4. A FACT

84K 3.8K 25
                                    

Happy Reading^^

***

"Ih, sebel!" Rayna langsung berlari menuju kamarnya begitu Raka melepaskan dirinya dan masuk rumah. Ia marah Raka berlaku seenaknya padahal, kan, dia cuma main.

Raka geleng-geleng kepala melihat bocah itu. Ia meraup mukanya lalu melangkah ingin menuju kamar. Sementara sang ibu datang dan berujar, "Lho, Rayna mana?"

"Kamar," jawab Raka mengedikkan dagu menunjuk ke arah kamar tamu yang ditinggali Rayna. "Ngambek anaknya Raka paksa pulang."

"Kamu, tuh! Jangan galak-galak, dong, sama dia."

"Nggak galak. Dia aja yang bandel."

Sang ibu hanya geleng-geleng kepala. "Makan, gih, Bang. Ibu panggil Rayna dulu."

Raka mengambil air dingin di kuljas, lalu meneguknya. "Duluan, Bu. Raka nanti aja."

Mendengar itu sang ibu menipiskan bibir, menyadari perubahan akhir-akhir ini dari sang anak. "Kamu kenapa, sih, Bang? Cerita sama Ibu kalau ada masalah."

Raka menoleh dan tersenyum singkat. "Nggak ada, Bu."

"Kamu jarang makan di rumah, lho. Atau kamu emang nggak makan beberapa hari ini?"

"Nggaklah. Sempat makan di kantin kampus, kok."

"Ya udah, tapi nanti makan lho, ya."

"Iya." Raka lantas benar-benar melangkah masuk kamar.

***

Anya mengedarkan pandangan begitu turun tangga dari kamarnya. Rumah besar milik keluarganya terasa sepi, seperti biasa. Ia menghela napas panjang, lalu melangkah menuju dapur.

"Mbak Yuni masak apa?"

Menyadari kehadiran Anya, Mbak Yuni pun menoleh. "Mau apa, nih, Mbak? Saya ada masak cumi crispy. Terus masak ongseng tahu sama sayur juga. Atau kalau Mbak Anya mau yang lain saya masakin."

Anya malah bangkit menuju kulkas. "Nggak, deh, Mbak. Aku makan nanti aja. Lagi nggak terlalu lapar," ujarnya pada Mbak Yuni.

Matanya menyusuri isi kulkas satu persatu, tapi justru tertuju pada es krim yang ia ingat beli seminggu lebih yang lalu. Diambilnya es krim tersebut, ia lalu menuju meja makan.

"Lho, tumben makan es krim, Mbak? Rasa mint choco, lagi." Mbak Yuni yang kebetulan melihat berujar.

Anya mendongak. "Penasaran rasanya. Lagian masih sisa satu, sayang kalau nggak dimakan."

Mencicipi sepucuk es krim yang ia sendokkan, lalu memasukkan dalam mulut. Mulai merasakan rasa es krim dalam mulutnya.

"Enak, Mbak?" tanya Mbak Yuni.

Anya tak menjawab pertanyaan Mbak Yuni dan malah berujar, "Besok beliin lagi, ya, Mbak."

Ponsel Anya berbunyi nyaring membuat si empu langsung meliriknya. Sadar siapa yang menelponnya, Anya langsung menggeser tombol hijau.

"Halo?"

"Hei, coba keluar rumah bentar."

Senyum tipis Anya mengembang. Ia lantas bangkit keluar rumah. "Kamu di rumah aku, ya?"

"Yaah ketahuan, deh."

Anya terkekeh mendengar suara kecewa sang pacar. Sampainya di depan pintu, Anya langsung membukanya tanpa pikir panjang.

"Surprise!"

Anya terkejut begitu sosok Byan tidak datang sendirian. Melainkan bersama boneka beruang warna pink yang ukurannya hampir menyamai Byan sendiri. Anya menangkup mulutnya, terharu.

with Friend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang