Misi mau ngeluarin draft, apa kabar nih?
Ini cerita agak lain dari ceritaku yang lain, yaabgtulah
Btw tau cerita ini dari mana?
Udah ada baca ceritaku yang lain?
***
Happy Reading^^
***
"Dia selingkuh."
Gerakan tangan Anya yang sedang mengaplikasikan sunscreen di wajahnya itu terhenti. Tak cukup menatap Raka di belakangnya dari cermin, ia pun sontak menoleh. Alisnya menukik tak percaya.
"Lea? Cewek sok cantik itu? Serius Lo?"
"Dia emang cantik."
"Cantik tapi tukang selingkuh buat apa."
Dan Raka pun terdiam. Kini berguling memposisikan dirinya berbaring di ranjang besar milik Anya. Menatap langit-langit kamar cewek itu.
Helaan napas panjang Anya keluar melihat ekspresi memprihatinkan sahabat cowoknya yang dibudakkan oleh cinta itu.
"Kok Lo tau dia selingkuh?" tanya Anya.
"Gue lihat kemarin." Cowok itu menjawab singkat. Mulai berguling lagi di ranjang Anya, mencari kenyamanan dengan memeluk boneka besar pemberiannya. Kasur besar Anya yang nyaris dua kali lipat lebih besar dari kasurnya itu memang tempat paling nyaman.
"Mungkin aja Lo salah lihat," ujar Anya bermaksud menenangkan. Mungkin hanya itu yang bisa ia bantu. Sebab sebetulnya, ia pun tidak begitu suka melihat pacar Raka yang bernama Lea itu. Sok cantik, sok penguasa, dan sok yang lainnya.
"Udah dua kali gue lihat yang kayak kemarin. Dua Minggu yang lalu gue juga lihat. Terus seminggu yang lalu Tama ngasih info gue juga, dia bahkan sempat dapat foto bukti."
Anya menipiskan bibir, berbalik lagi mengaplikasikan skincare-nya kini. "No comment, deh, gue."
"Hibur, kek."
"Ntar malem aja gue traktir."
Raka langsung bangkit dari posisi baringnya, mengamati Anya yang memang tampak rapi dan sedang memoleskan bedak tipisnya di wajah. "Lo mau ke mana?"
Anya tersenyum lebar. "Kencan, dong. Gue punya pacar juga."
Raka mencibir. "Masih sama yang dulu? Byan Byan itu?"
"Hm."
Sentuhan terakhir, Anya memberi sedikit liptin di bibirnya. Anya memperhatikan pantulan wajahnya di cermin. Dirasa puas, ia pun bangkit dan meraih tas selempang dan ponselnya.
"Dah, gue pergi dulu. Kalau mau makan ambil aja, suruh Mbak Yuni angetin lauknya," ujar Anya menyebutkan nama asisten rumah tangga.
"Gue ditinggal ini?"
Anya terkekeh geli melihat ekspresi melas yang ditunjukkan Raka. Ia pun berjalan mendekat, mengacak rambut cowok itu. "Putusin aja pacar Lo, cari yang baru. Cewek bukan dia doang."
"Nanti malem gue ada janji sama dia, mau gue putusin."
"Bagus."
"Abis itu traktir, lho, ya!"
"Iya." Diraihnya pundak Raka, kemudian memeluknya. Sedikit memberi elusan di punggung cowok itu. "Utututu kasian banget temen gue."
"Ck!" Raka langsung menarik menjauh, membuat Anya terkekeh geli. Temannya itu memang tidak suka dianggap seperti anak kecil yang dimanja-manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
with Friend (END)
RomanceMereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat keadaan berubah dalam satu kedipan mata. Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Meski beberapa kali Anya terus menolak, berk...