26. FLUTTER

53.8K 2.4K 38
                                        

Halo halo, ada yang kangen?

***

Happy Reading^^

***

Suara pintu berdecit terdengar, Anya mengalihkan atensinya sejenak dari layar ponsel ke pintu yang baru saja dibuka itu. Sosok Raka muncul dari sana dan datang mendekat. Tangannya tidak kosong, terdapat segelas susu stroberi, meskipun ia tampak kesusahan berjalan membawa gelas tersebut.

"Nih, diminum dulu."

Anya menerima tanpa banyak bicara. Meneguknya perlahan, tapi begitu tinggal setengah, ia letakkan di nakas dekat ranjang.

Raka mengambil duduk di ranjang, tepat samping Anya. "Kok nggak dihabisin? Nggak enak, kah?

"Nanti lagi."

"Tapi enak, kan? Atau malah enek? Mau ganti rasa biar nggak enek?"

Anya menggeleng. Memposisikan dirinya berbaring, Anya lantas menarik selimut. "Aku ngantuk."

Raka menatap itu sendu. Nyatanya kejadian di dapur tadi tak mampu mencairkan kembali tembok es Anya.

"Ya udah, tidur aja, gih." Raka menaikkan selimut Anya yang hanya sebatas pinggang, kini menjadi sampai leher menjaga Anya agar tetap hangat. Satu bantal ia letakkan di samping Anya.

Tangan Raka terulur, merapikan rambut Anya yang agak berantakan dan menjuntai menghalangi wajahnya. Setelah itu, Raka mendekatkan hidungnya mencium kening Anya.

"Good night," gumamnya, amat pelan dan terdengar seperti lirihan, tapi Anya masih jelas mendengarnya karena memang hanya matanya yang memejam.

Anya bisa merasakan Raka turun dari ranjang setelah itu. Lampu dimatikan, membuat Anya heran sendiri untuk apa Raka mematikan lampu jika tidak ikut tidur.

Raka melangkah menuju kursi belajar yang terletak agak pojok kamar. Selama beberapa menit, tak ada suara pergerakan dari Raka, membuatAnya yang belum sepenuhnya tertidur itu membuka mata, sedikit mengintip dari balik selimut.

Anya hanya melihat punggung Raka, entah sedang apa laki-laki itu. Anya menyingkap selimutnya, tak jadi tidur. "Lagi apa?"

Raka sedikit terjingkat karena suara Anya. Ia pun berbalik, alisnya terangkat. "Belum tidur?"

Anya berdecak. "Aku dulu yang tanya."

Raka terkekeh. "Beresin ini, berantakan dari sebelum kita pindah hari itu. Sama lihat foto-foto ini."

Mata Anya beralih pada kamera digital di tangan Raka. Paham ke mana arah pandang Anya, Raka pun tersenyum. "Mau lihat?"

Anya mengangguk membuat Raka menjeda aktivitasnya membereskan barang-barang berantakan di atas meja. Raka beranjak mendekat sebelum menghidupkan kembali lampu kamar, ia ikut naik ke atas ranjang tepat di samping Anya yang memposisikan diri duduk bersandar.

"Nggak bisa tidur, ya?"

"Iya."

"Kenapa? Mau dipeluk?"

Anya membalas dengan melayangkan tatapan tajamnya, sontak mengundang kekehan renyah dari Raka. "Becanda," ujarnya.

Raka menarik selimut menutupi kaki keduanya, lalu ikut duduk bersandar di samping Anya.

"Ini kamera dari zaman kapan?"

"SMP ... kayaknya? Lupa."

"Dari kamu sebelum pindah ke sini?"

with Friend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang