31. THE STORY

48.8K 2K 11
                                    

Hehe aku ngga ingkar janji kanಥ⁠‿⁠ಥ

tandain kalau ada typo

***

Happy Reading^^

***

Suara pintu dibuka, wanita yang terbaring di ranjang rumah sakit itu lantas menoleh sekedar ingin tahu siapa yang datang. Senyumnya mengembang tipis menyadari Raka yang datang menjenguk.

"Udah enakan?"

"Hm, lumayan." Pandangan Hani teralihkan pada Anya yang terus berdiri agak belakang dari tubuh Raka. Menyipitkan mata, Hani mencoba mengingatnya. "Anya, ya?"

"Iya."

"Oh, hai. Sampai nggak bisa ngenalin kalau itu kamu. Raka sering cerita tentang kamu."

"Cantik aslinya, kan?" Suara Raka menyahut, membuat Hani mendengkus sementara Anya meringis malu.

"Raka banyak cerita tentang kamu. Btw, Baby sehat, kan?"

Anya sontak mengelus perut besarnya dan tersenyum tipis. "Iya, Kak. Alhamdulillah sehat."

"Kak Hani gimana? Udah enakan, kah?"

"Iya, lumayanlah."

Raka menarik kursi samping ranjang Hani agar Anya bisa duduk di sana. Kemudian ia bergerak menjauh duduk di sofa agak pojok, sengaja memberi ruang pada Anya yang mungkin ingin berbicara dengan kakaknya.

"Raka baik sama kamu, kan?"

Anya menarik senyum tipis. "Iya."

"Dia banyak cerita tentang kamu, lho. Lebih seringnya muji, sih." Anya terkekeh.

"Dia juga sempat nangis cerita ke aku kejadian hari itu, maafin kakak, ya. Kakak jadi ngerasa bersalah." Hani memegang tangan Anya, tulus meminta maaf terpancar dari matanya.

Anya meringis samar. "Bukan salah Kakak. Aku udah dengar penjelasannya."

"Jadi kamu maafin dia, kan? Aku bukan ngebela Raka di sini, tapi aku tau dia benar-benar sesuka itu sama kamu."

"Iya, Kak. Aku tau, maaf juga. Mungkin, aku emang yang terlalu berlebihan."

"Enggak. Itu wajar, kok." Hani menerbitkan senyum hangatnya. "Soal Lea, maaf kalau sikap dia bikin kamu nggak nyaman, Kakak bakal coba bilang baik-baik ke dia."

"Rayna yang cerita?"

"Iya, aku juga kaget dia tiba-tiba datang matanya berkaca-kaca." Hani terkekeh mengatakan itu.

"Iyakah?" Tawanya menular pada Anya.

"Kehadiran kamu bawa banyak perubahan buat keluarga kami, makasih, ya."

"Ah, bukan kali, Kak. Emang yang namanya manusia juga pasti berubah, kan."

"Tahan-tahan sama Raka, ya. Dia emang kadang childish."

Anya terkekeh, mengangguk dan membenarkan itu.

"Btw, kamu nggak lapar?"

Anya meringis lebar. "Tadi sempat makan dikit di rumah, sih. Tapi masih laper sebenarnya, hehe."

Hani menggeleng-gelengkan kepalanya. "Duh, mana adanya cuma buah." Ia lalu menolehkan kepala pada Raka di ujung ruangan. "Heh elo!" serunya.

Anya mendelik mendengar panggilan galak yang ditujukan pada Raka itu.

with Friend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang