13. Keluh Kesah Kedua

16 3 0
                                    

Di malam berangin, aku masih sibuk mencari bagian akhir untuk ceritaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam berangin, aku masih sibuk mencari bagian akhir untuk ceritaku. Meskipun malam ini adalah deadline, aku sendiri belum mendapatkan ending yang sesuai.

Sejenak aku berpikir untuk bertanya kepada teman kelas. Namun, tak ada dari mereka semua yang suka membaca cerita maupun novel. Sekalipun ada, kurasa akan mengganggu saja. Diriku juga sempat berpikir untuk menanyakan hal itu ke pembaca. Namun, sama halnya seperti menebar-nebar spoiler.

Pada akhirnya, aku berpikir bagaimana jika menanyakan kepada Alisa. Hanya saja aku merasa tidak yakin karena dia termasuk pembaca ceritaku. Memikirkan namanya dapat membuat isi otak teralihkan. Kalau begini jadinya, aku bakal memperpanjang deadline lagi.

Sungguh kebiasaan jelek.

Namun, ada beberapa hal yang baru kusadari mengenai apapun yang telah kulalui.

Sudah seminggu semenjak dia mengaku telah lama jadian denganku. Aku yakin itu fake, karena dia awalnya yang mengusulkan untuk naik ke tahap ini. Sejauh ini aku dan dia tak pernah chattingan. Jangankan chattingan, dia pun tak pernah menelponku. Meskipun, aku sendiri sebenarnya tak memedulikan hal tersebut. Aku tetap yakin dan sadar, bahwa diriku dan dia hanyalah menjalani hubungan palsu.

Melihat apapun yang telah aku alami.

Cukup banyak hal rumit yang telah kulewati.

Hal rumit tersebut sebenarnya sudah mulai, bahkan sebelum aku mengenal Alisa. Namun, setelah mengenal dirinya, hal rumit itu semakin menjadi-jadi di pikiranku.

Meskipun begitu, tak mempengaruhi keseharianku. Beberapa saat memang menghambat pemikiran untuk menulis sebuah cerita.

Hingga saat ini, aku masih di meja belajar dan hanya ditemani oleh sebuah pensil serta buku, yaa meskipun kosong.

Aku merasa letih, karena baru saja memaksakan kinerja otak agar mendapatkan ending yang sesuai. Terlintas di pikiran, untuk mengingat kembali hal rumit yang sempat menyinggung ingatan. Karena kurasa dengan begitu dapat merefleksikan pemikiran.

Hal rumit itu adalah,

Datangnya permasalahan asmara yang tak kuduga.

Berawal dari seorang gadis yang tak terduga.

Sehingga diriku menduga.

Dia hanya pembaca dan pengunjung biasa.

Namun, seperti yang kukatakan tadi. Sebelum mengenal Alisa, Diana sudah mengakrabkan diri denganku. Namun, aku sendiri tak ingin merespon kedekatan itu. Aku merasa seperti orang munafik saja ketika berkoar-koar tak akan berurusan dengan hal asmara. Aku telah menolak Diana, tapi malah menjalin hubungan asmara dengan Alisa.

"Ga juga sih, itu kan hanya hubungan palsu," ucapku sambil memainkan pensil.

Kuakui, diriku ini pernah menaruh perhatian kepada Diana saat pertama masuk SMA. Namun, setelah aku tahu jika temanku sedari SMP yang bernama David suka kepadanya. Yaa, aku sendiri lebih baik tak mengganggu pdkt nya.

ReshuffleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang