

Lidya Paramitha tutup usia setelah berjuang melawan penyakit kanker payudara selama lima tahun. Mendiang dikenal sebagai aktris berbakat yang memiliki banyak prestasi.

Kabar duka tersebut disiarkan dan diberitakan di mana-mana, mulai dari televisi, radio, platform berita online, hingga media sosial. Banyak publik figur serta selebritas yang mengunggah ucapan duka. Kediaman Ashraf pun sudah dipenuhi oleh karangan bunga, berjejer dari depan gerbang hingga halaman rumahnya.

Tempat pemakaman pun dipadati oleh pelayat yang hadir dari berbagai kalangan. Media juga turut meliput prosesi pemakaman tersebut. Di sana juga Keluarga Salim hadir, begitu pun dengan Keluarga Setyo, termasuk Calvin. Jessica yang ditemani managernya terlihat dibarisan para pelayat. Sementara itu, Rine sepanjang waktu setia berada di sisi Ashraf. Sejak menerima kabar duka tersebut, Ashraf tidak setitik pun meneteskan air mata. Ia hanya diam dengan ekspresi datarnya dan sorot mata mengambang. Tapi Rine yakin, dibalik itu semua ada duka begitu dalam yang Ashraf sembunyikan. Dia sangat menyayangi ibunya, begitu yang Rine lihat ketika Ashaf memandang Lidya.

Ashraf menatap kosong, bahunya tidak setegap biasanya, ia seperti kehilangan kekuatan dalam dirinya. Rine menahan isakan ketika secara perlahan peti mati diletakkan dalam liang lahat. Ia menggenggam tangan Ashraf dan berkali-kali memberikan usapan lembut di lengannya.

Mata Ashraf sedikit memicing, ia menelan salivanya yang terasa begitu berat. Ashraf menaburkan bunga di atas makam ibunya. Saat Anthony melakukan hal yang sama, tatapan tajam Ashraf tertuju padanya.

Kini Ashraf mengerti, alasan Lidya terus merasa bersalah kepadanya dan bahkan tidak bisa memaafkan dirinya sendiri atas tindakan di masa lalunya.

Hot and Cold ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang