Noted kalau ada typo, ya. Ngga sempat cek ulang
***
Happy Reading^^
***
Begitu Anya mengatakan ingin muntah, Raka langsung dilanda kepanikan. Bingung harus apa, Raka akhirnya membantu Anya bangkit dan menggendongnya menuju toilet, menumpahkan sesuatu yang tertahan ke closet.
Raka meringis seakan ikut merasakan sakitnya. Ia merangkul bahu sang istri dan memijat tengkuknya. "Udah?" tanya Raka saat dirasa Anya sudah agak mendingan, walau yang dikeluarkan hanya berupa air sebab perutnya yang belum terisi dari tadi.
Anya mengangguk lemas menjawab pertanyaan Raka, saking lemasnya ia jatuh tertahan menabrak dada Raka.
Raka sigap memeluknya dan mengelus punggungnya. "Kumur-kumur dulu sini."
Anya menurut dan begitu selesai Raka langsung menggendongnya kembali. Dibaringkannya Anya dengan nyaman di ranjang, lalu diselimutinya sampai dada.
"Gue ambilin makan sama minum dulu, ya."
Anya menggeleng lemah. "Nggak laper."
"Tapi, kan, harus makan." Raka merapikan rambut Anya yang berantakan. "Dikit aja, deh. Nggak papa gue suapin."
Anya mengibaskan tangannya malas berdebat. Ia malah berbalik memunggungi Raka yang menghela napas panjang.
Raka keluar kamar Anya, berniat mengambilkan cewek itu makanan. Tepat sekali di dapur Mbak Yuni dan Mama Anya yang sibuk memasak.
"Eh, Raka? Ini Mama sama Mbak Yuni masakin buat Anya, tolong bawain ke kamarnya, ya. Kamu juga nanti jangan lupa makan."
"Iya, Ma." Raka menerima uluran nampan dari Mama Anya dan melangkah kembali ke kamar Anya.
Sejenak, dari luar kamar Raka melihat punggung Anya yang bergetar, pun dengan isakan yang sampai di telinganya. Langkah Raka spontan terhenti seiring dengan kelopak matanya yang menyayu.
Tangan Raka mencengkeram erat di pinggiran nampan. Tepat saat Anya berbalik, melihatnya di ambang pintu. Seperti kepergok, Anya pun dengan cepat menghapus air matanya.
Raka mengeraskan rahangnya, memantapkan diri ia pun melangkah masuk. Ia melatakkan nampan di atas nakas kecil samping ranjang.
"Makan sendiri atau---"
"Biar gue sendiri," potong Anya lebih dulu. Ia berusaha bangkit menyandarkan punggungnya ke sandaran ranjang. Menerima uluran mangkuk dari tangan Raka yang menatap lekat wajahnya. Sembab, batin Raka.
Di sela-sela Anya menyuapkan bubur ke mulutnya, Raka berujar, "Maaf."
Anya tak menoleh, acuh makan. Namun, ia tetap menjawab, "Gue capek denger maaf lo."
"Sorry."
Anya berdecak tanpa menoleh lagi. "Sorry dan maaf sama, btw."
Raka merunduk dengan hekaan napas berat. "Gue pulang dulu, mau mandi."
Lalu tanpa sepatah kata kagi Raka keluar kamar Anya, menutupnya lagi.
Anya memandangi itu dan merunduk dengan mata berkaca-kaca. Anya benci ini, makan itu harus dengan perasaan bahagia, tapi dia malah sambil menahan tangis.Tak ada yang tahu, Raka juga sama sakitnya. Di balik pintu yang menutup, ia jatuh meluruh menyembunyikan wajahnya di atas lutut yang terlipat, mulai terisak di sana. Bagaimana pun, ia juga manusia.
![](https://img.wattpad.com/cover/343913119-288-k718443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
with Friend (END)
RomanceMereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat keadaan berubah dalam satu kedipan mata. Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Meski beberapa kali Anya terus menolak, berk...