Hehe, kangen ngga gess? Maaf ye baru up, tandai kalau ada typo
***
Happy Reading^^
***
Agak siangan, taksi yang menjemput mereka begitu sampai di Jogja tiba. Anya menolak begitu Raka mengajaknya makan siang, lebih memilih mengemili es krim mint choco yang sempat dibelinya.
"Nggak capek?" Raka berujar begitu taksi mulai bergerak menjauh dari bandara. Untuk beberapa hari, Raka terpaksa menyewa hotel mengutamakan kenyamanan Anya.
"Dikit," jawab Anya dan menjatuhkan kepalanya di bahu Raka.
"Nanti langsung istirahat, bentar ya."
"Mau jajan. Eum ... apa ya yang enak di sini?"
"Nanti malem aja, habis ini istirahat."
"Ah nggak mau, mau sekarang aja."
"Capek, Sayang. Kamu juga pasti capek banget, nanti malam aja ya?" Sebisa mungkin Tak melembutkan nada bicaranya agar Anya luluh dan menurut saja.
Namun, bukannya luluh Anya malah menjauhkan diri dari Raka. "Mau sekarang, Raka. Aku nggak capek, kok."
Helaan napas panjang Raka keluar. Ia mengelus lembut perut Anya. "Baby nggak capek, hm?"
"Dia bilang nggak."
Raka terkekeh. "Kamu tau dia bilang nggak?"
"Iya, batin ibu sama anak itu saling menyambung."
"Iya, deh. Aku percaya," jawab Raka lagi. "Ya udah, mau jajan apa?"
"Sekalian jalan-jalan, ya? Aku nemu tempat bagus di internet."
"Capek," keluh Raka.
Anya mencibir melihat itu. "Oh kamu nggak mau? Udah nggak sayang sama aku?"
Raka mengusap tengkuknya, meringis samar. Ia berdehem singkat. "Mana ada." Raka menjatuhkan keningnya di pundak Anya.
Anya menarik senyum tipisnya, tiba-tiba sepintas ide tercetak. "Kalau sayang sama aku, coba kamu bilang dari kapan kamu suka sama aku?"
Raka membeku, ia lalu mendengkus samar. "Kenapa ini masih aja dibahas, sih?"
"Kenapa juga kamu nggak mau bahas?" Anya sengaja memancing.
Raka mencebik. "Ya emang penting?"
Anya menahan kekehannya. "Penting sih, buat aku. Tinggal jujur apa susahnya, sih. Malu? Gengsi? Salting? Atau apalagi kali ini?"
Raka menggeleng cepat. "Nggak nggak, pokoknya aku nggak mau."
"Ih, padahal tinggal ngomong."
Raka menoleh setelahnya, ditamgkupnya pipi Anya. "Kalau masih ngomong lagi, aku cium, nih?"
Ternyata ampuh juga ancamannya, terbukti setelah itu Anya langsung merapatkan bibir dan bergerak menjauh sebelum Raka maju. Melihat itu Raka jadi terkekeh dan mengacak puncak kepala Anya.
"Ini mau ke mana jadinya?"
"Aku mau lihat sunset."
"Pantai?"
"Nggak." Anya meraih ponselnya setelah itu dan memperlihatkan layarnya pada Raka. "Obelix Hills, kayaknya bagus. Boleh, ya?"
"As you wish."

KAMU SEDANG MEMBACA
with Friend (END)
RomanceMereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat keadaan berubah dalam satu kedipan mata. Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Meski beberapa kali Anya terus menolak, berk...