Tandai ada typo ya bebs˘ ³˘
Hari Ahad mau update lagi, stay tune yaa
***
Happy Reading^^
***
"Gue mau cari Anya, dia ada di sini, kan?"
Kening Raka semakin berkerut, menunjukkan rasa tak sukanya secara terang-terangan pada pria di depannya itu. Raka tak tahu dia siapa dan ada hubungan apa dengan istrinya.
Menyadari ekspresi tak enak dari Raka, Haidar lantas menarik senyum. Sejenis senyum sinis yang membuat lawan bicara merasa tak nyaman, tapi Haidar masih berusaha menunjukkan keramahannya walau tahu di depannya itu adalah suami Anya. Sosok pria yang telah membuat adiknya menderita, begitulah yang ada di pikiran Haidar.
"Oh ya, kenalin gue Haidar." Ia mengulurkan tangannya yang tak langsung dibalas Raka. Haidar mengangkat alis, menarik kembali tangannya merasa diabaikan. Ah, lagipula dia tak mengharapkan sambutan hangat.
"Siapanya Anya?" tanya Raka.
"Lho, nggak tau?" Ekspresi terkejut Haidar dibuat-buat. "Sori, Bro. Gue kira Lo suaminya."
Raka semakin tersulut. "Gue emang suaminya!" Bahkan nada bicaranya pun mulai naik.
Sangat berbanding terbalik dengan Haidar yang justru menarik senyumnya. "Kok nggak tau gue siapanya Anya?"
Menarik napas dalam-dalam, Raka mencoba tenang dan menguasai diri. Bukankah Anya suka pembawaannya yang tenang?
"Apa perlu tau, Lo siapanya Anya?"
"Kenapa nggak? Kalau Lo cukup penting di hidup dia, dia pasti cerita gue siapa."
Raka mencoba mengingat lagi, barangkali ia lupa kalau Anya memang pernah menceritakan sosok pria di depannya itu. Namun seberusaha apapun Raka mencoba, ia sama sekali tak mengingatnya.
"Ah, yaudahlah ya kalau nggak tau." Haidar berujar kembali, agak prihatin juga menatap ekspresi serius Raka yang terus mencoba mengingat sesuatu. "Nanti tanya Anya sendiri, itu pun kalau dia mau cerita. Btw, Anya sekarang di sini, kan? Tolong, gue mau ketemu dia."
"Ada hal penting apa?" Raka bertanya.
"Harus banget Lo tau?"
"Iya, gue suaminya."
Haidar terdiam cukup lama, kemudian terdengar helaan napas panjang. "Gue mau ngomong sama dia, sebentar. Dan ini nggak ada sangkut pautnya sama Lo, jadi gue pikir Lo nggak perlu tau sekalipun Lo adalah suaminya."
"Hak gue mau larang dia ketemu Lo atau nggak," balas Raka tak kalah sengit.
Perdebatan itu akan terus berlangsung kalau saja tidak terdengar suara langkah dari arah dalam rumah. Raka spontan menoleh, pun dengan Haidar yang langsung mengintip dari balik tubuh Raka yang menghalangi pandangannya.
Raka berharap bukan Anya yang datang, tapi nyatanya memang Anya. Bahu Raka melemas tanpa sadar.
"Raka, kenapa lama banget ambil brownies?" Anya menghampiri Raka yang berdiri di ambang pintu, masih belum menyadari sosok Haidar di sana.
"Hei!" seru Haidar menyapa begitu matanya menemukan Anya.
Masih belum menyadari, Anya menyipitkan mata. Mulutnya terbuka begitu sadar sosok di depan pintu itu adalah Haidar, Anya lalu melangkah mendekat.
"Sibuk banget sampai aku dilupain lagi?" Anya bertanya.
Raka mendadak tak kasat mata di antara keduanya, membuat pria itu kesal setengah mati karena merasa diabaikan. Tubuhnya disandarkan ke pintu, sementara tangannya bersedekap dada, mengamati dan mendengarkan pembicaraan mereka dalam diam, meski mati-matian menahan gejolak dalam dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
with Friend (END)
RomanceMereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat keadaan berubah dalam satu kedipan mata. Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan. Meski beberapa kali Anya terus menolak, berk...