Happy Reading^^
***
Siang itu Raka berdiam diri sebentar di perpustakaan kampus, mengerjakan tugas sembari mencari buku untuk referensi. Laptop di depannya dibiarkan menyala, sementara dirinya terlihat fokus membaca buku.
Namun, suara decitan kursi membuat fokusnya terganggu. Raka mendongak, alisnya terangkat menyadari yang duduk di hadapannya adalah Diana, teman Anya. Bisa dibilang mereka cukup dekat, tapi tak terlalu. Anya masih suka tertutup tentang dirinya meski pada temannya.
"Hei." Diana memajukan tubuh menyapa. Matanya mengerling sejenak, lalu berbisik, "Lo putus sama pacar Lo, ya?"
Diana ini memang tukang gibah, informasi bisa dia dapatkan dengan mudah sana-sini. Sangat berbanding terbalik dengan Anya yang cuek tak suka dengan berita menghebohkan yang dibawa Diana, entah mengapa keduanya bisa berteman.
Raka memutar bola mata. "Kalau putus bukan pacar lagi."
Diana berdecak. "Cukup jawab aja."
"Mau tau aja. Siapa Lo tanya-tanya?"
Diana melempar tatapan sinisnya. "Gue udah tau jawabannya, sih."
"Ya udah, nggak usah tanya-tanya." Raka kembali membaca buku, mengabaikan kehadiran Diana yang jujur saja mengganggunya.
Diana yang sebal menendang kaki Raka di balik meja. "Btw, Anya nggak papa, kan?"
Sontak Raka langsung mendongak. "Maksud Lo?"
Diana membuka ponselnya. "Handphone-nya nggak aktif."
Raka diam sejenak, tapi setelahnya ia mengedikkan bahunya tanda tak tahu. Tak mau kasih tau lebih tepatnya.
"Kata Byan juga nggak aktif. Makanya dia nitip ini ke gue."
Raka mengernyit, tertarik dengan arah pembicaraan Diana. "Titip apa?"
Diana mengeluarkan sebuah kotak cukup besar dari tasnya, didorongnya kotak tersebut mendekat ke arah Raka yang terlihat penasaran. "Niatnya, sih, mau gue kasih langsung ke Anya hari ini, tapi nggak bisa. Gue titip Lo, ya?"
Raka tertegun. "Byan nggak bilang emang?"
Diana bingung. "Bilang apa?"
"Itu---buat jangan dititipin ke gue?"
Diana semakin bingung dibuatnya. "Emang nggak boleh, ya?"
Raka mengibaskan tangannya. Ya sudahlah, untung buatnya juga karena malah dititipkan padanya. "Nggak---nggak papa. Makasih, btw."
Raka mengemasi barang-barangnya cepat.
"Hah? Buat?"
"Karena udah nitipin barang ini ke gue. Dah, gue duluan." Raka lantas bangkit dan keluar perpustakaan, mengabaikan Diana yang semakin bingung menatap kepergiannya.
***
Walau Anya bilang tak ingin titip apa-apa, tapi Raka tetap membawa pulang kue lapis yang sempat dibelinya di jalan sewaktu pulang kampus tadi. Ia juga tak lupa membeli susu ibu hamil seperti saran ibunya.
Memasuki rumah Anya, Raka disuguhkan pemandangan televisi menyala sementara si pemilik tak ada di sana. Raka buru-buru melangkah ke kamar tamu, barangkali Anya tidur. Namun, ternyata dugaannya salah.
Raka langsung berlari menaiki tangga, mungkin saja Anya memilih tidur di kamarnya sendiri mengabaikan titahnya tadi pagi. Namun lagi-lagi, Anya tak ada. Bahkan ia sudah mencarinya di kamar mandi tapi hasilnya nihil.

KAMU SEDANG MEMBACA
with Friend (END)
RomansaMereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat keadaan berubah dalam satu kedipan mata. Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Meski beberapa kali Anya terus menolak, berk...