04. Keputusan yang Menjelaskan Ungkapan

45 6 3
                                    

Mungkin terkesan aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin terkesan aneh. Ya, memang aneh. Tindakan dan ucapannya aneh bahkan bertentangan. Tak salah kalau aku baru saja berusaha untuk menahan sebuah penolakan. Akan tetapi, entah apa alasannya aku malah merasa bersyukur telah dipertemukan oleh gadis secantik dirinya yang pandai mempermainkan perasaan.

"Tapi bohong ...," ucap Alisa tersenyum.

Ucapannya itu lah yang membuat perasaanku sedikit terbuka. Namun, aku sendiri berusaha keras untuk menutup kembali dan mempertahankan sebuah prinsip. Aku bersikeras menyembunyikan ekspresi sebenarnya dengan mendatarkan diri di hadapannya. Aku menarik dan menghela nafas secara perlahan.

"Lalu? Apa gunanya menyatakan perasaan bohong?" tanyaku sedikit serius.

"Reindraaa ...," panggilnya perlahan dengan nada pelan nan syahdu sembari kembali menaruh badannya pada tempat duduknya.

"Hmm?" sahutku mempertahankan keseriusan ini.

"Kamu tau kan Reindra ... kita ini sama-sama tidak ingin berurusan dengan yang namanya cinta," ucap Alisa masih memperbaiki posisi duduknya agar mencapai yang ternyaman.

"Bukannya dengan sikapmu tadi mendekatiku sudah ada hubungan dengan namanya perasaan cinta?" sangkalku tak berpaling dari wajahnya.

"Hmm, jadi kamu benar-benar salah paham ya dengan sikapku barusan," balasnya masih bisa menebar senyuman itu sembari melempar lirikan mata ke samping kiri.

"Lalu ...," ujarku masih berusaha mendatarkan paras wajah.

"Nyatanya pertahananmu itu lemah!" ujar Alisa seketika kembali melirik ke arahku tanpa menghilangkan senyumannya.

Aku awalnya memang sekedar tertarik dengan Alisa. Akan tetapi, ucapan itu membuatku sedikit kesal. Masalahnya semakin lama makin sombong saja.

"Kau tau? Orang yang merasa dirinya anti dengan percintaan sebaiknya tidak terlalu dekat dengan lawan jenis, benarkah begitu?" tanya Alisa masih dengan ekspresi yang sama.

"Hmm ... benar sih. Aku aja jarang bergaul bahkan mendekati cewek-cewek di sekolahku."

"Jarang ...," ujar Alisa sedikit melunturkan tatapan dan berubah menjadi curiga.

"Eh maksudku tak pernah sebelumnya ... tapi waktu SMP pernah sih," ujarku coba membenahi kesalahpahaman.

"Oh jadi baru sekarang ya ...," ucap Alisa menatapku sinis.

Aku mencoba kembali ke topik awal dengan memaksa. "Ah sudahlah!!! Yang kau inginkan, aku ini jadi gebetanmu saja, kan?!"

Dia terkejut atas bentakanku barusan. Aku sedikit merasa tak enak karena membentaknya. Meski nampak terkejut untuk sementara waktu, kini dia mulai terlihat kebingungan.

"Iya sih ... tapi masih ada hal lain," ucap Alisa melihat ke arah atap serasa sedang memikirkan sesuatu.

BRRAK ....

ReshuffleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang