Noted kalau ada typo yaa. Niatnya sih ngga up malem ini, soalnya kemarin udah double
Btw, aku ngga bisa buat adegan berantem huhu mo nangis
Byan or Raka?
***
Happy Reading^^
***
"Lo mau mati?"
BUGH!
"Bangsat!"
Perkelahian tak dapat dihindari. Raka menarik kerah kemeja Byan, sontak membuatnya terlepas dari Anya. Raka gerak cepat melayangkan pukulan yang tepat sasaran mengenai rahang Byan.
Semuanya terlalu tiba-tiba membuat Byan yang belum siap langsung terjatuh akibat pukulan telak Raka. Ia meringis nyeri, lalu bangkit dan balas menerjang Raka. Menduduki perut Raka dan memukulinya membabi buta.
"Lo yang bangsat, anjing! Banci Lo? Cowok brengsek kayak lo nggak pantes buat Anya!"
Raka sedikit kewalahan menghadapi serangan kuat Byan. Mengunci pergerakan Byan, Raka berhasil membalikkan keadaan setelah itu.
Anya menggigit kuku jarinya di belakang mereka. Tak cukup keberanian untuk memisahkan mereka, tangannya benar-benar bergetar mengeluarkan keringat dingin. "By, udah," lirihnya.
Taman yang memang dalam keadaan agak sepi itu tak ada yang memisahkan mereka.
Raka unggul dari Byan yang sudah nyaris kehilangan kesadaran kini. Tak tega dengan keadaan Byan, Anya lantas bergerak maju walau diliputi ketakutan.
"Ka, plis. Udah." Anya menarik-narik ujung kaos oblong yang dikenakan Raka. Sontak saja, dalam sekejap cowok itu diam tak lagi melakukan serangan saat tangan Anya menarik lengannya.
Ia menoleh pada Anya. "Jangan berantem," ujar Anya memohon.
Raka menarik napas dalam, menurut setelahnya. Ia pun menjauhkan diri dari Byan, tapi itu ternyata digunakan kesempatan bagi Byan.
BUGH!
Byan mengarahkan bogeman mengenai hidung Raka. Darah segar mengalir dari sana membuat sensasi nyeri kembali menjalar. Raka mengusapnya acuh dan membalas pukulan Byan.
"By---"
Tangan Byan menginterupsi Anya agar menjauh, bahkan cowok itu sempat-sempatnya berujar, "Jangan mendekat, Nya. Biar aku habisin cowok yang udah rampas kehormatan kamu!"
Raka semakin terkulai lemas di bawah pukulan Byan yang terus membabi buta tak peduli Raka nyaris di ambang kesadaran. Anya semakin panik dibuatnya. Sampai akhirnya ia memberanikan diri meminta tolong.
Mereka baru berhasil dipisah oleh tiga anak SMA yang kebetulan ada di sana. Syukurlah, barulah Anya dapat bernapas lega.
Raka menepis tangan anak SMA yang menahannya. Ia maju menarik tangan Anya. "Ayo pulang," ujar Raka.
Anya tertarik pasrah meski dalam langkahnya ia terus menoleh ke belakang, tepatnya ke arah Byan yang tersenyum padanya dan seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Sepanjang langkah hanya ada keheningan di antara keduanya. Anya melirik ke arah tangan Raka yang menggandengnya, tampak memerah mengeluarkan darah di buku-buku jari. Tanpa sadar Anya meringis melihatnya.
Luka Raka jauh lebih parah dibanding luka Byan, sebab Byan selalu berhasil membalikkan keadaan. Bahkan luka Raka masih belum kering akibat pukulan papanya saat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
with Friend (END)
RomansaMereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat keadaan berubah dalam satu kedipan mata. Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Meski beberapa kali Anya terus menolak, berk...